Menentukan hotel untuk liburan romantis tak semudah memilih penginapan untuk liburan keluarga. Beberapa faktor yang biasanya dipertimbangkan adalah suasana yang tenang, panorama yang memanjakan mata, hingga ketersediaan fasilitas pendukungnya yang mumpuni seperti ruang spa dengan opsi perawatan kelas dunia. Kami memilih 20 hotel di Asia dan Australia yang ideal untuk liburan romantis Anda tahun ini:
Kolam renang di akomodasi tipe vila Mandapa Ubud. (Model: Nic Thompson; Foto: Ronald Liem)
Mandapa, a Ritz-Carlton Reserve Saat dibuka pada September 2015, Mandapa menyita perhatian para pelancong dunia. Bukan hanya karena ia merupakan properti Ritz-Carlton Reserve pertama di Indonesia, namun juga karena keindahan properti dan panoramanya.
Interior suite dengan balkon privatnya yang menatap alam asri Ubud.
Bersemayam di tepi Sungai Ayung di Ubud, interiornya yang cantik didesain oleh Jeffrey Wilkes yang menampilkan material kayu serta dipercantik dengan kriya dan lukisan apik yang menggambarkan alam dan budaya Bali.
Bangunan megah di tepi sawah dan Sungai Ayung. (Model: Andrew Thomas/Ford Models; Foto: Ronald Liem)
Mandapa menawarkan 60 suite dan vila yang masing-masing menyajikan pemandangan hutan atau sawah. Akomodasi tipe suite dengan luas mulai dari 100 meter persegi sudah cukup mumpuni untuk liburan Anda, namun jika mendambakan privasi lebih, akomodasi tipe vila bisa menjadi pilihan. Tiap vila dicetak lapang dengan luas mulai dari 431 meter persegi serta dilengkapi dengan kolam renang privat.
Kolam renang di area spa.
Untuk opsi kegiatan bersama pasangan, resor eksklusif ini menawarkan beragam aktivitas mulai dari tur dengan mobil Volkwagen klasik Type 181, piknik di gubuk tengah sawah, makan malam romantis di tepi Sungai Ayung, hingga perawatan spa berdua. ritzcarlton.com.
Acaraki “Kenapa orang malas minum jamu? Karena katanya rasanya pahit,” ujar Jony Yuwono, pemilik Acaraki, tentang salah satu mitos yang menghantui persepsi terhadap jamu di Indonesia. Jamu kerap disejajarkan dengan puyer, obat yang menebar horor akibat rasanya yang pahit. Padahal, minuman tradisional ini punya rasa yang kompleks.
Acaraki didirikan pada Juli 2019 dengan misi memperbaiki citra jamu tersebut. Kafe ini berada di Kota Tua, beberapa langkah dari Taman Fatahillah. Lantai dasarnya didesain layaknya kafe umumnya, sementara lantai atasnya difungsikan untuk menanggap kelas atau lokakarya.
Kontras dari kebanyakan warung jamu, Acaraki menerapkan model bisnis ala kedai kopi kontemporer. Bahan minumannya diseleksi dari pemasok pilihan. Untuk beras kencur misalnya, tempat ini membeli berasnya dari Lampung, sementara kencurnya dari Subang. “Seperti biji kopi, beda daerah, aroma dan rasa yang dihasilkan oleh kencur juga berbeda,” jelas Sari, staf Acaraki.
Dalam hal peracikan, pendekatannya juga mirip kedai kopi. Oleh staf yang penampilannya lebih mirip barista ketimbang “mbok jamu,” tiap bahan ditakar cermat memakai timbangan elektronik, lalu diracik dalam air yang juga diukur presisi suhunya. Setelah itu, tergantung pesanan Anda, jamu dihidangkan dalam French press atau carafe.
Kiri-kanan: Salah satu minuman racikan yang ada di Acaraki; pintu masuk kafe.
Selain ramuan-ramuan klasik, buku menu Acaraki mencantumkan sejumlah minuman inovatif. Berbasis empat komponen utama—beras, kencur, kunyit, dan asam—para barista menciptakan “koktail herbal” yang merombak definisi konvensional tentang jamu. Salah satu kreasinya ialah Saranti, kombinasi es latte dan beras kencur. Minuman ini dibuat dari beras dan kencur kering yang digiling, lalu dicampur susu. Contoh kreasi lainnya, Golden Sparkling, dibuat dari kunyit dan asam dengan campuran gula, es, dan air soda. “Air sodanya kami buat sendiri,” tambah Jony yang pernah menjabat Wakil Ketua Umum Gabungan Pengusaha Jamu.
Seperti Remboelan atau Kaum yang memberi tafsir premium kuliner Nusantara, Acaraki mengangkat jamu ke level yang berbeda. Dalam interiornya yang trendi, jamu diracik dengan teknik modern, lalu dipresentasikan dalam format kontemporer. “Agar lebih mudah mengenalkannya kepada anak muda,” jelas Jony.
Kedai Bukti Mentjos menawarkan lebih dari 20 jenis minuman herbal.
Kedai Bukti Mentjos Beroperasi sejak 1980-an, Kedai Bukti Mentjos merupakan salah satu perintis kedai jamu modern di Jakarta. dari segi desain, penampilannya mengombinasikan langgam kafe modern dan warung jamu tradisional. Kedai yang berlokasi di jalan Salemba Tengah ini mengajak pengunjung menikmati lebih dari 20 jenis minuman herbal buatan perusahaan jamu bukti Mentjos, juga berbelanja aneka jamu kemasan dan produk lulur. @jamubuktimentjos.
Interior Sentra Jamu Indonesia.
Sentra Jamu Indonesia Pendirinya ialah PT. Sido Muncul, salah satu produsen jamu paling senior di indonesia. Eksteriornya sekilas mirip benteng bergaya oriental, sedangkan interiornya lebih didominasi nuansa Jawa dengan taburan mebel kayu. Sentra jamu Indonesia menjajakan beragam jenis minuman jamu dengan presentasi modern. Dirintis di Jakarta, tempat ini berniat melebarkan sayapnya ke Surabaya dan Semarang. sidomuncul.co.id.
Aneka dekorasi bertebaran di kedai Suwe Ora Jamu.
Suwe Ora Jamu Kedai ini lahir pada 2013 dari minat pribadi pemiliknya, Nova Dewi, yang sejak kecil hobi mengonsumsi jamu. Suwe Ora Jamu, yang namanya terinspirasi lagu populer karangan R.C. Hardjosubroto, menghidangkan jamu dengan presentasi modern dalam ruangan trendi yang sarat dekorasi. Setidaknya hingga 2019, kedai ini telah hadir di tiga lokasi di Jakarta: Kebayoran Baru, Salihara, serta Grand Indonesia. Sementara produknya telah dijajakan di lebih dari 40 kafe dan toko di Surabaya, Bali, serta Jabodetabek. suweorajamu28.com.
Dipublikasikan perdana di majalah DestinAsian Indonesia edisi Januari/Maret 2020 (“Jamu Tak Jemu”)
Mengenang separuh milenium kepergian Leonardo Da Vinci, sejak tahun lalu, sejumlah kota di Eropa menggelar beragam acara. Mulai dari Italia yang menggelar pameran nomaden Celebrating Leonardo, Buckingham Palace di Inggris yang membuka pameran berisi sekitar 200 karya sang artis, hingga Louvre Paris, yang menggelar pameran khusus 500 Tahun Kematian Da Vinci hingga 24 Februari 2020.
Namun, kini Anda tak perlu pergi ke Eropa untuk melihat langsung karya-karya sang maestro. Pasalnya, mulai 6 Februari hingga 3 Maret 2020, 17 lukisan Da Vinci akan dipajang di dalam Museum Bank Mandiri di Jakarta. Selain mengenang lima abad kematian Leonardo da Vinci, pameran yang dipersembahkan Kedutaan Besar Italia dan Institut Kebudayaan Italia ini juga sebagai peringatan 70 tahun hubungan diplomatik bilateral antara Republik Italia dan Republik Indonesia.
Pameran bertajuk Leonardo da Vinci: Opera Omnia tersebut dihadirkan dengan format digital canggih high-definition dari lukisan-lukisan aslinya dengan ukuran yang sama. Sehingga para pengunjung seolah benar-benar berada di depan karya aslinya. Seluruh lukisan menggunakan kanvas PVC serta tinta berbahan dasar air yang ramah lingkungan. Warna lukisan dipertajam dengan cahaya LED backlight yang menyorot dari balik kanvas.
Beberapa karya yang ditampilkan mulai dari La Scapigliata, Mona Lisa, hingga The Last Supper. Sebelum dibawa ke Indonesia, sederet reproduksi karya Leonardo ini sudah lebih dulu keliling ke beberapa negara Asia lainnya, yakni Beijing, Kuala Lumpur, dan Yangon.
Como Shambhala Estate Como dan wellness adalah dua kata yang tak terpisahkan. Melihat konsep retret holistis yang ditawarkannya, resor ini bahkan lebih menyerupai ruang terapi yang menawarkan akomodasi, ketimbang sebaliknya. Di COMO Shambhala Estate misalnya, selain empat program wellness dan 10 jenis pijatan, tamu bisa menikmati akupunktur, terapi tubuh, hydrotherapy, perawatan wajah, serta yoga dan pilates yang diasuh oleh mentor berpengalaman. Untuk menjawab pertanyaan tamu seputar kesehatan jiwa dan raga, resor ini menyiapkan sejumlah konsultan, contohnya Prasanth untuk Ayurveda medis, Paula Choi khusus pengobatan oriental, serta pakar nutrisi Eve Persak. Banjar Begawan, Payangan; comohotels.com.
Revivo Wellness Resort Bali menawarkan enam paket retret dan beberapa program temporer.(Foto: What The Fox Studio/IB Photography/Revivo Wellness Resort Bali)
Revivo Wellness Resort Bali Diresmikan pada 2018, resor ini menghadirkan sesuatu yang relatif langka di Nusa Dua: suaka rejuvenasi. dalam kompleks yang diselimuti pohon rindang, Revivo menawarkan enam paket retret dan beberapa program temporer, contohnya yoga untuk keluarga, terapi tidur, detoksifikasi, penurunan berat badan, serta perawatan khusus ibu hamil. Satu tawarannya yang tak kalah atraktif ialah Diving & Mind Training Retreat di mana peserta dibawa dalam ekspedisi pesiar menaiki pinisi untuk menikmati kegiatan bahari, yoga, serta meditasi. Jl. Desa Sawangan, Benoa; revivoresorts.com.
Alila Manggis memberikan tamu keleluasaan lebih dalam memilih kelas dan waktu.
Alila Manggis Tahun lalu, usai meresmikan Surya, balai kebugaran baru di tepi pantai, resor yang berlokasi di timur Bali ini lebih kreatif dan agresif mengemas paket-paket rejuvenasinya. Aktivitas seperti yoga, meditasi, tai chi, dan qigong ditawarkan hampir setiap hari dengan diasuh para praktisi berpengalaman, termasuk sang general manager resor. Melalui paket Self-Styled Wellness Getaway, tamu juga bisa mengemas pengalaman kegiatan liburan sesuai minat dan kebutuhan. Kontras dari banyak resor retret yang menerapkan disiplin ketat, Alila Manggis memberikan tamu keleluasaan lebih dalam memilih kelas dan waktu. Manggis, Karangasem; alilahotels.com.
Kelas yoga di Anantara Uluwatu.
Anantara Uluwatu Sejak dirintis pada 2001 di Thailand, Anantara aktif menonjolkan citranya sebagai destinasi rejuvenasi dan relaksasi. Di Uluwatu, melalui fasilitas andalan Balance Wellness by Anantara, resor mewah di tepi tebing selatan ini menawarkan beragam program retret berdurasi satu dan tiga hari yang mencakup antara lain yoga, latihan kebugaran, serta paket makanan dan minuman sehat. Seperti terlihat di resor Anantara lain, cabang Uluwatu juga memiliki program khas lokal, salah satunya terapi tradisional ala Bali oleh Ibu Jero yang bertujuan melepaskan energi negatif, menyembuhkan trauma, serta mengatasi rasa cemas. Jl. Pemutih, Uluwatu; anantara.com.
Dipublikasikan perdana di majalah DestinAsian Indonesia edisi Januari/Maret 2020 (“Terapi Tetirah”)
Hari Kasih Sayang akan hadir sebentar lagi. Kami merekomendasikan 10 tempat di Jakarta untuk merayakannya bersama pasangan secara romantis.
Meja tepanyaki di restoran Kahyangan dengan latar panorama kota.
Pullman Jakarta Indonesia Habiskan malam Hari Kasih Sayang dengan menikmati sajian Jepang terbaik di restoran Kahyangan. Restoran Jepang senior yang bertengger di lantai 28-30 gedung Wisma Nusantara ini menawarkan makan malam dengan sajian diracik dari bahan-bahan terbaik, termasuk daging wagyu impor. Sesi santap malam ditawarkan dengan harga mulai dari Rp2.200.000++ untuk dua orang. Menariknya, tiap tamu yang membeli paket makan spesial ini berhak untuk mengikuti undian berhadiah voucher dari Frank & Co. Sementara itu, bagi Anda yang lebih memilih untuk menikmati sajian prasmanan melimpah, restoran Sana Sini yang bersarang di lobi hotel juga menyuguhkan paket istimewa Hari Kasih Sayang dengan beragam menu atraktif. Sesi santap malam di restoran berkapasitas hingga 250 tamu tersebut dibanderol Rp545.000++ per orang. pullmanjakartaindonesia.com; 021/391-2963.
Interior RIVA Grill, Bar & Terrace, restoran dengan menu andalan steik.
Wyndham Casablanca Jakarta Malam romantis di RIVA Grill Bar & Terrace, restoran yang berada di Wyndham Casablanca Jakarta. Tim kuliner restoran telah menyiapkan Love Package, yakni sesi makan malam istimewa dengan atmosfer romantis lengkap dengan set menu spesial lima hidangan. Makan malam tersebut tersedia dengan harga Rp1.750.000++ per pasangan, inklusif mawar dan suvenir menarik dari Frank & Co. Bagi pasangan yang ingin menghabiskan momen Hari Kasih Sayang dengan lebih istimewa, Wyndham Casablanca Jakarta juga meluncurkan paket komplet ‘Love & Diamond’. Menggandeng produsen perhiasan Frank & Co, paket yang tersedia pada 14 Februari 2020 tersebut ditawarkan dengan harga Rp55.000.000++ per pasangan. Dengan membeli paket ini, tamu akan mendapatkan privilese dijemput menggunakan limusin, menginap di Raffles Presidential Suite, makan malam tujuh hidangan, serta kalung berlian edisi khusus dari Frank & Co. wyndhamcasablancajakarta.com; 021/828-2000.
Interior segar restoran Signatures di Hotel Indonesia Kempinski usai direnovasi akhir 2019.
Hotel Indonesia Kempinski Jakarta Anda dapat menghabiskan Hari Kasih Sayang bersama orang tersayang dengan menu kuliner Jepang modern di OKU di Hotel Indonesia Kempinski. Kokinya, Kazuma Yazawa, telah menyiapkan menu berisi tujuh hidangan yang menggugah selera. Sesi makan dipatok Rp3.500.000++ untuk dua orang termasuk sake. Bagi yang mendambakan makan malam dengan opsi hidangan melimpah, Signatures Restaurant menyediakan paket makan malam dengan harga Rp1.199.000++ per pasangan. Ingin suasana yang lebih romantis? Ada paket makan malam di Sky Pool Bar & Café yang terletak di rooftop hotel dengan harga Rp5.900.000++ per pasangan. Selain makan, Hotel Indonesia Kempinski juga menawarkan Valentine’s Room Package seharga Rp2.499.000 per malam, dan Valentine’s Spa Package dengan harga mulai dari Rp2.299.000++ per pasangan. kempinski.com; 021/2358-3800.
Interior Blue Terrace, gerai baru di Ayana Jakarta.
AYANA Midplaza Jakarta Rayakan kisah cinta Anda dengan paket makan malam romantis di restoran Blue Terrace atau JimBARan Lounge yang ada di AYANA Midplaza, Jakarta. Tersedia tiga paket makan yang digelar eksklusif hanya pada 14 Februari 2020 tersebut. Mulai dari dengan set menu spesial empat hidangan yang dibanderol Rp888.000++, sesi makan ditambah dua gelas wine seharga Rp1.288.000++, dan set menu spesial empat hidangan dan sebotol wine seharga Rp1.688.000++. ayana.com; 021/2510-888.
Harris Vertu Harmoni Jakarta Hotel di kawasan Jakarta Pusat ini menawarkan sesi makan prasmanan bertema Gift of The Hearts dengan harga Rp358.000 nett per orang untuk makan malam pada 14 Februari 2020. Seluruh masakan akan disajikan secara cantik guna membuat sesi makan semakin berkesan. Harga sudah termasuk segelas wine. harrisvertuhotels.com; 021/2203-6000.
Pertunjukan? Devdan Show, pentas kolosal di Pulau Dewata. Devdan Show mementaskan tarian Bali, Jawa, Kalimantan, hingga Papua. Pertunjukan berdurasi 90 menit ini dimeriahkan oleh animasi dan efek suara bombastis.
Seni? Museum Pasifika, tempat yang menyimpan karya buatan sekitar 200 seniman dari 25 negara. Selain lukisan, termasuk karya maestro Raden Saleh dan Walter Spies, museum yang didirikan pada 2006 memajang ratusan patung dan pahatan bersejarah.
Belanja? Bali Collection, satu-satunya sentra belanja di kompleks ITDC Nusa Dua. Di lahan seluas delapan hektare, Bali Collection menampung puluhan toko dan butik, termasuk Quiksilver, Billabong, dan Surfer Girl.
Didik Agus Susilo, Chief Concierge The Apurva Kempinski Bali.
Kuliner? Art Cafe Bumbu Bali, restoran yang beroperasi sejak 1997 dan mengoleksi kuliner tradisional yang cukup komplet, mulai dari nasi campur hingga rijsttafel. Sembari bersantap, tamu bisa melihat belasan foto bertema alam dan budaya pada dindingnya.
Kongko? Reef Beach Club, wadah kongko anyar yang hadir dengan tawaran unik dan atraktif: desain rumah joglo, kolam renang infinity sepanjang 42 meter, serta menu kreatif seperti piza Bali berisi udang dan keju mozzarella dengan saus khas Bali.
Dipublikasikan perdana di majalah DestinAsian Indonesia edisi Januari/Maret 2020 (“Nusa Dua”)
Hakone Dataran tinggi di barat daya Tokyo ini telahtertera di peta pengelana sejak ratusan tahun silam. Pada masa rezim Tokugawa Shogunate misalnya, Hakone merupakan salah satu titik transit utama dalam jalur “komuter” antara Tokyo dan Kyoto. Diperiode inilah menjamur bisnis tea house, semacam rest area bagi pejalan kaki. Berpindah ke abad ke-19, setelah Jepang mem-buka perlahan pintunya bagi dunia Barat, Hakone ditetapkan sebagai satu dari segelintir tempat yang boleh dikunjungi oleh ekspatriat. Beberapa ryokan yang dulu dihuni kaum saudagar asing, contohnya Fukuzumiro, masih beroperasi hingga kini. Untuk petualang pemula, rute jalan bisa dimulai dari Ancient Cedar Avenue menuju Hakone Shrine, lalu ke Amazake-chaya Tea House untuk menikmati paket moci dan arak beras amazake. Untuk tur berisi grup kecil, hubungi Shin Kaneko, pria lokal yang lancar berbahasa Inggris, dari operator Explore Hakone (explore-hakone.com).
Shikoku Junrei Jika stamina cukup prima, pilih metode jun-uchi yang menghabiskan enam minggu. Jika mau lebih santai, pilih kugiri-uchi atau bertahap. Tapi jika ingin tuntas segera dan tak punya banyak jatah cuti, Anda bisa mengombinasikan tur naik mobil dan jalan kaki. Shikoku Junrei, sirkuit ziarah yang melingkari interior Pulau Shikoku, dilahirkan untuk mengenang Kobo Daishi, perintis mazhab Buddha Shingon di Jepang. Sang biksu menetap di sini pada abad ke-8, tapi rute ziarahnya baru dikenal publik pada abad ke-16. Shikoku Junrei membentang 1.200 kilometer dan mencakup 88 kuil pemberhentian, salah satunya Zentsuji yang menyimpan tempat kelahiran Kobo Daishi. Tidak ada aturan titik start, tapi lazimnya pengunjung mengawali perjalanan dari Ryōzenji, kuil nomor satu, lalu bergerak searah jarum jam. Di perjalanan, warga setempat mungkin akan memanggil Anda “henro-san,” artinya peziarah. Informasi dan panduan rute Shikoku Junrei tersedia di situs Biro Pariwisata Shikoku (shikoku-tourism.com).
Kuil Seiganto-ji dan air terjun Nachi No Otaki di Kumano Kodo. (Foto: Leisa Tyler)
Kumano Kodo Sejarahnya menembus satu milenium, tapi energi spiritual yang dipancarkannya masih pekat terasa. Terdiri atas lima jalur, Kumano Kodo membentang dari Osaka hingga Mie dengan panjang 307 kilometer. Di masa lalu, para bangsawan dan penganut Shinto merandai rute ini dalam ekspedisi suci yang kadang menghabiskan berminggu-minggu. Mempertimbangkan nilai sejarahnya, Kumano Kodo pada 2004 dilantik UNESCO sebagai Situs Warisan Dunia—keputusan yang kemudian melambungkan pamor tempat ini di kalangan petualang. Jutaan orang kini datang tiap tahunnya untuk melakoni napak tilas penganut Shinto, termasuk mengunjungi objek keramat seperti Nachi No Otaki (air terjun tertinggi di Jepang), serta trio kuil megah yang secara kolektif dijuluki Kumano Sanzan. Demi membantu peziarah, Biro Pariwisata Tanabe City Kumano (tb-kumano.jp) telah menciptakan panduan audio dan peta ziarah Kumano Kodo.
Dipublikasikan perdana di majalah DestinAsian Indonesia edisi Januari/Maret 2020 (“Sirkuit Spiritual”)
Pekan seni di Jakarta kian banyak. Selain Art Jakarta, kini seni rupa Indonesia kembali dimeriahkan oleh Art Moments Jakarta. Agenda seni yang diselenggarakan pada 17-19 April 2020 mendatang berlangsung di Grand Hotel Ballroom Sheraton Grand Jakarta Gandaria City Hotel, Jakarta Selatan.
Untuk edisi keduanya, pameran seni kontemporer ini mengangkat tema Yesterday Since Tomorrow. Platform berkelas internasional yang mempertemukan pemilik galeri, pelaku dan penikmat seni tersebut bakal hadir dengan dimensi baru seni Indonesia. Layaknya visi dan misi ajang seni lainnya, Art Moments Jakarta juga ingin memperkenalkan identitas baru Indonesia sebagai salah satu pusat seni rupa kontemporer di Asia, sekaligus menjadikan Jakarta sebuah salah satu destinasi wisata seni di dunia.
Pada 2019 silam, Art Moments Jakarta menampilkan sejumlah karya seni dari seniman-seniman populer seperti Banksy, L’atlas, Kongo, Stereoflow, Darbotz dan MR. Sehingga, menjadikannya sebagai salah satu pameran seni terbesar di Asia Tenggara yang sukses menampilkan karya street-art ternama di dunia.
Setelah menunjuk kurator ternama bertaraf internasional, Khai Hori sebagai Direktur Artistik, tahun ini, pihak penyelenggara menjanjikan program yang lebih menarik dengan skala yang lebih besar. Sebanyak 50 galeri dari dalam dan luar negeri—mulai dari Singapura, Kuala Lumpur, Hong Kong, Tokyo, dan Taipei—akan ambil bagian dalam Art Moments Jakarta 2020.
Beberapa seniman Indonesia yang berpartisipasi adalah Gregorius Sidharta, Mochtar Sarman, Mujahidin Nurahman, Erwin Windu Pranata, Gabriel Aries Setiadi, dan Rendi Raka Pramoedya.
Beberapa program yang telah dicanangkan agar pengunjung dapat menikmati seni dalam berbagai momen: Intimate Moments, Converse Moments, Prized Moments, dna Maker Moments. Selain itu, Art Moments Jakarta juga bekerja sama dengan Jakarta Sneakers Day yang diadakan pada 26–29 Maret 2020.
Nihi Sumba terhampar di lahan seluas 234 hektare yang memiliki makna spiritual bagi para penganut kepercayaan Marapu.
“Bagi saya, Sumba adalah tempat terindah di dunia,” ujar Christopher Burch, pemilik wellness resort Nihi Sumba dalam sebuah wawancara bersama Chris Hanrahan. “Sumba merupakan tempat yang tepat untuk relaksasi,” lanjutnya.
Nihi Sumba, tempat favorit Christopher yang terletak di sisi timur Indonesia ini, merupakan hotel tepi pantai di Pulau Sumba yang menawarkan deretan vila mewah dengan layanan terbaik. Resor tersebut juga menyuguhkan beragam aktivitas, mulai dari sunrise yoga yang ditemani panorama memikat, kelas selancar dengan instruktur kelas dunia, hiking ke desa-desa setempat, dan menikmati spa di pinggir tebing. Bahkan, Nihi Sumba juga menawarkan sesi berkuda.
Christopher Burch merupakan miliarder berusia 66 tahun dan CEO Burch Creative Capital—perusahaan yang berbasis di New York yang mengelola investasi ventura dan pengembangan merek. Tony, yang merupakan salah satu pendiri Tory Burch LLC (dia dan perancang busana Tory [Robinson] Burch menikah pada 1996 dan bercerai pada 2007 silam), sangat terkesan dengan Pulau Sumba saat pertama kali berkunjung ke Nihi Sumba (dulunya bernama Nihiwatu). Kekagumannya tersebut diakhiri dengan mengakuisisi resor yang dulunya dikenal sebagai suaka peselancar tersebut.
Nihi adalah resor indah yang menawarkan eksplorasi pulau dan kerja sama komunitas. Tawarannya fokus pada program wellness dengan menyediakan beragam aktivitas seru seperti safari spa—paket spa berdurasi satu hari atau setengah hari yang mencakup trekking dan bertemu penduduk lokal.
Apa yang telah dipelajari Burch dari penduduk lokal? “Meskipun hidup mereka tidak bisa dibilang mudah—baik secara ekonomi maupun lingkungan, namun mereka selalu tersenyum,” jawabnya. Burch berharap seluruh tamunya atau siapa pun saja yang mengunjungi Sumba juga dapat tersenyum selama berada di pulau ini.
“Kami ingin memberikan layanan mewah yang bertanggung jawab dan setiap tamu dapat menjadi bagian dari pengalaman yang berkelanjutan, secara etis dan sehat,” lanjutnya. Resor ini didirikan atas dasar kepercayaan dan kerja sama dengan masyarakat setempat, dan hingga hari ini mereka tetap menjadi nyawa resor tersebut. Sekitar 90 persen staf, termasuk yang berada di posisi senior, merupakan warga lokal.
Kiri-kanan: Christopher Burch; sensasi spa di pinggir tebing ala NihiOka Spa Safari.
Sumba bukanlah surga. Sumba merupakan salah satu pulau termiskin di Indonesia dengan ketersediaan air yang kerap menjadi masalah di pulau ini. Selama musim kemarau, banyak sungai yang mengering dan penduduk desa bergantung pada sumur. Setiap hari, mereka harus melakukan perjalanan jauh hanya untuk mengambil air. Ingin mengurangi beban masyarakat setempat, Burch kemudian menyumbang sejumlah uang kepada The Sumba Foundation untuk proyek pengeboran sumur di desa-desa.
Tujuan dari yayasan tersebut adalah untuk memberikan bantuan kemanusiaan melalui proyek-proyek desa dengan membangun akses air bersih, menciptakan program pendidikan dan mengurangi dampak malaria. “Prioritas utama kami juga untuk melestarikan dan menghormati budaya dan tradisi masyarakat Sumba,” pungkas Burch.
Perjalanan ke Nihi Watu sendiri sama menariknya dengan pengalaman menginap di resor tersebut. “Menyelami kehidupan di Sumba dimulai sejak perjalanan satu setengah jam berkendara dari Bandara Tambolaka, meninggalkan jalan-jalan ramai di Bali, dan merasakan suasana yang merupakan campuran Afrika dan Asia,” tulis situs web resmi Nihi Sumba. “Perjalanan dimulai dari permukaan laut kemudian mendaki ke Pegunungan Rijewa di ketinggian 500 meter. Lanskap yang disajikan dari kaki gunung menuju puncak dibingkai perkebunan jati dan mahoni serta hutan lebat Sumba.”
Untuk menjangkau pulau ini, para tamu berkocek tebal bisa menyewa helikopter atau pesawat pribadi dari Bali ke Sumba. Terbang menggunakan helikopter dari Bandara Sumba Tambolaka ke resor juga bisa menjadi pilihan. Apapun transportasi yang Anda pilih untuk mencapai Nihi Sumba, pihak resor berharap setiap tamu dapat menyerap kebudayaan lokal Sumba sekaligus menyelami kehidupan para penduduknya. Untuk mewujudkan misi tersebut, tamu dapat mampir ke desa dan pasar lokal guna kesenian dan kriya setempat, berkunjung ke situs megalitik, hingga melihat langsung pembuatan tenun ikat.
Mandaka, salah satu villa terbesar yang ada di Nihi Sumba.
Setiap Februari dan Maret, Sumba juga rutin menggelar ritual Pasola untuk menyambut hasil panen. Pasola merupakan ritual dalam bentuk permainan saling serang antara dua kelompok. Tiap peserta menunggang kuda dengan kecepatan tinggi sembari berusaha melempar lembing kayu ke pemain lawan. Sebagai bagian dari ritual, biasanya para pendeta Marapu di wilayah Wanukaka pergi ke pantai untuk melakukan doa. Ritual berisi pengorbanan ayam hitam untuk para dewa dan mengumpulkan cacing laut warna-warni.
Di pantai yang sama, dua peselancar dunia Claude dan Petra Graves menjajal kekuatan ombaknya pada 1988 silam dan sekaligus mendatangkan ide untuk membangun resor. Resor yang kelak mewartakan keindahan Sumba ke dunia internasional.
07:00 Pasar Sengkol Ketika para peselancar sibuk berburu ombak pagi di pesisir selatan, banyak warga menyerbu Pasar Sengkol (Jl. Pariwisata, Kuta) untuk berbelanja aneka kebutuhan harian. Di antara keramaian yang guyub, nikmati sarapan berisi jajanan tradisional, salah satunya kare-kare, camilan manis berbahan dasar beras dan gula aren. Datang di Kamis, pasar ini menjajakan aneka tangkapan laut segar dari berbagai penjuru Lombok.
Masjid Rambitan yang dibangun pada abad ke-16 ini masih berdiri kokoh.
09:00 Masjid Rambitan Saksi penyebaran Islam di Lombok, Masjid Kuno Rambitan (Dusun Rambitan, Pujut) setia melestarikan arsitektur tradisional Sasak: fondasi batu, pilar kayu, atap ilalang, serta dinding anyaman bambu dan rotan. Di sekitarnya menjulang dua pohon besar dan renta dengan akar yang mencuat dari tanah. Konon, rumah ibadah seluas 49 meter persegi ini dikonstruksi oleh Wali Nyatok pada abad ke-16, karena itu kerap dicap sebagai masjid tertua di Lombok.
Beberapa menu favorit yang ada di Lesehan Asri: ayam kampung bakar dan sup bebalung.
11:00 Lesehan Asri Ayam taliwang adalah salah satu produk ekspor Lombok yang paling terkenal, tapi mencarinya di tanah kelahirannya tidaklah mudah. Satu restoran yang bisa dipilih ialah Lesehan Asri(Jl. Basuki Rahmat 18, Praya) yang beroperasi sejak 2002. Sesuai namanya, restoran ini dinaungi pepohonan dan dilengkapi meja makan lesehan. Selain ayam kampung bakar dengan bumbu taliwang, restoran keluarga ini menawarkan sup bebalung, pelecing kangkung, serta nasi campur 3A (ayam, abon, dan antap).
Biasanya, warga lokal kerap menghabiskan akhir pekan di kawasan Air Terjun Benang Kelambu.
13:30 Air Terjun Benang Kelambu Di antara pantai menawan dan Gunung Rinjani, Lombok menyimpan beragam air terjun, salah satunya Air Terjun Benang Kelambu (Desa Aiq Beriq, Batukliang Utara) di kawasan Rinjani Geopark. Namanya terinspirasi oleh karakter cucuran airnya yang tipis layaknya kelambu. Objek wisata alam ini sudah dikelola cukup baik. Jalan tersedia dan tiket masuknya Rp10.000, mencakup akses ke tiga air terjun tetangga: Benang Stokel, Kelewon, dan Sesere. Sembari melakoni waterfall-hopping, nikmati udara sejuk dan orkestra serangga.
Interior modern Terra yang menyajikan hidangan berbasis tanaman.
17:30 Terra Demam “sustainable food” sudah menular ke Lombok. Kuliner jenis ini ditawarkan oleh lebih dari 10 restoran, salah satunya Terra(Jl. Raya Kuta, Kuta; terra.health) yang diasuh oleh koki Mamiko asal Jepang. Restoran ini mengklaim seluruh hidangannya berbasis tanaman, di mana lebih dari separuhnya disajikan mentah. Awali sesi santap dengan kombucha atau raw jamu shot, dilanjutkan dengan BBQ jackfruit roll yang memakai nangka sebagai pengganti daging, lalu akhiri dengan cokelat snickers tanpa susu ataupun laktosa. Satu yang perlu diingat, restoran ini tutup setiap Kamis.
Flores Monita mengaku beruntung Indonesia memiliki tempat seindah Flores, sekaligus berharap wisatawan bisa menjaga kebersihannya. Kedua kalinya ke pulau ini, Mei silam, dia bersama teman-temannya berpesiar menaiki pinisi—sebuah pengalaman yang mengajarinya banyak hal. “Salah satunya adalah saya jadi lebih disiplin dan menghargai orang lain,” ucapnya.
Tokyo & Kyoto “Saya kagum akan keberhasilan Jepang mempertahankan tradisi, tutur Monita. Dia dan adiknya datang ke Tokyo dan Kyoto di musim dingin dengan tekad merasakan salju, tapi makan ramen justru menjadi pengalamannya paling berkesan. “Kami ingin makan ramen di Ginza. Namun karena terlalu malas googling, kami asal masuk kedai. Ternyata, tempat ini pernah mendapatkan bintang Michelin dan rasa ramennya sungguh lezat!”
Kuda-kuda Sumba di padang rumput di Mbrukulu, Sumba Timur. (Foto: Muhammad Fadli)
Sumba Timur Bersama Wahana Visi Indonesia, Monita melawat Sumba Timur pada 2016 sebagai duta perlindungan anak, dan anak-anak di sana menyambutnya dengan kepolosan yang menyentuh. Alih-alih mengenal Monita sebagai biduan, mereka memberondongnya dengan beragam pertanyaan seputar Jakarta. “Ada juga yang bercita-cita menjadi jurnalis, dan telah menyiapkan pertanyaan untuk saya,” ingat Monita.
Paris “Ternyata Paris tidak seromantis di film-film,” simpul Monita. Selama di kota ini, dia diganggu pria mabuk, ditipu, serta beberapa kali hampir kecopetan di stasiun. Dari segi aroma, Paris kerap juga jauh dari kesan romantis. Bau pesing tercium di sejumlah area ramai. “Bahkan banyak vandalisme, mirip daerah Karangtengah.”
Bali Dari berenang pagi di Nusa Dua hingga makan es krim seraya menanti senja, Bali meninggalkan banyak memori bagi Monita. Satu hal lain yang menjadikan pulau ini favoritnya ialah gaya hidupnya yang rileks. “Tidak perlu dandan; bisa pakai sandal ke mana saja. Saya dan suami kerap naik motor ke Canggu dan Petitenget.”
Dipublikasikan perdana di majalah DestinAsian Indonesia edisi Januari/Maret 2020 (“Kilas Balik”)
Alila adalah merek bintang lima dengan jumlah properti terbanyak dan cakupan geografis terluas di Bali. Ia hadir di hampir semua kawasan dalam sirkuit utama turis: Ubud, Karangasem, Uluwatu, Tabanan, dan kini, Seminyak. Mungkin itu sebabnya sulit menampik godaan untuk membandingkan Alila Seminyak dari para seniornya, terutama jika Anda seorang “Alila junkie.”
Di Bali, Alila Seminyak adalah satu-satunya resor Alila yang dilengkapi lift, kids’ club, dan ballroom. Jika properti Alila lainnya berbentuk kompleks yang eksklusif, Alila Seminyak justru bersemayam di area permukiman, terbelah secara harfiah oleh sebuah rumah, serta menawarkan sebuah restoran persis di tepi jalan raya yang sibuk.
“Alila” berarti “kejutan” dalam bahasa Sanskerta, dan Alila Seminyak adalah propertinya yang paling mengejutkan. Alila Seminyak memayungi 240 kamar dan sebuah penthouse yang merupakan satu-satunya kamar dengan kolam renang privat. Superior, kamar tipe terendah, diletakkan di tepi jalan raya. Alasannya, kamar tersebut didedikasikan bagi tamu yang ingin lebih mudah menjelajah Seminyak.
Berkat fitur yang minimalis, kamar-kamarnya terasa lapang. Di tipe Ocean Suite misalnya, tidak ada meja kerja, tidak ada pemisahan wastafel pria dan wanita yang menjadi ciri khas Alila. Balkonnya dilengkapi sofa untuk bersantai, sementara bathtub-nya diletakkan di dekat jendela agar kita bisa berendam seraya menikmati panorama samudra.
Kamar tipe Deluxe Ocean Suite yang dirancang menatap langsung Samudra Hindia.
Resor ini dirancang oleh Gaurang Khemka dari URBNarc, firma yang sebelumnya menangani Indian Heritage Centre di Singapura. Secara umum, karakter desain Alila masih terjaga. Ada lantai batu putih yang anggun, papan-papan kayu yang dibariskan apik, serta kamar-kamar yang merangkul alam berkat pintu kaca yang bisa digeser sepenuhnya.
Sesuai filosofi bisnis Alila, resor ini juga menerapkan sejumlah prinsip ramah lingkungan. Sebagian tubuh resor dibuat dari materi daur ulang. Di dalam kamar, AC akan padam otomatis ketika pintu dibuka. Inilah sebagian alasan Alila Seminyak lolos uji EarthCheck dengan poin yang impresif.
Halaman selanjutnya: raih kesempatan memenangkan menginap dua malam di Ocean View Suite di Alila Seminyak.
Bagi warga ibu kota, traveling sepertinya telah menjadi salah satu kebutuhan utama yang tak bisa dikesampingkan. Tiap tahun, pameran-pameran yang melibatkan maskapai dan agen perjalanan selalu dibanjiri pengunjung. Jelang akhir bulan ini, bakal ada tiga travel fair yang bisa Anda kunjungi di Jakarta. Tawarannya menggiurkan.
ASTINDOTravel Fair 2020 21-23 Februari 2020, Jakarta Convention Center – Asembly Hall Memasuki tahun ke-10 nya, kali ini, ASTINDO Travel Fair bakal digelar di lima kota besar Indonesia mulai dari Jakarta (Jakarta Convention Center, 21-23 Februari 2020), Palembang (Palembang Icon Mall, 21-23 Februari 2020), Surabaya (Tunjungan Plaza 6, 6-8 Maret 2020), Bali (Lippo Mall Kuta Bali, 6-8 Maret 2020), dan Padang (Plaza Andalas Padang, 6-8 Maret 2020). Ada sekitar 16 maskapai yang akan bergabung dalam ajang ini dan bakal menawarkan tiket murah untuk penerbangan domestik maupun internasional. Tersedia beragam tawaran menarik bagi pemegang kartu kredit BCA. Mulai dari diskon tambahan atau program cicilan bagi para pemegang kartu kredit HSBC. Mulai dari cashback, cicilan 0 persen, double miles dan rewards dari BCA, gratis asuransi perjalanan, hingga berkesempatan memenangkan lucky draw. Selain itu, ASTINDO Travel Fair 2020 juga menyediakan paket wisata ke berbagai destinasi favorit di Indonesia yang ditawarkan dengan harga mulai Rp1 jutaan. Seperti paket wisata ke Yogyakarta dengan harga Rp1.610.000, Banyuwangi Rp2.510.000, Bali Rp 2.310.000, hingga Medan Rp3.210.000.
BNI Japan Airlines Travel Fair kembali hadir untuk para pemburu tiket pesawat murah.
BNI Japan Airlines Travel Fair 21-23 Februari 2020, Mall Kota Kasablanka Japan Airlines kembali menggelar bursa wisata yang dikhususkan bagi mereka pemburu tiket dan paket tur murah. Menggandeng BNI sebagai partner, acara ini akan kembali dilangsungkan di Mall Kota Kasablanka mulai dari 21-23 Februari 2020. Seperti acara tahun lalu, di sini pengunjung dapat berburu tiket maskapai Japan Airlines dengan harga spesial untuk tujuan ke Jepang, Korea Selatan, Amerika Utara, Hawaii, dan Eropa. Selain tambahan promo cashback hingga Rp3.500.000, BNI juga menawarkan promo reward poin, diskon eksklusif, serta cicilan tanpa bunga untuk jangka waktu hingga 12 bulan, dan berkesempatan memenangkani lucky dip. Pengunjung yang membeli tiket kelas bisnis juga akan mendapatkan merchandise eksklusif JAL dan kupon WiFi gratis untuk digunakan selama di pesawat.
Selama empat hari, Turkish Airlines gelar diskon tiket perjalanan menuju kota-kota di Eropa favorit turis WNI.
BRI Europe Travel Fair 2020 With Turkish Airlines 27 Februari–1 Maret 2020, The Atrium at Senayan City Tahun ini, Turkish Airlines berkolaborasi dengan BRI guna menghadirkan tiket-tiket perjalanan ke Eropa dengan harga miring. Diselenggarakan pada 27 Februari–1 Maret 2020 di The Atrium at Senayan City, tiket ke Istanbul pp kelas ekonomi misalnya, dibanderol mulai dari Rp7.700.000, sedangkan tiket ke London pp ditawarkan mulai dari Rp9.700.000. Untuk tiket kelas bisnis pp menuju Paris dipatok mulai dari Rp19.600.000, dan mulai dari Rp20.500.000 menuju Roma. BRI menawarkan cashback hingga Rp2.000.000, cicilan nol persen, voucher MAP senilai Rp1.000.000, hingga berkesempatan memenangkan empat tiket bagi pengunjung yang membuka BritAma Valas di booth.
Chambers Lawn di The Taj Mahal Palace (Foto: Fram Petit/The Taj Mahal Palace)
The Taj Mahal Palace 117 Tahun Ini bukan hotel tertua di India, tapi barangkali yang paling terkenal. Kisahnya pernah direkam di beragam medium, mulai dari novel Night in Bombay karangan Louis Bromfield, hingga serial Around the World in 80 Days garapan Michael Palin. Pada 2018, pengalaman tragisnya sebagai target serangan teroris dituangkan dalam film Hotel Mumbai. Alkisah, pada 2008, Lashkar-e-Taiba sengaja menarget hotel ini lantaran menganggapnya sebagai simbol kemajuan India. Dua tahun selepas tragedi itu, Presiden Amerika Serikat Barack Obama datang menginap dan menyebut The Taj Mahal Palace sebagai simbol ketangguhan warga India. Apa pun maknanya, hotel ini telah menjadi bagian integral dalam perjalanan India sejak zaman kolonial Inggris.
Kiri-kanan: Dua orang wanita berada di tangga ikonis hotel berusia 117 tahun ini; kolam renang The Taj Mahal Palace. (Foto: The Taj Mahal Palace)
The Taj Mahal Palace, properti yang didirikan oleh pengusaha Jamsetji Tata, membuka pintunya kali pertama pada 16 December 1903, dua dekade sebelum gapura ikonis Gateway of India di sampingnya diresmikan. Berdiri agung dan anggun di tepi Laut Arabia dengan fasilitas yang kelewat mewah di zamannya (misalnya listrik, elevator, hingga butler berbahasa Inggris), penginapan ini sukses menjala tamu dari kalangan elite, termasuk saudagar, musisi, aktor, hingga maharaja. Pada 1973, The Taj Mahal Palace mendirikan menara baru sekaligus menambah jumlah kamarnya menjadi 543 unit. Fasilitasnya kini meliputi salon, spa, delapan restoran dan bar, serta sebuah galeri yang memajang karya-karya seniman ternama lokal. Apollo Bunder, Mumbai, India; tajhotels.com.
Kiri-kanan: Seorang staf kebersihan di teras salah satu bungalo di Tandjung Sari; seorang staf Tandjung Sari melintas di samping bungalo nomor delapan yang pernah diinapi David Bowie. (Foto: Johannes P. Christo)
Tandjung Sari 58 Tahun Berbeda dari hotel umumnya, Tandjung Sari merupakanhasil evolusi dari rumah pribadi menjadi penginapan. Kisahnya dimulai saat duet pemburu barang antik Wija dan Judith Wawo-Runtu mendirikan rumah di Sanur pada 1962. Berkat aktivitas bisnis, keduanya rutin kedatangan tamu, sebagian kadang bermalam hingga Wija pun memutuskan membangun rumah tamu. Tanpa disadari, sayap baru itu terus bertambah hingga sebuah hotel butik pun tercipta. Pada masa-masa awal beroperasi, tiap bungalo disewakan seharga Rp2.000 per malam, sementara sarapan dibanderol Rp1.000. Selain diplomat dan sosialita, buku tamunya ditaburi sejumlah nama selebriti. Bungalo nomor 23 misalnya, pernah ditinggali oleh Yoko Ono dan Ringo Starr, sementara bungalo nomor delapan dihuni oleh David Bowie dan Mick Jagger.
Bermula dari sebuah rumah, Tandjung Sari tekun merawat karakternya yang “rumahan,” sesuai dengan moto yang diwariskan oleh Wija, “Hotel saya adalah ruang duduk saya, dan tamu saya adalah sahabat saya.” Seluruh karyawannya, misalnya, sengaja tidak menyematkan name tag di dada, karena ini bukan praktik yang lumrah di rumah. Kompleks guyub ini sekarang menampung 29 bungalo yang terkoneksi oleh gang-gang berlumut yang dinaungi pohon Kamboja dan diselipi pelinggih. Tentu saja, beberapa bungalo telah direnovasi, tapi nuansa nostalgianya dipelihara, misalnya lewat penggunaan lampu kerek dan tegel motif batik. Jl. Danau Tamblingan 41, Sanur, Bali; tandjungsarihotel.com.
Interior Strand Suite yang mewah. (Foto: The Strand)
The Strand 119 Tahun Saat The Strand didirikan pada 1901, Yangon masih bernama Rangoon, sebuah kota kolonial berpopulasi sekitar 230.000 jiwa. Kala itu, hotel ini ibarat sebuah simbol kemewahan dan modernitas. Tingginya tiga lantai, kepalanya dimahkotai pedimen besar, sementara interiornya menampung 32 kamar. Lebih mencolok lagi, The Strand adalah salah satu bangunan pertama di Rangoon yang dialiri listrik, sekaligus persinggahan favorit bagi banyak figur kondang, contohnya George Orwell, Noel Coward, serta Somerset Maugham.
Selama lebih dari seabad beroperasi, The Strand telah berulang kali direnovasi, termasuk oleh Adrian Zecha, pria berdarah Indonesia-Cheska yang juga pendiri Grup Aman, kemudian oleh GCP Hospitality, grup yang mengambil alih manajemen hotel ini pada 2013. Operasi bedah wajah terakhirnya dilansir pada 2017. Mitra utama proyek ini, Firma P49 Deesign asal Bangkok, menjadikan The Strand tampil lebih bugar dengan sentuhan estetika modern dan fitur kontemporer, tanpa mengusik karakter lawasnya. Di kamar-kamarnya kini terdapat matras baru, TV layar datar berbingkai perak, serta sofa-sofa yang dilapis ulang. Sejalan dengan penyegaran fisik itu, tawaran segar terhidang di ketiga gerai F&B, contohnya barisan koktail baru di Sarkies Bar, sarang kongko yang mengabadikan nama pendiri hotel ini—Sarkies Brothers. Strand Road 92, Yangon, Myanmar; hotelthestrand.com.
Authors’ Lounge di Mandarin Oriental Bangkok. (Foto: Mandarin Oriental Bangkok)
Mandarin Oriental Bangkok 144 Tahun Kerap dijuluki La Grande Dame, Mandarin Oriental Bangkok adalah hotel dengan riwayat terpanjang di Asia Tenggara. Lahir pada 1876 dengan nama The Oriental, properti ini dirancang untuk menampung para tamu dan saudagar asing, menyusul keputusan Kerajaan Siam membuka pintu perdagangan internasional. Pada 2008, aktanya diganti menjadi Mandarin Oriental Bangkok.
Kiri-kanan: Interior area makan di Authors’ Lounge; ruang tamu di Chao Phraya Room. (Foto: Mandarin Oriental Bangkok
Pada 2016, merayakan ulang tahunnya yang ke-140, hotel ini menggelar gala meriah yang dihadiri keluarga kerajaan Thailand, seraya memperlihatkan ke publik dua sayap bangunannya yang telah direnovasi di bawah arahan desainer interior terkenal Jeffrey Wilkes. Authors’ Wing, yang merupakan bangunan orisinal hotel, kini menampung Grand Royal Suite, akomodasi ultramegah berisi enam kamar tidur, lift privat, dapur, serta ruang makan berkapasitas 12 orang. Sayap lainnya, Garden Wing, menaungi empat ruang spa dan 12 unit Garden Suite yang menghidangkan panorama Sungai Chao Phraya.
Hotel bintang lima ini sekarang mengoleksi 331 kamar, ditambah sembilan restoran dan bar. Le Normandie, restoran Prancis andalannya yang dibuka pada 1958, berhasil menyabet dua bintang Michelin pada 2019. The Bamboo Bar, gerai senior lainnya yang dilansir pada 1953, sukses bertengger di posisi kedelapan Asia’s Best Bars 2019. Oriental Avenue 48, Bangkok, Thailand; mandarinoriental.com.
Kiri-kanan: La Terrasse Sofitel Legend Metropole Hanoi; area kolam renang. (Foto: Sofitel Legend Metropole Hanoi)
Sofitel Legend Metropole Hanoi 119 Tahun Sejarah “perang” seperti masih ditulis di sini. Pada 2011, ketika Bamboo Bar di hotel ini sedang direnovasi, para pekerja tak sengaja menemukan sebuah bunker tua berukuran 40 meter persegi yang dulu dipakai para tamu, termasuk aktris Jane Fonda, untuk berlindung dari hujan bom armada Amerika Serikat. Delapan tahun berselang, properti mewah yang sarat memori ini dipakai sebagai lokasi salah satu pertemuan dengan rating siar tertinggi di dunia: Presiden AS Donald Trump dan Pemimpin Agung Korea Utara Kim Jong-Un.
Riwayat hotel ini dimulai pada 1901 dengan nama Hotel Metropole. Setelah berganti-ganti pemilik dan nama, termasuk Thong Nhat Hotel dan Pullman Hotel Metropole, pada 1 Juli 2009 bangunan cagar budaya ini diresmikan sebagai Sofitel Legend Metropole Hanoi. Dalam bangunan romantis berlanggam neo-klasik Prancis, hotel ini menaungi 364 kamar, termasuk tiga unit Legendary Suites yang dinamai sesuai mantan tamu agungnya: Graham Greene, Charlie Chaplin, dan Somerset Maugham. Properti merek Sofitel Legend pertama di dunia ini juga mengoleksi enam gerai F&B, termasuk restoran bersejarah Le Beaulieu, serta Bamboo Bar yang mengandalkan koktail ikonis Graham Greene Martini dan tur ziarah harian ke bunker di basemennya. Ngo Quyen Street 15, Hanoi, Vietnam; sofitel-legend-metropole-hanoi.com.
Gurun Atacama Gurun di Chile ini sudah lama tercantum dalam target destinasi Asep. Itu sebabnya, ketika menginjakkan kakinya di sini, dia mengenangnya sebagai mimpi yang jadi nyata. Atacama, salah satu kawasan terkering di dunia, menampilkan lanskap ajaib yang menerbangkan imajinasi ke bulan atau Mars. “Bahkan NASA memilihnya sebagai tempat pelatihan staf,” tutur Asep.
Interior Stedelijk Museum. (Foto: Donang Wahyu)
Amsterdam Karakter cuaca Amsterdam meninggalkan kesan spesial bagi Asep. Pergantian musim dingin ke musim semi dikenangnya sebagai momen suka cita. “Saya baru mengerti mengapa banyak orang menulis puisi dan lagu tentang musim semi,” jelasnya. Sementara di musim panas, Asep melihat Amsterdam memancarkan suasana mirip Tanah Abang, saking ramainya.
Istanbul Berada di kota ini, Asep mengaku sempat tertegun saat mendengar kumandang azan. “Setelah satu tahun jauh dari rumah, saya hampir tidak pernah mendengar azan, dan sangat kembali mendengarnya, saya sangat terharu.” Dia juga sempat bertamu ke Masjid Sultan Ahmed yang dinilainya sebagai “masjid terindah yang pernah saya lihat.”
Lucerne dijuluki “mini Switzerland” lantaran kota ini menawarkan segala hal yang mencirikan Swiss: gunung, danau, salju, ski, gondola, serta butik cokelat dan arloji. (Foto: Elge Kenneweg/Luzern Tourism)
Zurich & Lucerne “Meskipun akomodasi dan harga barangnya tiga kali lipat lebih mahal daripada Amsterdam,” jelas Asep, “saya tetap menyukai Zurich dan Lucerne.” Kedua kota ini terhampar di tepi danau. Zurich merupakan sentra bisnis, sementara Lucerne terkenal sebagai destinasi wisata alam dan sejarah. Di Lucerne pula, Asep sempat trekking di Gunung Pilatus. “Pengalaman yang tak pernah saya lupakan seumur hidup,” jelasnya.
Mexico City “Jika pernah tinggal di Eropa, Anda pasti tahu betapa mahalnya jasa gunting rambut,” ucap Asep. Itulah alasannya mencoba jasa pangkas murah di Ibu Kota Meksiko, walau prosesnya tidaklah mudah. Kapster tak bisa berbahasa Inggris, sementara Asep tak menguasai Mexican Spanish.
Dipublikasikan perdana di majalah DestinAsian Indonesia edisi Januari/Maret 2020 (“Kilas Balik”)
Komaneka at Keramas Beach Berekspansi keluar dari sarangnya di Ubud, Komaneka pada 2017 mendirikan resor di Pantai Keramas, area yang disebutnya “off-track Bali destination.” Resor ini menaungi hanya satu kategori akomodasi: ocean view pool villa. Tergantung kondisi cuaca, tiap vila menawarkan panorama Pulau Nusa Lembongan dan Gunung Agung. Timur Kitchen, satu-satunya restoran di resor ini, menawarkan kreasi inovatif seperti salmon keluak dan gelato rasa mengkudu. keramas.komaneka.com.
Sababay Winery Produsen wine yang dirintis pada 2010 ini diasuh sejumlah tokoh terpandang di dunia nektar, termasuk Vincent Desplat, pakar wine asal Paris; serta Yohan Handoyo, penulis buku Rahasia Wine. Mengandalkan anggur asal Buleleng, Sababay memproduksi enam varian produk, termasuk Ludisia dan Moscato d’Bali. Untuk mencicipi sekaligus menyaksikan pembuatannya, tersedia Winery Tour & Taste bertarif Rp180.000 per orang. sababaywinery.com.
Interior Beachsida Villa di Hotel Komune Bali.
Hotel Komune Bali Salah satu properti pionir di Pantai Keramas, Hotel Komune Bali berjasa menjaga magnet kawasan ini untuk terus memikat pelancong, khususnya segmen muda, lebih spesifik lagi segmen muda yang merasa terlalu energik untuk Sanur tapi terlalu lelah untuk Seminyak. Wadah kongkonya, Komune Beach Club, mengajak tamu bersantai di pantai, mengarungi ombak yang minim peselancar, serta menonton layar tancap. komuneresorts.com.
Bali Safari Park Taman rekreasi ini mengoleksi satwa yang mewakili lebih dari 100 spesies, termasuk komodo, orangutan, dan jalak bali. Tawarannya mirip taman Safari Bogor, tapi akses ke sini relatif lebih lancar lantaran Kawasan sekitarnya minim kemacetan. Mirip versi Bogor juga, tempat ini dilengkapi penginapan: Mara River Safari Lodge, kompleks berisi 38 kamar dengan gaya Afrika. balisafarimarinepark.com.
Restoran Andrawina di Rumah Luwih. (Foto: Putu Sayoga)
Rumah Luwih Tubuhnya menyerupai mansion kolonial yang menjulang anggun menatap lautan, sementara interiornya merayakan pesona glamor masa silam melalui kandil megah, lantai teraso, pintu dan jendela berukuran besar, serta ornamen antik seperti vas dan mebel kayu jati yang diseleksi oleh firma arsitek Hadiprana. Bersemayam di lahan seluas satu hektare di bibir Pantai Lebih (“luwih” artinya “lebih”), Rumah Luwih memayungi 75 kamar, spa, serta restoran Andrawina. Hotel butik ini juga melayani resepsi dengan aset andalan kapel di tepi pantai dan taman berkapasitas 500 tamu. rumahluwih.com.
Pondok-pondok berbentuk jineng di Wyndham Tamansari Jivva Resort. (Foto: Putu Sayoga)
Wyndham Tamansari Jivva Resort Dibuka awal november 2016, Wyndham tamansari Jivva adalah properti Wyndham perdana di Indonesia, sekaligus hotel jaringan internasional pertama di tepi Klungkung. Secara desain, resor ini tampil cukup dinamis. Lobinya menyerupai kaki-kaki jembatan, pondok spanya mengadopsi arsitektur jineng, sementara pantainya dilengkapi beach club yang ditaburi beanbag aneka warna. Wyndham Tamansari Jivva menaungi 222 kamar, termasuk delapan unit vila. Akomodasi terbaiknya ialah tipe suite yang menyuguhkan panorama laut. wyndhamjivvabali.com.
Dipublikasikan perdana di majalah DestinAsian Indonesia edisi Januari/Maret 2020 (“Jalur Timur”)
Usai mendarat hampir tengah malam di Bandara Senai, saya meluncur nonstop 77 kilometer di jalan tol menuju Desaru. Separuh perjalanan, bus meniti seutas jembatan megah yang mengangkangi muara Sungai Johor. Berkat jalan yang diresmikan pada 2011 ini, durasi trip Senai-Desaru berhasil dipangkas menjadi hanya satu jam dari sebelumnya dua jam. Pemerintah setempat berharap, infrastruktur ini akan mendukung peningkatan arus turis ke Desaru Coast, kompleks liburan baru di pesisir timur Malaysia.
Desaru Coast menaungi hotel, taman rekreasi, sarana olahraga, hingga sentra belanja. Megaproyek ini terhampar di lahan pesisir seluas 1.500 hektare di Johor, negara bagian yang mengidap ambisi besar di bidang pariwisata, ditunjang antara lain oleh koneksi jalan dengan Singapura.
Sesuai namanya, kompleks terpadu ini berlokasi di Desaru, pesisir yang populerdi era 90-an. Dengan pantai elok sepanjang 22 kilometer, Desaru merupakan langganan warga Johor untuk menghabiskan akhir pekan. Tapi mungkin akibat larut di zona nyaman, pamornya lalu meredup. Minim inovasi, Desaru kalah bersinar dari destinasi anyar yang merekah di kaki Laut Cina Selatan, terutama Sentosa dan Lagoi. Di tengah kelesuan itulah ia mendapat suntikan energi baru: Desaru Coast garapan Desaru Development Holdings.
Kisahnya dibuka dengan lapangan golf. Pada 2016, pihak pengembang meluncurkan Ocean Course yang dirancang oleh Ernie Els, selebriti golf asal Afrika Selatan. Setahun berselang, hadir Valley Course, kali ini didesain oleh Vijay Singh asal Fiji.
Di tahap kedua, Desaru Coast melansir Adventure Waterpark, yang luasnya kira-kira tiga kali Waterbom Bali. Fasilitas andalannya meliputi kolam ombak raksasa, pantai buatan sepanjang 170 meter, serta delapan wahana air garapan ProSlide— vendor Atlantis Sanya. Melengkapi atraksi itu, hadir danau artifisial, amfiteater, serta pujasera. Semuanya bisa dijangkau menaiki shuttle bus yang lewat setiap 15 menit.
Kiri-kanan: Pantai di pelataran properti baru The Westin Desaru Coast Resort; Swinging Ship di Adventure Waterpark. (Foto: Yohanes Sandy)
Rampung memberi alasan turis untuk datang, Desaru Coast lalu menyediakan fasilitas agar mereka menetap lebih lama. September 2019, Hard Rock Hotel dibuka lewat pesta yang dimeriahkan musisi gaek Amy Search. Hotel kedua, The Westin, beroperasi mulai akhir 2019. Saat saya datang September silam, hotel ini tengah menjalani tahap uji coba.
Jika dicermati tawarannya, Desaru Coast sebenarnya memakai pakem bisnis yang dipraktikkan oleh Sentosa dan Lagoi: kompleks liburan yang memastikan ada opsi kegiatan untuk setiap anggota keluarga. Ketiganya mengoleksi atraksi yang hampir identik, karena itu pula menciptakan persaingan yang menarik. Sentosa aktif membidik pelancong Indonesia dan Malaysia, sementara Lagoi gencar menyasar turis Singapura. Kini, Desaru Coast memberi alasan bagi warga Singapura berlibur di Johor, tak sekadar pijat, berbelanja bulanan, atau mengisi bensin.
Membaca cetak birunya, Desaru Coast akan membangun sejumlah properti tambahan, termasuk resor Anantara dan One&Only. Proyek berikutnya yang dinanti turis ialah terminal feri. Problem Desaru saat ini ialah akses. Jalan tol memang sudah tersedia, tapi opsi penerbangan ke Senai sangat minim dengan waktu kedatangan yang tidak strategis. Dengan kehadiran Desaru Coast Ferry Terminal, yang ditargetkan rampung akhir 2020, wisatawan akan memiliki opsi terbang ke Singapura, lalu meneruskan perjalanan dengan feri melalui Terminal Tanah Merah.
Dipublikasikan perdana di majalah DestinAsian Indonesia edisi Januari/Maret 2020 (“Desaru Baru”)
Ruang pamer di Selasar Sunaryo. (Foto: Ricko Fernando)
SENI Penyebab skena seni Bandung terasa hidup: galeri senior aktif menggelar program, sementara pendatang baru berani bereksperimen. Rekomendasi oleh Zico Albaiquni.
OmniSpace Selain diskusi, konser, dan pameran, ruang seni yang dirintis pada 2015 ini rutin menggelar dua program eksentrik yang berikhtiar mendobrak pasar. Pertama, Getok Tular, yakni lelang karya dengan harga mulai dari Rp10.000. Kedua, Open PO, saluran bagi publik untuk memesan karya, dengan cara mendaftar dan bertemu langsung dengan seniman pilihan panitia. Jika datang saat tak ada acara, kunjungi lantai duanya yang berisi distro dan toko buku. omuniuum.net.
Kiri-kanan: Ruang pamer di Galeri Soemardja; Erwin Windupranata, pengelola ruang seni Omnispace. (Foto: Fauzan Abdul Syukur Kesuma)
Galeri Soemardja Ini contoh galeri senior yang terus relevan dengan zaman. Programnya meliputi Pameran Arsip, Soemardja Book Fair, Orasi Budaya, Pameran Akademik, serta Mini Art Project, sebuah ekshibisi unik yang menampilkan karya-karya berukuran maksimum 15x15x15 sentimeter. Galeri yang memakai nama tokoh pendidikan Syafe’i Soemardja ini didirikan pada 1974 dan berlokasi di kompleks Institut Teknologi Bandung. galerisoemardja.fsrd.itb.ac.id.
Studio Batur Dirancang sebagai ruang kerja pribadi, tempat asuhan seniman Moch Hasrul ini merekah jadi ruang komunal yang aktif menyuguhkan program-program eksperimental. Datang di hari Minggu, ada acara unik Breakfast Club, di mana para tamu bisa berbincang sembari menyantap hidangan racikan seorang antropolog. Dilengkapi dua kamar tidur, Studio Batur juga menawarkan program residensi. Tak kalah menarik, walau usianya terbilang muda, tempat ini sudah memiliki cabang di Jakarta. Jl. Bukit Pakar Utara 31.
Semata Gallery Awalnya berniat menampung buah kreativitas anak-anak di sekitar rumah, duet seniman edukator Wilman Hermana dan Suniaty pada 2013 mendirikan semacam sekolah seni alternatif untuk pemula. Lewat program After School dan Art Studio, sanggar yang menempati garasi ini mengajarkan teknik seni dasar kepada anak dan remaja, lalu memamerkan hasil karya mereka. Setelah beberapa tahun beroperasi, Semata Gallery mulai menerima pula peserta dewasa. Jl. Boscha III 147.
Selasar Sunaryo Art Space Satu dari segelintir ruang seni yang populer sebagai objek wisata, SSAS layak dipilih jika Anda hanya punya waktu melawat satu tempat di Bandung. Kompleks megah ini menampung antara lain perpustakaan, kafe, toko suvenir, serta amfiteater. Salah satu programnya yang bergengsi ialah Bandung New Emergence, hajatan bienial yang memetakan bakat-bakat muda. Dua menit berjalan kaki dari SSAS, ada Wot Batu yang memajang karya-karya berbahan batu buatan Sunaryo. selasarsunaryo.com.
Zico Albaiquni Seniman asal Bandung, alumni ITB, serta pendiri kanal seni alternatif Ruang Gerilya. Zico kini diwakili oleh Yavuz Gallery.
Interior Happy Go Lucky House. (Foto: Fauzan Abdul Syukur Kesuma)
BELANJA Status Bandung sebagai sentra mode masih bertahan, tapi skena belanjanya tak semata menawarkan pakaian. Rekomendasi oleh Nina Hidayat.
Happy Go Lucky House Orisinal, tiruan, ataupun “sisa ekspor,” sandang merek asing bertaburan di banyak FO dan distro di Bandung. Tapi jika Anda mencari kreasi autentik lokal, kunjungi Happy Go Lucky House. Salah satu pionir concept store di Bandung ini bertahan mengandalkan sistem kurasi produk yang amat selektif, juga referensi mode yang penuh warna, berani, dan segar. Dalam interiornya yang sarat permainan motif, pengunjung bisa menemukan aneka baju, sepatu, hingga tas untuk dewasa dan anak. hglhouse.com.
Barang antik di Garasi Opa. (Foto: Prabowo Prajogio)
Garasi Opa Tempat belanja seraya bernostalgia, Garasi Opa menawarkan barang-barang antik yang sepertinya diwariskan oleh opa, mulai dari kacamata Ray-Ban tua, arloji Swatch model lawas, hingga telepon putar dan televisi tabung seri Lapiz. Dagangan ini ajek diganti dan rata-rata dalam kondisi prima. Demi menyelamatkan pelanggan dari pencarian penuh debu di antara kalkasar, stafnya yang ramah senantiasa siaga membantu tamu. Sebelum datang, Anda bisa mengecek koleksi terbarunya di media sosial. garasiopa.com.
Toko Organic Tren organik menular ke Bandung, dan Toko Organic sudah menggarap ceruk ini sejak 2013. Dalam interior bergaya rumahan yang didominasi elemen kayu berwarna terang, pengunjung bisa menemukan beragam bahan makanan hingga kosmetik. Bagian dari edukasi pasar, tempat ini rajin menanggap diskusi, lokakarya, serta bazar. tokoorganic.com.
Kiri-kanan: Interior UNKL347, salah satu produsen streetwear paling legendaris di Kota Kembang; staf UNKL347. (Foto: Fauzan Abdul Syukur Kesuma)
Unkl347 Para pendirinya awalnya aktif terlibat dalam skena musik independen dengan menjual suvenir dan album musisi lokal, dari era Mocca hingga Elephant Kind. Seiring waktu, UNKL347 melebarkan sayap bisnisnya dengan menjadi produsen streetwear, sembari menawarkan studio desain dan aktivitas berbasis komunitas seperti pentas musik. unkl347.com.
Two Hands Full Kongko di kedai kopi trendi adalah bagian dari pengalaman kuliner di Bandung. Jika Anda ingin membawa pulang kopi sebagai oleh-oleh, Two Hands Full menawarkan aneka biji dari dalam dan luar negeri dengan harga mulai dari Rp130.000. Sejak 2013, kedai ini beroperasi sebagai tempat penggilingan sekaligus kedai kopi. Khusus biji lokal, grader kedai menjalin kemitraan dengan petani kopi Wanoja, Jawa Barat. Two Hands Full juga terkenal sebagai tempat sarapan, dengan menu andalan avocado toast dan banh mi Vietnam. thfcoffee.myshopify.com.
Nina Hidayat Mantan jurnalis asal Bandung ini menjabat Head of Communications Museum Macan sekaligus pengasuh blog tentang perempuan.
Sambut awal tahun, Museum Macan resmi menggelar dua pameran besar, yakni seni pertunjukan Melati Suryodarmo, dan seni video Manifesto karya Julian Rosefeldt. Akan berlangsung kurang lebih tiga bulan, mulai 28 Februari hingga 31 Mei 2020, ekshibisi ini merupakan kerja sama antara Museum Macan dengan Art Gallery of New South Wales, Sydney, Australia dan Octagon Studio.
Menurut Direktur Museum Macan, Aaron Seeto, seni pertunjukan dan seni video adalah fondasi dari praktik seni kontemporer. Pihaknya merasa bangga dapat menampilkan karya-karya dua perupa penting ini untuk masyarakat Indonesia. Selain itu, kedua pameran tersebut dapat memberikan ruang berdialog baru tentang praktik seni kontemporer yang disajikan melalui cara-cara yang relatif baru.
Melati Suryodarmo adalah salah satu seniman Indonesia yang dikenal dengan karya-karyanya yang menantang fisik dan berdurasi panjang. Praktiknya banyak dipengaruhi oleh seni teater tari Butoh, studinya di Jerman dan tradisi Jawa. Why Let the Chicken Run? merupakan pameran tunggal perdana Melati Suryodarmo di dalam museum. Menampilkan 12 karya pertunjukan pilihan sang seniman selama lebih dari 20 tahun, termasuk pertunjukan yang berdurasi antara 15 menit hingga 12 jam.
Beberapa di antaranya adalah Why Let the Chicken Run? (2001), di mana sang seniman akan mengejar seekor ayam jantan hitam di area galeri, menyimbolkan proses manusia dalam mengejar hal-hal yang ia inginkan dalam hidup; Exergie Butter Dance (2000), hingga karya berdurasi 12 jam yang berjudul I’m A Ghost in My Own House (2012). Saat penampilan istimewa ini berlangsung, museum akan dibuka lebih lama, mulai pukul 09:00 hingga 21:00. Selama periode pameran, pengunjung juga dapat menikmati pertunjukan yang akan ditampilkan oleh seniman yang telah dilatih khusus oleh Melati.
Kiri-kanan: Melati Suryodarmo – The Black Ball (2005), seni pertunjukan selama empat hari berturut-turut yang ditampilkan selama delapan sampai sepuluh jam per hari; Melati Suryodarmo – Sweet Dreams Sweet (2003) merupakan seni pertunjukan yang berlangsung selama dua jam.
Bersamaan dengan pameran Melati Suryodarmo, Museum Macan juga menampilkan pameran perdana Julian Rosefeldt: Manifesto di Indonesia. Merupakan instalasi multimedia dengan 13 layar yang menayangkan 13 peran berbeda yang dibawakan oleh aktris pemenang penghargaan Oscar, Cate Blanchett. Seluruhnya merupakan monolog yang dibentuk dari kolase manifesto para perupa dari abad ke-20, termasuk tulisan kaum Futuris, Dadais, perupa Fluxus, Suprematis, Situasionis, Dogme 95 dan kelompok perupa lainnya, serta hasil renungan para perupa individual, arsitek, penari dan pembuat film.
Dengan menyusun ulang gagasan-gagasan ini, Rosefeldt memberikan penghormatan terhadap tradisi manifesto perupa, juga menegaskan peran penting perupa dalam masyarakat masa kini.
Menariknya lagi, Museum Macan juga telah merancang program edukasi interaktif bernama Kolase Pikiran. Sehingga pengunjung dapat menyusun ulang kata dan frasa dalam pernyataan yang ada dalam Manifesto untuk membuat “manifesto” mereka sendiri. Selain itu, Museum Macan juga telah mempersiapkan beragam beragam program menarik: Wicara Seniman bersama Melati Suryodarmo, Kuliah Terbuka dengan Julian Rosefeldt, Debat Terbuka, hingga Lokakarya Montase Video.
Las Fallas tetap diadakan secara meriah tahun ini (Foto: visitvalencia.com)
Las Fallas Jadwal 1-19 Maret 2020 Lokasi: Valencia, Spanyol Parade ogoh-ogoh versi Spanyol, Las Fallas menampilkan ratusan figur misterius dan komikal berukuran raksasa yang dinamai ninot, yang kemudian dibakar di ujung perayaan. Acara lain dalam festival menyambut musim semi ini ialah pesta kembang api dan prosesi makan bersama menu lokal paella khas Valencia. visitvalencia.com
Jepretan karya Shivani Gupta yang berjudul Tso Moriri–Sandalwood against a lake lit with sunbeams through the rain, yang dipamerkan pada FotoFest Biennial 2018.
FotoFest Biennial Jadwal: 8 Maret-19 April 2020 Lokasi: Houston, Amerika Serikat Mengusung tema “African Cosmologies,” kurator Mark Sealy beriktikad mengeksplorasi relasi kompleks antara kehidupan kontemporer di Afrika, kaum diaspora Afrika, serta sejarah kolonial dan fotografi. Artis yang terlibat antara lain Faisal Abdu’Allah (Inggris), Rosana Paulino (Brasil), James Barnor (Ghana), serta Akinbode Akinbiyi (Nigeria). fotofest.org
Salah satu karya Sam Falls di Biennale of Sydney yang berjudul Winter Trees (2017). (Foto: Zan Wimberley/Biennale of Sydney)
Biennale of Sydney Jadwal: 14 Maret-8 Juni 2020 Lokasi: Sydney, Australia Untuk jilid ke-22, Biennale of Sydney akan menampilkan karya dari 98 artis, termasuk partisipan baru asal Nepal, Georgia, Afghanistan, Sudan, dan Ekuador. Biennale of Sydney dirintis pada 1973 sebagai bagian dari peresmian Sydney Opera House. biennaleofsydney.art
Seorang pengunjung tampak asyik melihat album foto yang ada di MIA Photo Fair.
MIA Photo Fair Jadwal: 19-22 Maret 2020 Lokasi: Milan, Italia MIA Photo Fair dicetuskan pada 2011 oleh sebagai bursa khusus fotografi dan gambar bergerak. Untuk edisi 2020, hajatan anual ini akan diikuti total 87 galeri dari beragam negara, termasuk Prancis, Jerman, Hungaria, Turki, serta Tiongkok. miafair.it
Menikmati makan siang bersama di Melbourne Food & Wine Festival.
Melbourne Food & Wine Festival Jadwal: 19-29 Maret 2020 Lokasi: Melbourne, Australia Untuk 2020, bintang tamunya antara lain Ben Shewry, Shannon Martinez, Eyal Shani, Michael Solomonov, dan Mat Lindsay. Program andalannya, World’s Longest Lunch, akan bergulir pada 20 Maret dengan berisi hidangan kreasi tiga koki ternama: Stephanie Alexander, Philippe Mouchel, dan Jacques Reymond. Melbourne Food & Wine Festival, ajang yang dirintis pada 1993, merupakan festival kuliner terbesar di Australia. melbournefoodandwine.com.au