Quantcast
Channel: Themes | DestinAsian Indonesia
Viewing all 1032 articles
Browse latest View live

Budaya & Sepak Bola Spanyol Utara

$
0
0
Stadion Ipurua, markas SD Eibar, yang dipotret dari apartemen di dekatnya.

Oleh Cristian Rahadiansyah
Foto oleh Markel Redondo

Bilbao, kota terbesar di Basque Country, tersohor sebagai destinasi kuliner. Kota ini mengoleksi sembilan restoran berbintang Michelin, statistik yang impresif mengingat populasinya hanya 340.000 jiwa. Sebagai testimoni akan reputasinya, pada 2018 Bilbao terpilih sebagai tuan rumah malam penghargaan World’s Best 50 Restaurants, semacam Piala Oscar di dunia restoran.

Tapi wisata kuliner di Bilbao tidak berarti harus menyambangi satu demi satu restorannya. Anda cukup datang ke Stadion San Mames. Di sini, setiap kali klub sepak bola Athletic bertanding, penonton bisa mencicipi aneka kreasi dari koki-koki restoran Michelin setempat. Saat saya datang, juru masak yang bertugas ialah Josean Alija dari restoran Nerua. Masakannya bisa disantap gratis, sepuasnya, asalkan memegang tiket VIP yang harganya setara UMR Jakarta.

Ini lawatan pertama saya ke Basque. Saya datang Oktober silam atas undangan pengurus LaLiga. Bagi pembaca yang awam, LaLiga adalah liga sepak bola Spanyol. Dua klub kondang Real Madrid dan FC Barcelona berlagadi dalamnya—dan tujuan LaLiga mengundang saya ialah mempromosikan klub-klub lain di luar kedua klub perkasa itu. “Agar LaLiga lebih populer di dunia, maka publik mesti mengenal klub-klub lain di luar Real Madrid dan FC Barcelona,” jelas Chief Communications Officer LaLiga, Joris Evers, pria berdarah Bandung-Belanda.

Harapan Joris tentu saja tidak saya penuhi karena dua alasan. Pertama, saya bekerja untuk majalah wisata, bukan tabloid olahraga. Kedua, saya penggemar berat Real Madrid. Demi memastikan Joris—yang sudah susah payah berbahasa Indonesia—tidak kecewa, saya mengajukan solusi kompromi. Saya akan berkelana di Basque bukan untuk memahami klub sepak bolanya, melainkan bagaimana klub sepak bolanya membantu saya memahami Basque.

Kiri-kanan: Ipurua, stadion kecil berkapasitas 6.285 penonton yang menjadi markas SD Eibar, klub muda yang dimiliki oleh 11.000 pemegang saham di 69 negara; sempat dilarang di zaman Francisco Franco, Ikurrina, bendera nasional Basque, kini berkibar bebas, bahkan dijahit di punggung seragam pemain sepak bola.

Basque Country, jika Anda belum pernah mendengarnya, berbeda dari Spanyol yang kita kenal. Ia melintang di utara, berbatasan dengan Prancis. Dulu, Basque sejatinya sebuah bangsa yang mencakup pula kawasan di Negara tetangganya itu. Dari sinilah nama French Basque Country berasal. Didier Deschamps, manajer timnas sepak bola Prancis, merupakan salah satu produk ekspor terbaiknya.

Basque luasnya sekitar 10 kali Jakarta, tapi populasinya cuma 2,2 juta jiwa. Warganya berbicara dengan bahasanya sendiri yang dinamai Euskara. Ini bukan varian dari bahasa Spanyol. Euskara adalah rumpun yang sepenuhnya berbeda. Sebagai contoh: “muralla,” bahasa Spanyol untuk “tembok,” ditulis “harresia” dalam bahasa Basque. Contoh lainnya: “salida” (keluar) menjadi “isteera.”

Ada kalanya terjemahan itu membingungkan, terutama jika diterapkan pada nama orang atau tempat. Pada sehelai baliho Museum Guggenheim Bilbao misalnya tertulis judul pameran “Van Goghetik Picassora,” artinya “Van Gogh to Picasso.” Bahkan kata “Basque” dalam bahasa lokal juga sebenarnya ditulis berbeda: Euskadi.

Segala perbedaan distingtif itulah yang dulu memicu hasrat memisahkan diri. Di ujung abad ke-19 berdiri partai nasionalis PNV yang mengusung agenda otonomi. Organisasi yang lebih keras, ETA, mengampanyekan separatis melewat aksi kekerasan. Setidaknya 800 nyawa melayang akibat teror ETA, dan saya datang hanya enam bulan setelah mereka mengumumkan meletakkan senjata.

Eksplorasi saya dimulai di Bilbao, gerbang udara Basque. Dulu, kota tepi sungai ini berperan sebagai pusat galangan kapal dan pabrik baja. “Sewaktu saya kecil, langit Bilbao tidak pernah gelap di kala malam, tapi selalu jingga akibat nyala api dari pabrik-pabrik baja,” kenang Santiago, pria lokal kelahiran 1974. “Polusi udara di sini dulu sangat parah.”

Di ujung abad ke-20, sebagaimana kota industri tua lainnya di Eropa, Bilbao kehilangan daya saingnya akibat menjamurnya pabrik bertenaga murah di Dunia Ketiga. Perlahan, kota ini beralih peran menjadi jantung finansial dan perdagangan. Tapi ada satu hal yang unik dari transformasinya itu, yakni besarnya peran arsitek. Bilbao bisa dibilang adalah kota yang diselamatkan oleh desain.

Kiri-kanan: Zubizuri (“jembatan putih”) rancangan Santiago Calatrava yang melintang di atas Sungai Nervion, Bilbao; salah satu camilan pintxo, tapas khas lokal, di kedai A Fuego Negro, San Sebastian.

Mereka yang datang via jalur udara akan mendarat di terminal yang dirancang oleh arsitek kenamaan Santiago Calatrava. Jika naikkereta, penumpang akan keluar dari cangkang kaca garapan Norman Foster. Menyusuri Sungai Nervión, kita akan menemukan pulau yang sedang dibangun oleh firma ZahaHadid. Sementara di dekat hotel saya terdapat pusat kebudayaan yang didesain oleh desainer terpandang Philippe Starck.

Dari semua proyek itu, satu yang berdampak paling signifikan ialah Museum Guggenheim Bilbao. Diresmikan pada 1997, museum rancangan Frank Gehry ini berjasa vital membalik nasib Bilbao yang sedang terpuruk. Pakar tata kota menyebutnya “Bilbao Effect,” yakni proses di mana institusi budaya mengembalikan pamor kota sekaligus menarik investasi dan turis. Kasus Bilbao jugalah yang mendorong banyak kota mengambil inisiatif serupa, contohnya Abu Dhabi yang juga mewaralaba Guggenheim.

Uniknya, jika model pembangunan kotanya berorientasi ke depan, tradisi sepak bola Bilbao setia menengok ke masa silam. Athletic, klub kebanggaan kota ini, memandang dirinya sebagai garda bagi kemurnian identitas Basque. Sejak diresmikan 120 tahun silam, Athletic konsisten memakai hanya pemain lokal. Aturan ini awalnya didefinisikan ketat untuk pemain kelahiran Basque. Belakangan, aplikasinya lebih luwes dengan mencakup pula alumni akademi sepak bola lokal.

Model rekrutmen berbasis kedaerahan itu adalah kasus langka, terutama di zaman ketika tiap klub bersaing menggaet bakat hebat dari penjuru bumi demi mengejar laba dan piala. Selain Athletic, mungkin hanya Chivas de Guadalajara di Meksiko yang menerapkannya.  “Con cantera y afición, no hace falta importación,” begitu moto yang dianut Athletic. Terjemahan bebasnya: “Bermodalkan bakatdan dukungan lokal, kami tak butuh impor.”

Menurut pakar politik Dr. Jiří Zákravský, sikap primordial Athletic tidak bisa dilepaskan dari riwayatnya. Identitas nasional Basque tumbuh bersamaan dengan dimulainya demam sepak bola, dan partai nasionalis PNV sengaja menunggangi sepak bola sebagai wadah untuk menjaring simpatisan. Tiga anggota PNV bahkan pernah menjabat presiden Athletic. “Klub sepak bola lokal, khususnya Athletic, merupakan medium yang fungsional untuk menyebarkan identitas Basque,” tulis Zákravský dalam makalah bertajuk Basque National Football Team as a Political Tool.

Baca juga: Menikmati Burano, Venesia Versi Sepi; 3 Tempat Wisata Unik di Ibu Kota Kroasia

Pantai La Concha di kota San Sebastian, markas klub Real Sociedad.

Kolusi struktural antara partai dan klub kemudian memang dilarang, namun ikatan politisnya masih lestari. Kebijakan rekrutmen Athletic masih berlaku. Walau tidak tertulis dalam anggaran dasar klub, tak seorang pun berani melanggar aturan itu, dan sepertinya memang belum ada alasan kuat untuk melakukannya. Athletic, bersama Barcelona dan Real Madrid, belum pernah turun kelas dari divisi utama. “Tiga tahun lalu kami mengadakan survei, dan 95 persen anggota klub lebih suka terdegradasi ketimbang merevisi kebijakan rekrutmen,” jelas Borja Gonzalez, Stadium Business Manager Athletic.

Meninggalkan Bilbao, saya meluncur ke kota San Sebastian di sisi timur. Ini rute yang populer dalam sirkuit turis berkat panoramanya yang fotogenik. Selama 70 menit, bus saya melewati perbukitan cadas, rumah-rumah petani yang menyendiri di pundak bukit, serta desa-desa sunyi yang meringkuk di dasar lembah. Mendekati tujuan, bus menyusuri pesisir dan melewati Getaria, kampong halaman Cristobal Balenciaga.

San Sebastian, atau Donostia dalam bahasa Basque, adalah kota pesisir yang cantik dan kalem. Di sini tidak ada keramaian. Pagi dimulai dini dan malam ditutup lekas, karena memang tidak ada kelab malam. Di tepi kota membentang pantai cantik berbentuk bulan sabit. Saat saya datang, beberapa wanita sedang berjemur dengan bertelanjang dada dan seorang pria berjalan bugil di pasir cokelat susu. Terdengar seksi memang, walau dari jumlah lipatan di tubuh mereka, saya bisa menebak usia mereka di atas 60 tahun. Merujuk statistik, lebih dari seperempat warga San Sebastian berstatus pensiunan.

Di peta wisata, pamor San Sebastian baru merekah selepas Olimpiade Barcelona 1992. Menurut gosip lokal, penyebabnya adalah solidaritas warga Barcelona pada agenda separatis Basque. Merekalah yang giat merekomendasikan para penonton Olimpiade untuk mengunjungi San Sebastian. Sebelum itu, kota ini lebih dikenal sebagai tempat liburan keluarga kerajaan Spanyol—salah satu alasan kenapa harga properti di sini sangat mahal, bahkan mungkin yang termahal di seantero negeri. Kata Thomas, seorang pemandu lokal, satu rumah sederhana di sini dibanderol minimum €4 juta.

Gerbang stasiun metro Bilbao yang dirancang oleh Norman Foster.

Seperti Bilbao, San Sebastian memiliki klub sepak bola yang berkompetisi di divisi utama LaLiga—Real Sociedad. Saya sempat mampir ke pusat latihannya. Sebuah pengalaman yang berharga tentunya, berhubung di sinilah kita bisa melihat para selebriti dari jarak dekat, kadang berbincang basa-basi dengan mereka. Pagi ini, Illarramendi lewat di depan saya. Setelah itu, muncul Sandro Ramirez. Saya juga menanti Adnan Januzaj, bintang asal Belgia, tapi dia ternyata dibekap cedera.

Real Sociedad sempat menerapkan model rekrutmen yang serupa dengan Athletic. Pada 1989, kebijakan itu dianulir ketika mereka mengontrak striker John Aldridge asal Liverpool. Alasan perubahan itu ialah kian ketatnya persaingan memikat pemain lokal. Basque mengoleksi puluhan klub, dan beberapa rutin masuk di divisi utama. “Kami sekarang memiliki 10 pemain asing,” jelas Roberto Olabe, Football Director Real Sociedad. “Tapi secara total 85 persen pemain masih berasal dari Basque.”

Dalam konstelasi sosial LaLiga, jika Athletic dipandang mewakili kelas buruh, Real Sociedad merepresentasikan golongan elite. (Terminologi Real berarti “Royal,” menandakan klub ini dinobatkan oleh keluarga ningrat.) Derby Basque, julukan untuk duel yang mempertemukan Athletic dan Real Sociedad, senantiasa sengit. Kendati begitu, pertalian genealogis sebagai duta Basque membuat keduanya tak pernah benar-benar bermusuhan. Bahkan pernah suatu kali para pemainnya berkongsi dalam aksi politik melawan penindasan rezim.

Alkisah, menjelang Derby Basque pada 5 Desember 1976, gelandang tengah Josean Uranga nekat menyelundupkan Ikurrina, bendera nasional Basque, ke ruang ganti Real Sociedad. Dia berniat mempertontonkannya di lapangan. Kelar perundingan internal yang mendebarkan, teman-temannya sepakat mendukung aksinya, lalu mereka mengajak pemain Athletic untuk terlibat. Beberapa menit kemudian, kedua kapten klub memasuki lapangan dengan membentangkan Ikurrina. Segenap penonton pun terperanjat, sebagian bertepuk tangan dan menangis histeris. Melihat kondisi itu, polisi bergeming. Sebulan kemudian, pemerintah Spanyol melegalkan Ikurrina, dan sejarah baru pun tercipta dari lapangan hijau.

Kisah itu saya kutip dari Football & Identities in the Basque Country, buku karangan Alejandro Quiroga. Untuk menghadirkan konteks bagi pembaca, di masa kekuasaan diktator Francisco Franco, semacam Soeharto versi Spanyol, Ikurrina dilarang. Membawanya ke stadion sama bahayanya dengan membawa bendera GAM ke pertandingan Persiraja Banda Aceh di zaman Orde Baru.


14 Paket Liburan Nyepi di Bali

$
0
0

Tiap tahun, masyarakat Hindu di Indonesia merayakan Nyepi, ritual keagamaan yang mengharuskan pemeluknya untuk berdiam diri di rumah selama 24 jam. Momen ini menjadi daya tarik wisata tersendiri. Momen ini merupakan kesempatan langka untuk menikmati Bali tanpa polusi dan hiruk pikuk. Berikut paket menginap liburan Hari Raya Nyepi yang ditawarkan hotel-hotel terbaik di Pulau Dewata.

Nyepi Bali
Arsitektur dan lanskap elok di Hilton Bali Resort.

Hilton Bali Resort
Liburan Hari Raya Nyepi kali ini, Hilton Bali menawarkan pengalaman menginap istimewa di Kawasan Nusa Dua. Paket menginap dua malam dibanderol mulai dari Rp2.500.000++ per malam untuk kamar tipe Deluxe dengan masa tinggal 6-8 Maret 2019. Harga sudah termasuk sarapan tiap hari untuk dua orang dan satu orang anak-anak di bawah usia 12 tahun, makan malam prasmanan di restoran pada 7 Maret 2019, serta akses ke Jungle Kids Club selama menginap. hilton.com; 0361/773-377.

nyepi 2019
Sesi sarapan di vila Ayana Resort & Spa, Bali.

Ayana Resort and Spa, Bali
Ayana Resort and Spa telah menyiapkan akomodasi yang akan membuat tamu betah tinggal di dalam resor selama ritual Nyepi berlangsung. Berlaku pada tanggal 6-8 Maret 2019, para tamu juga akan diajak untuk menikmati budaya khas Bali, yakni prosesi Ogoh Ogoh. Paket yang dibanderol Rp4.500.000++ per malam ini sudah termasuk antar jemput ke Bandara, akses ke Aquatonic untuk dua orang, sarapan, makan malam, serta piknik di luar pada 7 Maret 2019. ayana.com; 0361/702-222.

nyepi 2019
Area bersantai di Ayodya Resort Bali.

Ayodya Resort Bali
Dengan taman luas dan kolam renang yang memikat, Ayodya Resort Bali ideal untuk tempat liburan selama momen Hari Raya Nyepi. Lewat paket Serenity at Ayodya, tamu bisa menginap dan mendapatkan keuntungan lebih seperti sarapan setiap hari, minibar gratis, early dan late check-out, voucher F&B, diskon 30 persen di Mandara Spa, serta beragam kegiatan menarik yang disediakan hotel. Paket menginap ini dibanderol dengan harga mulai dari Rp2.500.000++ per kamar per malam dengan minimum menginap dua malam (6-8 Maret 2019). ayodyaresortbali; 0361/771-102.

nyepi 2019
Lanskap taman rindang dan kolam renang di The Westin Resort Nusa Dua Bali.

The Westin Resort Nusa Dua
Terletak di pantai berpasir putih yang menghadap ke Samudra Hindia, The Westin Resort Nusa Dua mengundang Anda untuk menikmati kemewahan yang mumpuni selama Hari Raya Nyepi. Paket menginap Restful Nyepi Break berdurasi tiga hari dua malam pada 6-8 Maret 2019 ditawarkan dengan harga mulai dari Rp1.900.000++ per malam termasuk sarapan, satu kali makan malam, serta akses ke Westin Workout Fitness Studio dan Westin Family Kids Club. marriott.com; 0361/771-906.

nyepi 2019
Kolam renang luas di Conrad Bali yang menjadi favorit tamu keluarga.

Conrad Bali
Rayakan Hari Raya Nyepi bersama keluarga di Conrad Bali. Nikmati suasana Pulau Dewata yang damai dan minim hiruk-pikuk dengan paket yang dibanderol mulai Rp5.500.000++ untuk dua malam (6-8 Maret 2019) mencakup sarapan, satu kali makan siang, satu kali makan malam, serta diskon 20 persen untuk makan dan minum. conradbali.com; 0361/778-788.

nyepi 2019
Kamar tipe Deluxe Suite di Chapung Sebali yang menyajikan pemandangan hutan Ubud.

Chapung Sebali
Momen Hari Raya Nyepi di Ubud dengan alamnya yang tenang dapat ditemukan di Chapung Sebali. Resor ini menawarkan paket menginap dua malam di Deluxe Suite atau vila dari 6-8 Maret 2019. Paket mencakup sarapan untuk dua orang, buah-buahan, tur melihat parade Ogoh-Ogoh, kelas yoga dan tari bali, serta satu kali makan siang di Jungle Fish Restaurant atau satu jam pijat di Chapung Spa. Harga dibanderol mulai dari Rp8.168.000 nett untuk suite dan Rp11.876.000 nett untuk vila. chapung.com; 0361/898-9102.

nyepi 2019
Salah satu kolam renang di Nusa Dua Beach Hotel & Spa.

Nusa Dua Beach Hotel & Spa, Bali
Nikmati suasana Hari Raya Nyepi yang berkesan di Nusa Dua Beach Hotel & Spa, Bali dengan paket menginap komplet yang mencakup sarapan prasmanan, satu kali makan malam untuk dua orang, akses ke Gecko’s Kid Club, serta beragam kegiatan menarik di dalam hotel. Selama menginap, tamu juga mendapatkan akses ke pusat kebugaran, ruang steam, sauna, dan fasilitas spa. nusaduahotel.com; 0361/771-210.

The World in Pictures: Februari 2019

$
0
0

BROMO
Kuda-kuda menanti turis yang ingin mengarungi padang pasir di sekitar Gunung Bromo. Dengan membayar Rp100.000, turis bisa menunggang kuda dari lautan pasir menuju kaki Bromo.

Foto oleh Muhammad Fajri (@fadjrieraden).

CHIANG MAI
Seorang biksu memimpin doa sore di Wat Phra That Doi Suthep, sekitar 700 kilometer di utara Bangkok. Kuil ini menyimpan relik Sang Buddha dan pernah memainkan peran penting sebagai pusat spiritual Kerajaan Lanna.

Foto oleh Arif Furqan (pausedby.tumblr.com).

INDRAMAYU
Berhiaskan mahkota bunga, puluhan gadis mengikuti tradisi Ngarot di Desa Lelea, Indramayu. Ngarot, yang artinya “bebas dari kutukan dewa,” digelar sebagai ungkapan syukur atas datangnya musim tanam.

Foto oleh Boy Komarudin (boykomar.blogspot.com).

KARANGANYAR
Pemetik teh di Kebun Teh Kemuning, sekitar 40 kilometer dari Solo. Dirintis oleh Belanda pada awal abad ke-19, kebun di kaki Gunung Lawu ini sempat berpindah tangan ke pemerintah penjajahan Jepang dan Mangkunegaran.

Foto oleh Reza Fitriyanto (rezafitriyanto.com).

KOLKATA
Grup barongsai Fitness Club menghampiri rumah warga di daerah pecinan Tangra dalam selebrasi malam Imlek. Di India, pecinan praktis hanya tersisa di Mumbai dan Kolkata, dan populasi mereka terus menyusut akibat migrasi.

Foto oleh Fransisca Angela (fransiscangela.com).

Untuk melihat koleksi foto lainnya, klik di sini.

48 Jam di Siem Reap

$
0
0
Rombongan biksu yang sedang mengabadikan momen di depan Angkor Wat.

Teks & foto oleh Yusni Aziz

SABTU

05:30 Angkor Wat
Borobudur dan Angkor Wat berbagi banyak kesamaan: candi agung warisan kerajaan, anggota Situs Warisan Dunia, serta magnet wisata. Satu kesamaan lainnya: keduanya laris difoto di pagi hari. Menyaksikan langit ungu kemerahan di balik Angkor Wat adalah momen yang diburu banyak turis. Untuk melacak sudut terbaik, tuk tuk siap mengantar Anda mengitari kawasan candi dengan tarif $20.

Seorang turis mengabadikan salah satu wajah yang terpahat di menara Kuil Bayon.

08:00 Bayon
Penting diingat, Angkor adalah kompleks seluas 40.000 hektare yang dihuni banyak candi, hutan, serta jaringan kanal dan jalan purba. Selepas Angkor Wat, kunjungi Bayon untuk menyusuri lorong-lorong intim yang sarat cerita. Bayon dijuluki Kuil Seribu Wajah, dan dari puncaknya kita bisa mengamati lekuk wajah itu lebih dekat. Dari sini, lanjutkan ziarah ke Ta Prohm. Dikerek pada abad ke-12 untuk umat Buddha, candi ini kemudian berpindah haluan ke Hindu. Tapi bukan kontroversi itu yang membuatnya kondang. Ta Prohm, candi mistis yang digerayangi akar pohon, merupakan lokasi syuting Tomb Raider yang dibintangi Angelina Jolie.

 

Material bambu dan kayu mendominasi interior Spoons.

12:00 Spoons
Rampung tur ke masa silam, waktunya menikmati suguhan masa kini di Spoons (egbokmission.org), restoran yang menawarkan aneka menu hasil perpaduan tradisi dapur Khmer dan Barat. Awali sesi santap dengan num krok, kue beras dengan saus kelapa, kemudian cicipi coconut chicken atau tuk kroeung, ikan kuah kari yang disajikan bersama ayam panggang. Spoons beroperasi sejak 2015. Restoran bertubuh bambu ini dibangun oleh LSM EGBOK sebagai wadah bagi anak muda Kamboja belajar bisnis kuliner.

Para pengrajin fokus menyelesaikan pahatan di ruang loka karya Artisans d’Angkor.

15:00 Artisans d’Angkor
Toko ini menjajakan aneka pahatan dan kain sutra berkualitas prima. Tapi yang lebih menarik sebenarnya kisah di baliknya. Selain melestarikan seni kriya lokal, Artisans d’Angkor (artisansdangkor.com) terlibat dalam perawatan situs sejarah. Kru pematungnya diberdayakan untuk merestorasi reruntuhan Angkor. Pengunjung juga bisa menyambangi area atelir untuk menemui para perajin dan melihat cara mereka bekerja.

Turis sibuk berfoto di depan instalasi pohon natal Phalla Angkor Night Market.

19:00 Pasar Malam
Untuk sesi makan malam yang meriah, kunjungi Angkor Night Market (angkornightmarket.com), pasar malam tertua di Siem Reap, atau Noon Night Market yang punya koleksi kedai lebih banyak dan variatif. Di tepi Sungai Siem Reap terdapat sentra belanja Art Center Night Market. Jika mencari barang pajangan yang lebih atraktif, kunjungi Made in Cambodia Market.

Kerlap-kerlip lampu meramaikan Pub Street di malam hari.

21:00 Pub Street
Banyaknya LSM asing yang beroperasi di Siem Reap turut menyuburkan bisnis tempat hiburan, dan salah satu wadah terbaik untuk menyaksikannya ialah Pub Street. Jalur nokturnal ini dijejali puluhan pub dan bar yang diterangi neon warna-warni. Ingin disko bersama warga dan karyawan LSM? Kunjungi bar Angkor What? atau Temple Club (templegroup.asia). Untuk musik yang lebih eklektik, masuki Laundry Bar. Andaikan mendambakan malam yang romantis, maka Miss Wong (misswong.net) yang mengusung gaya Shanghai era 1930-an layak dipertimbangkan.

4 Hotel Atraktif di Singapura

$
0
0

Oleh Yohanes Sandy
Video oleh Gerry Habir

Oasia Hotel Downtown
Diluncurkan pada 18 April 2016, Oasia Hotel Downtown langsung menjadi salah satu hotel paling memikat di Singapura. Desainnya cukup menyita perhatian dengan fasad berwarna jingga dan taman vertikal yang menggerayangi tubuhnya—begitu mencolok di antara desain-desain gedung di sekitarnya. Apalagi letaknya tepat di jantung Tanjong Pagar, salah satu distrik penting di Singapura.

hotel singapura, oasia downtown
Kamar di Oasia Hotel Downtown.

Hotel ini menaungi 314 kamar. Lobinya terletak di lantai 12 dengan desain semi terbuka. Desainnya yang sarat dengan tanaman dan ruang terbuka menghadirkan kesan seperti sedang di lobi sebuah resor. Desain bangunannya digarap oleh firma arsitek lokal, WOHA, sementara interiornya merupakan karya dari desainer asal Spanyol, Patricia Urquiola.

hotel singapura, oasia downtown
Gedung Oasia Hotel Downtown yang tampak menonjol dibandingkan bangunan di sekitarnya.

Hotel yang mengusung tema Refresh, Recharge, and Refuel ini memiliki dua kolam renang, yakni di lantai 21 dan 27. Kolam di lantai 21 didedikasikan khusus bagi tamu Club Room ke atas. Apalagi letaknya yang berseberangan dengan Club Lounge.

hotel singapura, oasia downtown
Kolam renang di lantai 21 Oasia Hotel Downtown yang khusus untuk tamu kategori Club Room ke atas.

Untuk urusan kuliner, Hotel Oasia Downtown memiliki tiga gerai F&B, yakni Marmalade Pantry, Cin Cin Bar, dan OSO Ristorante. Marmalade Pantry yang terletak di lantai dasar difungsikan sebagai tempat sarapan dan buka sepanjang hari, sedangkan Cin Cin Bar mengakomodasi mereka yang mendambakan menu koktail terbaik. Sesi makan lebih serius dapat dilakukan di restoran Italia Oso Ristorante yang bersarang di lantai 27.

hotel singapura, oasia downtown
Sky Terrace, area terbuka di lobi yang biasanya digunakan untuk menggelar sesi yoga.

Fasilitas penunjang lainnya yang tersedia untuk tamu adalah pusat kebugaran serta Sky Terrace yang sering digunakan sebagai tempat yoga. Dengan amenitas mumpuni dan lokasi yang sangat strategis (lima menit berjalan kaki dari Stasiun MRT Tanjong Pagar), hotel ini merupakan tempat ideal untuk memulai liburan di Singapura. oasiahotels.com.

hotel singapura, wanderlust hotel singapura
Kiri-kanan: Fasad gedung bekas sekolah yang kini ditempati Wanderlust; lobi bergaya industrialis kontemporer.

Wanderlust
Hotel ini merupakan bagian dari tren mengubah bangunan tua menjadi hotel trendi. Wanderlust terletak di kawasan Little India dan mengantongi hanya 29 kamar. Gedung yang ditempati dulunya merupakan bangunan sekolah yang telah berdiri sejak 1920-an. Yang membuatnya semakin unik, hotel empat lantai menyuguhkan desain yang berbeda-beda di setiap lantainya, umpamanya desain monokromatis atau penuh warna.

hotel singapura, wanderlust hotel singapura
Kamar di Wanderlust yang mengusung tema luar angkasa.

Seperti layaknya hotel tipe bed and breakfast, penginapan ini minim fasilitas. Namun, pemiliknya ingin menghadirkan pengalaman menginap yang berbeda melalui desain kamar yang dicetak menarik. Fasilitas yang ditanam di dalam hotel adalah sebuah restoran yang merangkap sebagai bar di lobi dan sebuah kolam Jacuzzi tersedia di lantai empat. wanderlusthotel.com.

hotel singapura, vagabond hotel singapura
Kamar The Vagabond yang kental nuansa Peranakan.

Hotel Vagabond
Penginapan ini layaknya hotel yang bersemayam di dalam museum. Bagaimana tidak? Hotel ini mendiami gedung yang berusia lebih dari 65 tahun. Interiornya dipenuhi beragam koleksi karya seni memikat mulai dari patung hingga instalasi video.

Hotel yang bernaung di merek Tribute Portfolio dari grup Marriott International ini mengoleksi 41 kamar dan suite. Tipe tertingginya terletak di lantai paling atas. Sedangkan beberapa kamar dilengkapi balkon. Kamarnya mengusung desain klasik Peranakan dengan pernak-pernik lukisan dan foto tempo dulu di dindingnya.

hotel singapura, vagabond hotel singapura
Kiri-kanan: koleksi wiski di Whiskey Library; patung badak dan pohon emas kreasi seniman ternama yang menghiasi lobi.

Desain dan koleksi seni impresif bukan satu-satunya alasan untuk menginap di hotel yang dibuka pada 2016 ini. The Vagabond juga memiliki Whiskey Library yang mengoleksi lebih dari seribu botol wiski berbagai merek dari seluruh dunia, mulai dari yang langka hingga yang kerap menyabet penghargaan. hotelvagabondsingapore.com.

hotel singapura, the warehouse singapore
Fasad The Warehouse yang menempati gudang tua.

The Warehouse
Hotel yang terletak di tepi Sungai Singapura ini memiliki hal-hal yang disukai oleh kaum hipster: lokasinya di gudang kuno serta desainnya yang berkarakter industrialis dan minimalis. Hotel ini menaungi 37 kamar yang disebar di gedung uzur bekas gudang yang dibangun pada 1895. Fasadnya dibiarkan sesuai aslinya, namun interiornya dirombak dengan desain yang lebih segar.

Sejatinya hotel premium yang membidik pasar anak muda dan mereka yang melek desain, amenitas yang disematkan di kamar pun cukup atraktif. Tiap kamar dilengkapi dengan koneksi WiFi, speaker nirkabel dari Bang & Olufsen, serta produk perawatan kulit ramah lingkungan dari Ashley & Co.

hotel singapura, the warehouse singapore
Kiri-kanan: Lobi yang menyatu dengan bar; kamar The Warehouse yang bernuansa minimalis-industrialis.

Untuk wadah kongko, hotel ini dilengkapi dengan bar dan restoran yang keduanya terletak di lantai dasar. Barnya didesain melebur dengan lobi yang juga berfungsi sebagai lounge. Sedangkan restorannya, Po, dibangun di pojok gedung dan menampilkan menu Tiongkok impresif kreasi Willin Low, pendiri restoran Wild Rocket yang termaktub di daftar 50 restoran terbaik di Asia. thewarehousehotel.com.

8 Ajang Atraktif Sepanjang Maret

$
0
0
Selain pameran, acara Poros Bandung juga menggelar seri diskusi dan seminar menarik.

Poros Bandung
Jadwal: 2-31 Maret 2019
Lokasi: Jakarta, Indonesia
Komunitas Salihara
Acara yang melibatkan sejumlah perupa lulusan Seni Rupa ITB lintas generasi beraliran Mazhab Bandung di antaranya Joko Avianto Mochtar Apin, Nyoman Nuarta, Popo Iskandar, dan Sunaryo ini berbicara tentang modernisme. Selain itu, ada juga seri diskusi dan seminar yang menghadirkan para tokoh seni rupa dari Bandung. salihara.org

Instalasi Amusement Park 2100 yang sangat menarik perhatian.

MeshMinds2.0: ArtxTechforGood
Jadwal: 7-17 Maret 2019
Lokasi: Singapura
Dari virtual reality hingga artificial intelligence, MeshMinds 2.0: ArtxTechforGood memajang beragam teknologi mutakhir sekaligus memperlihatkan fungsinya untuk menjawab tantangan global. Salah satu contoh karya yang ditampilkan, Oceans We Make kreasi Warrior9 VR, mengajak publik menyaksikan problem pencemaran laut dan terlibat dalam solusinya. Acara ini dipusatkan di ArtScience Museum. meshminds.com

Libretto-o-o: A Curtain Design in the Bright Sunshine Heavy with Love, 2017, karya Joe Namy di Sharjah Biennal beberapa tahun lalu.

Sharjah Biennial
Jadwal: 7 Maret-10 Juni 2019
Lokasi: Sharjah, Uni Emirat Arab
Ajang ini dirintis pada 1993 sebagai bagian dari ikhtiar Sharjah untuk menjadi pusat budaya Uni Emirat Arab. Tahun ini, panitia menampilkan tiga pameran dengan tiga kurator berbeda: Zoe Butt, Omar Kholeif, dan Claire Tancons. Seniman yang akan memajang karyanya antara lain Marwa Arsanios, Cory Arcangel, dan Tuan Andrew Nguyen. sharjahart.org

Menikmati beragam sajian lezat di Melbourne Food & Wine Festival.

Melbourne Food & Wine Festival
Jadwal: 8-24 Maret 2019
Lokasi: Melbourne, Australia
Dimulai sebagai ajang sederhana pada 1993, Melbourne Food & Wine Festival merekah jadi festival kuliner terbesar di Australia. Tiket untuk program utamanya, jamuan kolosal World’s Longest Lunch, sudah ludes, tapi acara lainnya masih tersedia, juga kesempatan untuk bertemu para bintang tamu semacam Sarah Wilson, Paul Carmichael, dan David McMillan. melbournefoodandwine.com.au

Beragam acara bertema sains, mulai dari pameran inovasi hingga demonstrasi robot di World Science Festival.

World Science Festival
Jadwal: 20-24 Maret 2019
Lokasi: Brisbane, Australia
Versi waralaba dari ajang di New York, World Science Festival menampilkan antara lain diskusi, pemutaran film, pameran inovasi, demonstrasi robot, hingga sesi makan bersama ilmuwan. Beberapa tema yang akan dikupas ialah ancaman terhadap Great Barrier Reef, efek pemanasan global di Antartika, serta peluang hidup di Mars. Dua bintang tamunya ialah astronaut Yvonne Cagle dan Andrew Thomas. worldsciencefestival.com.au

Untuk episode yang ke-19, Bali Spirit Festival hadir dengan beragam program menarik.

Bali Spirit Festival
Jadwal: 24-31 Maret 2019
Lokasi: Ubud, Bali
Ajang tahunan yang dirintis pada 2008 ini turut menempatkan Ubud dalam peta yoga internasional. Untuk episode 2019, Bali Spirit Festival akan bergulir lebih lama dengan menampilkan lebih banyak program. Bintang tamu yang sudah mengonfirmasi kehadirannya antara lain Tymi Howard, Ronan Tang, Deva Dwabha, dan Brian Siddhartha. Pergelaran ini dipusatkan di Purnati Center for the Arts, sekitar lima menit berkendara ke utara Bali Zoo. balispiritfestival.com

Terlihat para pengunjung yang sibuk mengabadikan salah satu instalasi di acara Art Central Hong Kong.

Art Central Hong Kong
Jadwal: 27-31 Maret 2019
Lokasi: Hong Kong
Central Harborfront
Di episode kelimanya, Art Central akan diikuti oleh 107 galeri dari 22 negara. Selain bursa karya, ajang yang dipusatkan di Central Harbourfront ini menampilkan seminar, diskusi, serta pementasan. Salah satu programnya yang atraktif ialah pameran enam instalasi besar buatan enam seniman, antara lain Le Giang (Vietnam), Seungean Cha (Korea), dan Heri Dono (Indonesia). artcentralhongkong.com

Tour de Bintan menjadi salah satu balap sepeda paling favorit di Asia.

Tour de Bintan
Jadwal: 29-31 Maret 2019
Lokasi: Lagoi, Bintan
Lomba balap sepeda yang dipusatkan di kawasan wisata Lagoi ini menawarkan lima kategori jarak. Khusus kategori terjauh 140 kilometer, rutenya membentang hingga pesisir timur dan selatan pulau, di mana pemenangnya berhak mengikuti kualifikasi ajang bergengsi UCI Gran Fondo World Championships 2019 di Polandia. tourdebintan.com

Tanah Kelahiran Silat

$
0
0
Kiri-kanan: Ari Pardi mewarisi darah silat dan seni dari buyutnya, Inyiak Upiak Palatiang. Kini dia menempuh pendidikan pascasarjana jurusan Musik di Institut Seni Indonesia (ISI) Padangpanjang; murid-murid perguruan
silat Satria Muda Indonesia sedang berlatih gerakan ‘sapuan buaya.’

Oleh Fatris MF
Foto oleh Yoppy Pieter

Alkisah, pada 1880, polisi Belanda akhirnya berhasil menangkap Si Rancak. Bandit licin yang dijuluki Satanische Ogen (Mata Setan) itu sudah berkali-kali coba diringkus, tapi selalu saja lolos. Berapa punjumlahnya, opsir tak sanggup meladeninya berkelahi. Si Rancak terkenal jago silat. Dalam pengepungan yang terakhir, dia dilumpuhkan dengan beberapa butir timah panas.

Tapi penerus-penerus Si Rancak, generasi “Robin Hood” seperti Si Baruak dan Si Patai, terus berkeliaran. Mereka memiliki catatan keonaran yang lebih tebal. Si Patai, misalnya, terlibat pemberontakan dalam kurun 1926-1927 di Pauh dan Koto Tangah. Selama bertahun-tahun, dia memicu rusuh, termasuk membunuh pegawai Belanda dan merampok orang-orang kaya. Dalam Padang Riwayatmu Dulu, Rusli Amran mengisahkan Si Patai sering masuk kampung dan membagikan uang kepada warga.

Si Patai juga pernah dibekuk. Seorang tentara menembaknya dari jarak dekat. Dalam keadaan luka parah, dia dikurung, tapi ajaibnya kesehatannya justru pulih di dalam bui. Ketika akhirnya berhasil dibunuh, mayat Si Patai diusung keliling kota, dipertontonkan kepada orang ramai. “Pentolan komunis Si Patai tewas,” begitu tajuk utama majalah Pandji Poestaka terbitan 1927. “Kalau pun diberi prediket penjahat, maka gelar yang paling tepat buatnya adalah penjahat jentelmen,” catat seorang wartawan Belanda, Hulsman, penuh kagum.

Para “social bandit” itu adalah legiun pendekar, pesilat yang menguasai ilmu bela diri tinggi. Kepiawaian mereka bersilat, sebagaimana digambarkan roman Sengsara Membawa Nikmat, “bagai terbang di udara.” Mereka dididik di perguruan-perguruan yang bertebaran di Minangkabau. Ilmu yang mereka pelajari bukan cuma silat, tapi juga kebatinan.

Padang, kota penting di Sumatera, di masa lalu pernah berstatus sentra silat. Dalam biografinya, Abdullah Injiak Basa Bandaro, yang pernah menjadi guru silat di Kampung Jawa, menuturkan di Padang pada “masa itu sudah banyak sasaran [padepokan] silat.” Kota ini menjadi tempat berkumpulnya “pendekar-pendekar dari segala daerah.” Di manakah para pendekar penerusnya kini?

Baca juga: 48 Jam di Padang; Jejak Peradaban Minang di Solok SelatanRahasia Dapur Ranah Minang

Roby Taslim dan Apry Jeki bersiap bertarung di kawasan pesisir Pariaman.

Saya berkelana di Padang saat hujan sudah lama tak mengucur. Terik membakar. Sungai-sungai mengering dan jalan raya penuh debu. Gerah merambat ke sekujur badan. Persimpangan dimeriahkan klakson kendaraan yang menyalak, khas kota Dunia Ketiga yang bising dan runyam.

Sebuah pergelaran dengan nama yang nyentrik sedang bergulir—Silek Arts Festival. Berbagai jurus dari berbagai aliran diperagakan. Gubernur, Dirjen Kebudayaan Hilmar Farid, dan pejabat-pejabat daerah hadir menontonnya. Banyak orang memuji Silek Arts Festival. “Ini event akbar tahun ini,” kata seseorang di sebuah warung. “Ini akan mampu mengangkat silat lebih maju lagi,” kata yang lain. “Ini akan mengundang wisatawan asing lebih banyak lagi,” entah kata siapa lagi.

Tak jauh dari lokasi festival, saya duduk di sebuah warung kopi di Bukit Karamuntiang, daerah paling utara dari Pauh, negeri kuno yang dulu memproduksi para bandit sekaliber Si Patai, Si Rancak, dan Si Baruak. Kata seorang pejabat kolonial, Pauh adalah negeri “penyamun” yang paling susah takluk. Dalam novel Hulubalang Raja, Nur Sutan Iskandar, sastrawan angkatan Balai Pustaka, juga menyebut Pauh sebagai sarang penyamun. Melihat asap dari tungku rumah-rumah penduduk saja membuat hati gentar untuk melewatinya, begitu dia menggambarkannya. Citra angker itu kian mencekam akibat auman harimau yang sering terdengar dari hutan lebat di tepi Pauh.

Tapi itu mungkin hanyalah penilaian buruk yang dipengaruhi perspektif bias para penjajah. Pauh, desa di tepi Padang, memang telah lama merepotkan para meneer lantaran perlawanannya yang simultan, jauh sebelum kelahiran Si Patai dan pengikutnya. Negeri ini juga punya aliran silat yang melegenda: Silek Pauh.

Saya datang ketika Pauh bukan lagi desa angker, walau bulan kemarin warganya menangkap seekor harimau yang berkeliaran di sudut kampung. Pauh kini merupakan kota satelit yang tumbuh tak terbendung. Universitas Andalas, perguruan tinggi tertua di Sumatera, terpancang di sini sejak tiga dekade silam. Jalan-jalan menuju Pauh dicetak lebar. Pusat keramaian merekah di tiap perempatan dan macet adalah pemandangan jamak. Sawah-sawah luas yang dulu menjadikan Pauh pusat beras, semakin terjepit oleh perumahan yang terus melebar. Masih adakah pesilat di Pauh.

Kiri-kanan: Tabiang Takuruang, kawasan elok di Ngarai Sianok yang kerap dijadikan medan ujian perguruan silat; Razali, pendiri perguruan Bugih Lamo yang bermarkas di Padang Pariaman.

“Belajar silat itu rumit,” jelas Irwandi, salah seorang penerus Silek Pauh. “Dua tahun saya mengikuti seorang guru. Kalau dia capek, saya urutkan berjam-jam. Dia haus, saya buatkan kopi. Belajar silat sama dia, itu aih, dia tidak punya rasa kasihan kalau mengajar. Saya pernah 20 hari susah menelan makanan.”

Di usia 33 tahun, Irwandi menyandang titel guru di sebuah perguruan di Lubuk Lintah, dulu bagian dari Pauh. Ketika silat kian popular usai Asian Games, saya membayangkan jabatannya kini tentu sangat dihormati. “Itu hanya bunga silat,” timpalnya tentang Asian Games. “Pertandingan diatur. Tidak boleh [menyerang] bagian ini dan itu. Silat yang dianggap gemulai dan seperti menari-nari itu namanya pencak.”

Di tengah obrolan, Irwandi memegang rahang, memperagakan kunci-kunci mematikan warisan gurunya. Baginya, setiap sendi tubuh begitu lunak, begitu mudah patah. “Selama dua tahun, saya hanya diajar sedikit saja,” katanya tersenyum. “Bertemulah dengannya,” kata Irwandi lagi dengan tenang, tanpa intonasi yang melonjak-lonjak sebagaimana umumnya masyarakat pesisir barat Sumatera.

Setelah dipanggang terik cukup lama, hujan mendadak turun deras. Air menggenangi kota. Usai melintasi jalan-jalan basah, saya menemui seorang lelaki uzur yang sudah malang melintang di jagat persilatan. Di rumahnya, dia duduk di sofa merah bungur yang busanya menyembul di banyak bagian. Pada dinding bata yang belum dilapisi semen, tergantung plakat-plakat penghargaan yang telah buram.

Inilah lelaki yang bagi murid-muridnya lebih banyak dimitoskan ketimbang hadir sebagai sosok yang rill. Dia pernah ditabrak motor, tapi masih hidup. Pada gempa 2009 silam, dia ketiban beton rumahnya, namun selamat tanpa bekas. Dulu pula, kakek ini pernah ditembak opsir Belanda, tapi lagi-lagi nyawanya bertahan.

Kiri-kanan: Foto usang Inyiak Upiak Palatiang, pendekar perempuan asal Tanah Datar yang meninggal pada 2010 di usia 110 tahun; ‘buka rumah gadang indak bapintu,’ istilah untuk pose siaga seorang pesilat sebelum bertarung.

Namanya Kasurin. Dia lahir pada 1927. Istrinya tak terhitung, tapi dia ingat 27 orang di antaranya. Bukan berarti ingatannya sudah pudar. Kasurin ingat ke mana saja dia pernah dikirim sebagai prajurit. Ketika Jepang datang, dia dilatih sebagai Heiho. Jenis-jenis senjata api dihafalnya di luar kepala. Di tubuhnya yang ceking, di lapis kulitnya yang kendur, tersimpan tujuh butir peluru!

“Seperti apakah filosofi silat yang sebetulnya?” tanya saya dengan nada agak congkak. “Silat itu membunuh secara cepat. Di gelanggang, itu tarian. Itu pencak. Silat bukan begitu, tidak indah. Walau silat pada hakikatnya hubungan dengan Tuhan, menyambung silaturahim,” jawab Kasurin datar.

Darinyalah kalimat Irwandi rupanya berasal, pikir saya. Kasurin lalu tertawa sambil memukulkan tongkat besi ke kepalanya. Bunyinya berdengkang panjang. Saya terperanjat. Tak mau lagi bertanya.

Konon, Silek Pauh merupakan keturunan dari aliran silat yang jauh lebih tua di jantung Minangkabau—Silek Tuo. Ibarat parfum, Silek Tuo dipercaya sebagai “biang” dari segala aliran di Ranah Minang, bahkan di Tanah Melayu. Benarkah?

“Semua seni pertunjukan di Minangkabau, gerak dasarnya dari silek. Randai, atau tari, semua berakar dari silek,” Dasrul, seorang akademisi dan penerus Silek Pauh, menjabarkan teorinya di sebuah warung.

Jelajah Pulau Bawah Bersama Arifin Putra

$
0
0
Overwater Bungalow, tipe akomodasi termahal di Bawah Reserve yang menawarkan akses langsung ke laut. (Jaket dan celana dari Biyan.)

Oleh Yohanes Sandy
Foto oleh Agoes Rudianto

Pulau Bawah tidak berpenghuni, tapi bukan berarti tidak punya tamu. Kadang turis mampir untuk menikmati keindahan pantainya. Kadang nelayan merapat untuk rehat. Ada kalanya, pasukan Angkatan Laut berpatroli di perairannya guna memantau gerak-gerik kapal asing, membekuk penyelundup, juga menangkal pencuri ikan.

Tapi itu dulu. Sejak 2012, Pulau Bawah sebenarnya telah beralih fungsi. Tim Hartnoll, pengusaha asing yang berbasis di Singapura, mengontraknya untuk jangka waktu 30 tahun, kemudian mengerek sebuah resor mewah bernama Bawah Reserve yang mulai menerima tamu pada Oktober 2017. Sejak itu pula, onggokan tak bertuan ini berubah jadi pulau liburan.

Ke tempat inilah Arifin Putra datang September silam. Sang aktor menghabiskan waktu selama dua hari, di sela kesibukannya mempromosikan film Foxtrot Six yang rencananya dirilis pada awal 2019. Pulau Bawah, katanya, merupakan titik terjauh yang pernah dikunjunginya di Provinsi Kepulauan Riau. “Paling biasanya saya ke Batam. Itu pun untuk keperluan syuting,” ujarnya.

Pulau Bawah bersemayam di kaki Kepulauan Anambas, salah satu kabupaten di Provinsi Kepulauan Riau. Di atas peta, jaraknya hanya 250 kilometer dari Singapura, dan proksimiti itulah yang juga mendorong Tim Hartnoll berinvestasi. Bersama pulau-pulau tetangganya, Pulau Bawah merupakan destinasi island getaway akhir pekan yang dekat sekaligus menggiurkan bagi warga Singapura. Lewat Singapura pula, Bawah Reserve berharap bisa menjala turis internasional dari banyak negara, dengan mengandalkan Bandara Changi yang memiliki koneksi mumpuni.

Kiri-kanan: Akomodasi tipe beach suite di Bawah Reserve, resor yang berlokasi di Pulau Bawah, Kepulauan Anambas. (Kemeja dan celana pendek dari Biasa.); laguna dengan pantai panjang dan ombak tenang di Pulau Bawah. (Kemeja dan celana dari Biasa.)

Arifin datang ke sini dengan menaiki pesawat carter dari Batam menuju Letung, disambung kapal cepat. Durasinya total empat jam. Perjalanan pulangnya lebih cepat. Dari perairan di muka resor, sang aktor menaiki pesawat amfibi yang menerbangkannya langsung ke Batam dalam tempo hanya 80 menit. Moda ini mulai digunakan Bawah Reserve pada Mei 2018, saat resor ini diumumkan secara resmi kepada pihak media. Di Indonesia, selain Bawah Reserve, hanya Amanwana di Sumbawa yang menyediakan transfer resmi dengan pesawat amfibi.

Bawah Reserve merupakan island resort bintang lima pertama di Anambas, dan itu artinya aset untuk memikat turis berkocek tebal. Tapi sebenarnya ada makna penting lain dari kehadirannya: menempatkan Anambas dalam peta wisata global. Sebelumnya, gugusan di Laut Tiongkok Selatan ini praktis hanya dikenal sebagai produsen migas.

Bisa dibilang, Bawah Reserve juga sebuah jawaban dari penantian yang panjang. Anambas sebenarnya sudah lama tercium radar turis. “Anambas adalah tempat wajib untuk snorkeling dan menyelam,” ujar seorang narasumber CNN enam tahun silam. Dalam artikel yang diterbitkan di portalnya itu, CNN bahkan menempatkan Anambas dalam daftar lima surga tropis Asia. Tentu saja, klaim tersebut terdengar bombastis dan berlebihan, mengingat Asia punya banyak tempat yang lebih layak masuk kategori “surga tropis.” Anambas sepertinya dipuji lebih berkat namanya yang asing dan lanskapnya yang relatif terawat. Kabupaten ini luasnya 590kilometer persegi, kira-kira seukuran Sleman. Dari 256 pulaunya, hanya 10 persennya yang sementara ini berpenghuni.

Bawah Reserve menaungi 35 unit kamar yang dirangkai dari kayu dan bambu. Beberapa kamarnya berbentuk rumah panggung yang ditancapkan di air dangkal, demi memberikan tamu akses langsung ke laut. Berhubung lokasinya terpencil, pulau ini hanya bisa menangkap frekuensi 2G, tapi pihak resor telah memasang internet via satelit bagi para tamunya. “Benar-benar cocok untuk kembali ke alam,” jelas Arifin.

Aura, pondok spa di Bawah Reserve. (Baju dari Biyan.)

Resor ini dirancang oleh arsitek ternama asal Singapura, Sim Boon Yang dari firma ECO-ID. Dalam video wawancara yang dipasang di situs resmi Bawah Reserve, Boon memutuskan menghindari desain bergaya Bali kontemporer seperti kebanyakan resor di Indonesia, dan memilih menonjolkan langgam tropis tradisional demi menciptakan keharmonisan dengan lingkungan sekitar.

Konstruksi Bawah Reserve memakan waktu lima tahun. Selain akibat lokasinya yang terpencil dan medannya yang menantang, proses panjang itu merupakan konsekuensi langsung dari keputusan pihak pemilik untuk menjaga keutuhan alam pulau. Tidak satu pun alat berat digunakan. Bambu dan kayu asal Jawa dikapalkan ke pulau ini, kemudian dirakit dengan tangan. Menurut Arifin, yang juga menjabat duta WWF, model konstruksi itu menjadikan Bawah Reserve melebur natural dengan lanskapnya.

Keinginan merawat alam juga tecermin dalam manajemen energi resor. Bawah Reserve adalah resor pertama yang bergabung dalam Reids (Renewable Energy Integration Demonstrator-Singapore), proyek pembangkit listrik mini yang mengombinasikan energi angin, matahari, dan laut sekaligus. Bawah Reserve sudah meneken kerja sama dengan Nanyang Technological University untuk mewujudkan instalasi tersebut.

Galibnya island resort mewah, resor ini mempraktikkan filosofi barefoot luxury. Televisi absen dari semua kamarnya. Lahir di Jerman dan besar di Jakarta, Arifin tentu saja tak terbiasa dengan konsep menyepi seperti itu, tapi dia mengaku menyukai atmosfer yang berjarak dari hiruk-pikuk kota. “Ini kedua kalinya saya pergi ke daerah terpencil,” kenangnya. “Saya melakukannya pertama kali di Papua Barat bersama WWF dua tahun lalu. Selama lima hari kami tinggal di kapal dan menyambangi desa-desa di pedalaman.”


Perahu Tercepat Sedang Sekarat

$
0
0
sandek, sandeq
Perahu sandek pangolin saat melaut di Teluk Mandar.

Teks & foto oleh Yusuf Wahil

Mendengar kata Mandar, kita mungkin akan berpikir tentang sandek. Perahu layar bercadik. Perahu tercepat di Nusantara

Sandek (kadang ditulis sandeq) memang digunakan oleh warga Mandar, salah satu suku di Sulawesi. Komunitas pelaut ulung ini umumnya menghuni bagian barat daya pulau, persisnya di dusun-dusun yang bertaburan di Teluk Mandar.

Penduduk Mandar sangat membanggakan sandek, baik sebagai warisan sejarah, simbol tradisi, juga sumbangan pengetahuan lokal bagi dunia maritim. Itu pula sebabnya, sandek rutin dipertontonkan, salah satunya lewat lomba. Ajang perdananya, 1995, digagas oleh antropolog Jerman Horst H. Liebner bersama para nelayan Mandar.

Berkat reputasinya pula, sandek turut mengerek pamor Indonesia sebagai negara bahari. Perahu sprinter asal Sulawesi ini bahkan pernah menjadi semacam duta budaya nasional. Pada 2012 misalnya, sandek mewakili Indonesia menghadiri pergelaran kolosal Brest International Maritime Festival di Prancis.

Sayangnya, catatan-catatan harum itu tak lagi berlanjut. Alih-alih, pamor sandek seperti kian memudar. Dalam beberapa tahun belakangan, banyak nelayan Mandar meninggalkannya. Perahu layar yang telah memukau dunia lewat kecepatannya ini justru kehilangan popularitas di tanah kelahirannya sendiri. Kekhawatiran akan kondisi itu jugalah yang mendorong saya mendokumentasikan sandek sejak 2017.

sandek, sandeq
Panorama Desa Pambusuang, desa nelayan dan sentra pembuatan sandek, di Kecamatan Balanipa.

Sedikit informasi tentang sandek, perahu ini merupakan bahtera paling terkenal dari Sulawesi selain pinisi. Dalam hal dimensi, sandek panjangnya antara tujuh hingga 13 meter; tinggi lambungnya berkisar satu meter; tinggi tiang layarnya 10 meter. Daya angkutnya antara tiga hingga empat ton.

Setidaknya ada tiga jenis sandek. Sandek pangaoli dipakai untuk memancing dengan kapasitas satu orang. Sandek pappasilumba ditujukan untuk lomba. Sandek parroppong didesain untuk berburu telur ikan terbang dan menangkap ikan di rumpon. Jenis yang terakhir inilah yang lazim dikendarai untuk mengarungi laut lepas selama dua hingga tiga minggu. Catatan mengagumkan yang kini sulit dilanjutkan.

Baca juga: Menelusuri Sejarah Sandek; 6 Kapal Tradisional Indonesia

Pada awal 2019, saya melawat Teluk Mandar dan menemui Sulle Gani, seorang nelayan tua yang terakhir kali mengarungi ombak di Selat Makassar pada 2016. Kini, sandek miliknya telah raib, dipotong-potong, diubah menjadi meja makan, meja televisi, kursi, serta lemari kecil tempat menyimpan rokok.

Kondisi serupa terlihat di rumah Ilyas Tafa, nelayan sepuh lainnya. Sandek miliknya sudah bersalin bentuk jadi ranjang. Sementara sandek keduanya dijual seharga Rp8 juta kepada seorang nelayan di Mamuju untuk dijadikan bagan.

9 Acara Seru di April

$
0
0
Konser John Mayer menjadi salah satu acara yang paling ditunggu-tunggu oleh penggemarnya di Indonesia.

Konser John Mayer
Jadwal: 5 April 2019
Lokasi: Tangerang Selatan, Banten
Membuka Tur Dunia 2019 di Auckland, John Clayton Mayer akan singgah di Tangerang Selatan pada 5 April untuk menggelar konser di Indonesia Convention Exhibition (ICE). Dari sini, Mayer akan meneruskan lawatannya ke Hong Kong (8 April), lalu Tokyo (10-11 April). Turnya akan ditutup pada 18 Oktober di Manchester, Inggris. johnmayer.com

Salah satu karya Lauren YS di Wall to Wall Festival. (Foto: Nicole Reed)

Wall to Wall Festival
Jadwal: 5-7 April 2019
Lokasi: Benalla, Australia
Benalla, sekitar 200 kilometer dari Melbourne, telah merekah jadi poros baru untuk seni jalanan. Selain mengoleksi puluhan mural, kota kecil ini menawarkan tur seni jalanan dan memiliki ajang akbar Wall to Wall Festival—pergelaran anual yang dirintis pada 2015 oleh “bapak mural” Shaun Hossack. Selain artis internasional, festival ini melibatkan warga sekitar, termasuk anak kecil dan manula. walltowallfestival.com

Warga beramai-ramai mengarak patung replika penis warna pink di acara Kanamara Matsuri. (Foto: Tokyo Cheapo)

Kanamara Matsuri
Jadwal: 7 April 2019
Lokasi: Kawasaki,
Jepang
Awalnya, acara yang digelar sejak 1977 ini hanya dirayakan pada malam hari oleh sekelompok masyarakat adat di Kuil Kanayama. Namun, kini Kanamara Matsuri justru menjadi acara terpopuler di dunia. Selain untuk meminta kesuburan dan meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap pencegahan penyakit menular seksual, Festival Lingga Besi ini juga menggelar penggalangan dana untuk penelitian HIV/AIDS. Acara puncaknya: menyaksikan tiga patung replika penis raksasa yang diarak keliling kota.

Ride and Seek yang hadir pada acara Snowbombing 2015 silam. (Foto: Andrew Whitton)

Snowbombing
Jadwal: 8-13 April 2019
Lokasi: Mayrhofen, Austria
Snowbombing, yang dijuluki festival musik terbesar di padang salju, akan merayakan ulang tahunnya ke-20 dengan suguhan acara yang lebih variatif. Bintang tamunya tahun ini antara lain Fatboy Slim, Groove Armada, George FitzGerald, dan Stormzy. Snowbombing dipusatkan di Mayrhofen, sekitar 500 kilometer dari Wina, Austria. snowbombing.com

Kiri-kanan: Peacock Poster – Bonnie McLean (Foto: Zeray Peter); Keith Richards Les Paul Custom. (Foto: Coscia Joseph)

Play It Loud: Instruments of Rock & Roll
Jadwal: 8 April-1 Oktober 2019
Lokasi: New York City, Amerika Serikat
Tahun ini, The Metropolitan Museum of Art akan menjadi destinasi baru bagi pencinta rock & roll. Dalam Play It Loud, The Met mengeksplorasi aliran rock & roll melalui 130 instrumen milik para tokohnya, termasuk Jimi Hendrix, James Hetfield, Lady Gaga, Eric Clapton, Bob Dylan, Prince, serta Ringo Starr. metmuseum.org

Songkran jadi Festival Tahun Baru Thailand yang hadir setiap April. (Foto: Ben Reeves)

Songkran
Jadwal: 13-15 April 2019
Lokasi: Chiang Mai, Thailand
Songkran konon berasal dari kawasan utara Thailand, karena itulah pergelaran yang bergulir di Chiang Mai, Ibu Kota Thailand Utara, selalu tampil paling semarak dibandingkan daerah lain. Festival Tahun Baru Thailand ini senantiasa dilangsungkan di April, saat matahari sedang semangat bersinar. Suguhan utamanya adalah pesta siram-siraman air yang bertujuan menghapus mala.

Elevation (2018) karya Andra Matin di pameran Matter & Place yang digelar Museum MACAN.

Matter & Place
Jadwal: 13 April-21 Juli 2019
Lokasi: Jakarta
Untuk kali pertama, Museum Macan (Modern and Contemporary Art in Nusantara) mengusung pameran bertema desain dan arsitektur dengan tujuan mengeksplorasi hubungan antara manusia dan ruang. Matter & Place akan memajang enam karya, termasuk instalasi buatan Shooshie Sulaiman dan Andra Matin. museummacan.org

Manjakan perut selama Ubud Food Festival berlangsung. (Foto: Anggara Mahendra)

Ubud Food Festival
Jadwal: 26-28 April 2019
Lokasi: Ubud, Bali
“Kami ingin menunjukkan kepada pencinta kuliner di dunia bahwa sudah waktunya mereka menambahkan hidangan Indonesia dalam daftar favorit mereka,” ujar Direktur UFF Janet DeNeefe tentang harapan di balik pemilihan tema Spice Up the World. Selain memanjakan perut, ajang tahunan ini memperkaya wawasan kuliner melalui serangkaian program edukatif seperti diskusi dan demo masak oleh koki ternama. ubudfoodfestival.com

Kemeriahan acara King’s Day di Amsterdam. (Foto: Sander Groen)

King’s Day
Jadwal: 27 April 2019
Lokasi: Amsterdam, Belanda
Pesta ulang tahun termegah di dunia, King’s Day bertujuan memperingati hari kelahiran Raja Willem-Alexander. Acaranya antara lain pentas musik, parade perahu, hingga bazar jalanan. Siapkan kostum berwarna jingga jika ingin bergabung. Khusus penggemar pesta dansa, kunjungi Urban Music Festival di Turbinestraat dan Loveland van Oranje di Meerpark. iamsterdam.com

48 Jam di Perth

$
0
0
Salah satu kafe Northbridge yang disebut-sebut sebagai kutub hipster di Perth. (Foto: Tourism Western Australia)

Oleh Nina Hidayat

SABTU

08:00 Chu Bakery
Lantaran berlokasi di seberang taman kota Hyde Park, Chu Bakery (498 William St, Highgate) bukan hanya rutin dilanggan penggemar makanan manis, tapi juga anjing-anjing yang ngaso usai joging pagi. Dagangan andalannya ialah perkawinan antara pastry Prancis dengan topping khas Asia, misalnya kroasan isi kaya, kue sus aroma yuzu (sejenis jeruk yang lazim ditemui di masakan Asia Timur), serta donat dengan saus unik markisa campur cabai.

Salah satu instalasi menarik yang ada di Elizabeth Quay. (Foto: Jarrad Seng)

10:00 Elizabeth Quay
Memperingati ulang tahun ke-60 Ratu Elizabeth II, Pemkot Perth membangun area publik multifungsi Elizabeth Quay (mra.wa.gov.au) di tepi Sungai Swan yang membelah kota. Isinya antara lain area bermain anak, trek joging, wadah kongko, hingga residensial. Dermaga ini bisa dijangkau dengan mobil, tapi lebih seru menaiki feri Transperth (transperth.wa.gov.au) selama 15 menit dari Mends Street Jetty. Menara lonceng ikonis Bell Tower (thebelltower.com.au) juga berada di sini, sedangkan hotel Ritz-Carlton dan apartemen mewah The Tower sedang dibangun. Lelah berjalan-jalan, nikmati ubi goreng manis dan gurih di kedai V Burger (vburgerbar.com.au).

Salah satu karya seni kontemporer Hyper Prometheus Exhibition Opening di PICA. (Foto: Ok Media. Courtesy Perth Institute of Contemporary)

13:00 Perth Institute of Contemporary Arts
Warisan masa silam dan suguhan masa kini bersatu di dekat pusat perbelanjaan di jantung kota. Dalam gedung warisan kolonial yang dirias ulang, PICA (pica.org.au) memajang beragam karya seni kontemporer dari beragam seniman. Selain pameran yang mengeksplorasi isu sosial, PICA giat menanggap pentas musik dan performans. Alokasikan waktu lebih banyak di sini. PICA, bagian dari kompleks Perth Cultural Centre, bertetangga dengan State Library of Western Australia (slwa.wa.gov.au) dan Art Gallery of Western Australia (artgallery.wa.gov.au) yang memajang karya perupa lokal.

Rak penuh aneka bacaan nyeleneh yang ada di Planet Books. (Foto: Planet Books)

16:00 Planet Books
Mungkin karena banyak toko buku di Indonesia bergeser jadi toko alat tulis, toko buku independen pun menjadi objek wisata yang kian memikat. Di Perth, salah satu nama yang dihormati ialah Planet Books (planetbooks.com.au). Raknya dipenuhi bacaan yang nyeleneh, termasuk komik langka hingga literatur pop seputar LGBT dan tato. Tempat ini juga bisa dilirik untuk mencari suvenir unik. Berkat areanya yang lapang dan ditaburi kursi nyaman untuk membaca, Planet Books rentan membuat kita betah nongkrong berlama-lama.

Piza dengan topping melimpah di Ciao Italia. (Foto: Ciao Italia)

19:00 Ciao Italia
Popularitas Ciao Italia (ciaoitalia.com.au) tak kenal musim. Bahkan di malam musim dingin dengan suhu di bawah 10 derajat, banyak orang rela mengantre di muka kedainya. Piza tipis Ciao (kini tersedia di tiga cabang) yang dipanggang di tungku memenuhi semua standar kelezatan: garing di luar, empuk di dalam, keju yang meleleh, topping yang royal. Loyangnya besar, pas untuk berbagi. Begitu juga dengan pastanya yang hadir dalam porsi dobel dari standar Asia. Rampung bersantap, sisakan ruang di perut untuk sepotong tiramisu yang diguyur saus krim.

Interior Heath Ledger Theatre yang memukau. Di sini sering diadakan bermacam pertunjukan seni.

21:00 Northbridge
Kawasan Northbridge bisa dibilang merupakan kutub hipster Perth. Di sini ada Heath Ledger Theatre (ptt.wa.gov.au) yang rutin mementaskan drama dan balet. Namanya dipinjam dari aktor Australia yang tewas tragis. Sepelemparan batu dari sini, kedai gelato trendi Chicho Gelato (chichogelato.com) menjajakan beragam rasa eksperimental, misalnya rasa eggnog, teh hijau plus beras panggang, serta avokad campur potongan bacon. Bagi kaum nokturnal, bar outdoor bergaya industrial Mechanics Institute (mechanicsinstitutebar.com.au) pemandangan malam kota dari teras di atapnya. Pengunjung bisa bercakap-cakap dengan staf bar yang kebanyakan bertato, berotot, dan berjenggot tentang ramuan alkohol, pilihan bir, dan anggur.

Berburu Gili

$
0
0

Meno, Air, dan Trawangan masih populer. Tapi pesaing baru mulai bermunculan di barat daya Lombok. 

Oleh Raden Haryo Suryadi
Aerial videography oleh Hamim Thohari

Lombok, pulau di tepi Garis Wallace, mengoleksi lebih dari 30 gili, istilah lokal untuk “pulau kecil.” Untuk saat ini, tiga yang paling kondang ialah Gili Meno, Air, dan Trawangan. Trio yang lazim disingkat Gili Matra ini telah lama tercantum dalam sirkuit turis. Mengunjunginya, juga snorkeling di antara ketiganya, merupakan paket excursion tour yang marak ditawarkan di Bali. 

Tapi beberapa gili lain kini mulai tertangkap radar turis, terutama mereka yang bertaburan di pesisir barat Lombok dan menghadap Bali. Gili Nanggu adalah contohnya. Pulau yang bersemayam di barat daya Lombok ini sudah memiliki penginapan yang membidik segmen keluarga. Gili Nanggu bisa dijangkau menaiki perahu kayu dari Pelabuhan Tawun dengan waktu tempuh sekitar 20 menit.

Bertetangga dengan Gili Nanggu ialah Gili Sudak, pulau yang juga telah memiliki penginapan—Nirvana Resort. Restoran tepi pantai di resor ini merupakan persinggahan populer banyak pelancong berkat panoramanya yang fotogenik. Usai menyantap makan siang, tamu diundang bermain kano dan snorkeling.

Baca juga: Alasan Baru ke Karma Reef Gili Meno; Menjemput Senja di Gili Trawangan

gili trawangan
Turis menunggu senja di Gili Trawangan. (Foto: Kaur Martin)

Tur island hopping ke Gili Nanggu dan Sudak ditawarkan para operator perahu di Pelabuhan Tawang dengan tarif Rp270.000. Tur ini lazimnya digabung dengan lawatan singkat ke Gili Kedis, pulau mungil yang sebenarnya lebih mirip gosong (pulau pasir). Kecuali beberapa batang pohon di jantungnya, Gili Kedis tak berpenghuni. Kita bisa mengelilinginya dengan berjalan kaki dalam waktu singkat.

Selain trio Nanggu, Sudak, dan Kedis, kawasan barat daya Lombok masih menyimpan sejumlah gili lain dengan lanskap atraktif, contohnya Gili Layar, Asahan, dan Gede. Yang terakhir ini bahkan telah dihuni empat penginapan, salah satunya Via Vacare, resor elok yang memikat turis asing dengan motonya yang unik: “the art of doing nothing.”

10 Tempat Liburan Paskah di Jakarta dan Bali

$
0
0
Interior restoran Grand Café di Hotel Grand Hyatt Jakarta kini lebih elegan.

Paskah jadi salah satu momen spesial yang kerap dirayakan bersama keluarga dan orang-orang terdekat. Beragam aktivitas dapat dilakukan selama liburan, mulai dari sesi makan-makan hingga aktivitas melukis telur yang digelar hotel-hotel di Jakarta dan Bali. Kami pilih 10 di antaranya:

JAKARTA

Grand Hyatt Jakarta
Hotel yang terletak di jantung kota Jakarta ini menawarkan dua sesi menarik untuk menyambut Paskah. Pada 19-21 April 2019, dari pukul 14-18, tamu bisa menikmati Easter Afternoon Tea Buffet seharga Rp288.000++ per orang di Fountain Lounge. Sementara itu, pada 21 April 2019, Grand Café yang baru saja direnovasi menawarkan Easter Sunday Brunch yang dibanderol Rp488.000++ per orang dewasa dan Rp238.000++ untuk anak usia di bawah 12 tahun. Selama sesi makan, si kecil dapat mengikuti beragam aktivitas khas Paskah seperti menangkap kelinci dan mewarnai telur. hyatt.com; 021/2992-1234.

Konter hidangan laut segar di Sana Sini Restaurant,
Pullman Jakarta.

Pullman Jakarta Indonesia
Rayakan Paskah dengan menikmati beragam hidangan lezat di Sana Sini Restaurant pada 21 April 2019. Paket Brunch Eggxperience dibanderol Rp560.000++ termasuk aneka aktivitas menarik untuk buah hati. Dapatkan diskon 15 persen untuk pemesanan sebelum 15 April 2019. Selain itu, Anda juga bisa membeli Easter Goodies di Makaron Bakeshop yang tersedia hingga akhir April seharga Rp300.000. pullmanjakartaindonesia.com; 021/3192-1111.

Raffles Jakarta kembali menawarkan paket spesial untuk merayakan Paskah tahun ini.

Raffles Jakarta
Tahun ini, Raffles Jakarta menawarkan dua acara Paskah yang bergulir pada 21 April 2019. Acara pertama adalah Easter Fun Fair yang diadakan dari pukul 9-15 di area Poolside lantai 14. Di sini anak-anak dapat mengikuti beragam kegiatan menarik seperti mencari telur, melukis, carnival game, dan masih banyak lagi. Acara khusus anak ini mematok biaya masuk sebesar Rp200.000 per anak (satu orang dewasa yang menemani tidak dipungut biaya). Acara kedua adalah Easter Brunch di Arts Café yang berlangsung dari pukul 12:00. Harga sesi makan prasmanan ini dipatok mulai Rp688.000++ inklusif jus dan minuman ringan sepuasnya. raffles.com; 021/2988-0888.

Easter Brunch The Dharmawangsa Jakarta tahun ini bakal terasa lebih spesial dengan menghadirkan aneka menu racikan koki bintang Michelin.

The Dharmawangsa Jakarta
Untuk Paskah tahun ini, Dharmawangsa Jakarta bakal hadirkan Easter Brunch istimewa dengan menggandeng koki bintang Michelin, Olivier Oddos. Berkolaborasi bersama Executive Chef, Felix Budisetiawan, mereka dan timnya telah menyiapkan beberapa menu andalan agar Paskah Anda kali ini lebih berkesan. Menu yang ditawarkan mulai dari scallop with black truffle, blue lobster hingga coconut panna cotta sebagai hidangan penutup. Paket brunch dibanderol mulai dari Rp888.000++. Tersedia juga aneka aktivitas menarik untuk si kecil seperti berburu telur, memberi makanan kelinci hingga body painting. the-dharmawangsa.com; 021/7258-181.

Begaram aktivitas menarik yang bisa dilakukan anak-anak di Hotel Indonesia Kempinski.

Hotel Indonesia Kempinski
Pada 20-21 April 2019, hotel legendaris di Jakarta ini menawarkan paket Easter Brunch Buffet seharga Rp538.000 ++ per orang (anak usia 6-12 tahun cukup bayar setengahnya). Selain menyajikan menu yang beragam, mereka juga membangun kebun binatang mini untuk si kecil. Agar lebih ekonomis, tersedia juga promo bayar satu dapat dua bagi pemegang kartu kredit BCA Platinum. Agar lebih komplet, Hotel Indonesia Kempinski juga menawarkan paket menginap untuk keluarga yang tersedia hingga 21 April 2019 dengan harga mulai dari Rp2.750.000 nett per malam termasuk sarapan. kempinski.com; 021/2358-3800.

Aneka kue-kue lezat di Peacock Lounge, Fairmont Jakarta.

Fairmont Jakarta
Pada 21 April 2019, brunch spesial bakal diselenggarakan di dua restoran di hotel di kawasan Senayan ini. Untuk hidangan prasmanan, tamu dapat berkunjung ke Spectrum dan menikmati berbagai sajian menggugah selera, mulai dari olahan seafood segar hingga makanan pencuci mulut. Paket dibanderol Rp625.000++ per orang. Hotel bintang lima ini juga menawarkan brunch bertema Italia yang dilangsungkan di Sapori Deli dari pukul 11-15. Sesi makan hidangan Italia sepuasnya tersebut dibanderol Rp450.000++ per orang. Selama makan, biarkan si kecil bermain di Easter Kids Zone yang menyediakan macam-macam kegiatan menarik. Merayakan momen spesial ini, Peacock Lounge juga menghadirkan sesi afternoon tea spesial pada 19-21 April dengan harga Rp488.000++. fairmont.com; 021/2970-3333.

Rum Bar Pertama di Kuala Lumpur

$
0
0
Mengunjungi dan melihat aneka tawaran bar yang masuk daftar Asia’s 50 Best Bars 2018.

Teks dan foto oleh Karina Anandya

Berbeda dengan Singapura, mencari bar dengan reputasi cemerlang bukan perkara mudah di Kuala Lumpur. Tak banyak bar yang termaktub di daftar Asia’s Best Bar sejak ajang penghargaan ini digelar pada 2016 silam. Selama dua tahun, yakni 2016 dan 2017, tercatat hanya satu bar di Ibu Kota Malaysia yang pernah tembus daftar bar terbaik Asia, yakni Omakase + Appreciate.

Namun, pada 2018, Kuala Lumpur berhasil menyumbangkan dua wakilnya di Asia’s 50 Best Bar, salah satunya adalah JungleBird. Bar yang baru dibuka pada 2017 silam menduduki peringkat 38. Bahkan, bar berbahan dasar rum pertama di Kuala Lumpur—sehingga acap disebut rumah rum ini juga diganjar gelar bar terbaik di Malaysia. Kehadiran JungleBird juga seolah memberikan angin segar pada dunia bar di Kuala Lumpur yang sebelumnya sempat lesu.

Beberapa koleksi minuman milik bar JungleBird yang impresif.

Bar yang bersemayam di Bukit Damansara tersebut merupakan kreasi empat orang yang sangat mencintai dunia bartender, yakni Divyesh ‘Divy’ Chauhan, Joshua ‘Josh’ Ivanovic, Desmond ‘Desi’ Yatigammana, dan Calzeno ‘Eno’ Adrian.

Tempat kongko dengan suasana tropis ini ditebari furnitur khas Karibia—mulai dari kursi berbahan rotan, bambu, dan kayu, hingga bantal bermotif daun pisang, namun tidak menghilangkan unsur Asia di dalamnya. “Kami juga memajang foto Old Malaya dan menggantung lampu rotan yang kami beli di Bali,” tutur Divyesh yang kerap dipanggil Divy.

Divyesh Chauhan, salah satu pemilik bar yang telah 10 tahun berkecimpung di dunia perhotelan.

Selain desainnya yang cukup berkarakter, daya tarik lain di sini adalah koleksi minumannya yang impresif. Bar ini menyediakan puluhan spirit artisanal serta koleksi lebih dari 100 jenis rum yang mumpuni. Bahkan beberapa di antaranya termasuk edisi terbatas.

Saat saya bertanya mengapa memilih rum sebagai bahan dasar minuman di sini, Divy menjawab bahwa rum merupakan salah satu dari sedikit alkohol yang cukup mudah diracik. Dalam artian, jenis ini dapat dicampurkan dengan rum lainnya tanpa mengubah rasa, namun justru menciptakan beberapa lapis rasa dan menimbulkan sensasi unik pada lidah.

Kiri-kanan: Interior JungleBird yang ditaburi aneka furnitur tropis; dua koktail andalah: JungleBird dan The Best Drink in The World.

Daftar menunya pun sangat variatif. Di bawah tim bartendernya, JungleBird menciptakan lebih dari 30 koktail. Salah satu minuman andalannya adalah koktail klasik Malaysia, yakni Jungle Bird yang merupakan racikan John J. Poister, bartender sekaligus penulis buku The New American Bartender’s Guide, pada 1978 silam saat ia bekerja di Aviary Bar KL Hilton.

Terdiri dari campuran sederhana rum Diplomatico Mantuano dari Venezuela, Campari, jus nanas, dan limau, yang akan meninggalkan rasa pahit dan sedikit kering sesaat setelah menyesapnya. Pilihan minuman lain yang tak boleh dilewatkan adalah racikan Joshua Ivanovic, yakni The Best Drink in The World yang terdiri dari rum Diplomatico Planas, Jamaican girth, dan jeruk nipis.

Baca juga: 5 Butik Lokal di Kuala Lumpur; Bar Terbaik di Asia

Tampak seorang bartender yang sibuk meracik pesanan para tamu.

Menjelang malam, JungleBird juga menawarkan sesi rum tasting. Pengunjung dapat menikmati aneka jenis rum dalam porsi kecil, mulai dari rum bergaya Latin hingga rum premium yang berasal dari French Caribbean. Salah satu yang wajib coba adalah Hello Rum! yang terdiri dari empat rum berbeda, yakni Brugal Extra Dry, Appleton Estate Rare Blend 12-Year, Ron Zacapa 23, dan Rhum J.M. VSOP.

15 Plaza Damansara, Jalan Medan Setia 1, Bukit Damansara, Kuala Lumpur. junglebirdkl.com; +603/2011- 5715.

Checking In: de Braga by Artotel

$
0
0
de braga bandung
Eksterior gedung baru yang merupakan proyek kerja sama dua perusahaan BUMN.

Oleh Yohanes Sandy

Lokasi
Sesuai namanya, de Braga by Artotel bersemayam di Jalan Braga, bulevar legendaris di Bandung. Lokasinya yang strategis membuatnya ideal sebagai awal dari perjalanan menjelajah kota. Jalan Asia-Afrika yang kaya sejarah hanya berjarak lima menit berjalan kaki dari hotel. Di sini Anda bisa menemukan sentra kreatif para pemuda kota Bandung. Sekitar 10 menit dari hotel, Anda juga bisa menjangkau pusat kuliner Jalan Braga dengan deretan kafe dan kedai kopinya.

Desain
Hotel ini menempati gedung baru yang merupakan kerja sama dua perusahaan BUMN, yakni PT Wijaya Karya sebagai kontraktor dan PT Sarinah sebagai pemilik lahan. Menariknya, sisi depan tetap mempertahankan bangunan beratap rendah yang dulunya dikenal sebagai gedung Sarinah, toko busana yang populer di era 1970-an. Pelang Sarinah dengan desainnya yang khas masih tetap dipasang di sisi depan gedung yang kini berfungsi sebagai kafe. Lazimnya hotel yang dikelola oleh Artotel, interiornya dihiasi oleh karya seni memikat. Ada tujuh seniman populer Bandung yang disewa untuk mempercantik interior de Braga mulai dari lobi hingga kamar.

Tiap kamarnya dihiasi dengan mural karya seniman lokal.

Kamar
de Braga mengoleksi 112 kamar yang dicetak lapang dengan luas mulai dari 25 meter persegi. Tiap kamar dilengkapi dengan matras yang nyaman, televisi 42 inci, koneksi WiFi, serta mesin peracik kopi Dolce Gusto. Mempertahankan ciri khas Artotel, sebidang mural menghiasi tiap kamar.

Kolam renang hotel yang biasa digunakan untuk bersantai tamu.

Fasilitas
de Braga memiliki sebuah kolam renang yang terletak di ketinggian. Ukurannya cukup untuk bersantai. Sebagai hotel pelesir dan bisnis, de Braga juga memiliki enam ruang pertemuan yang dapat dimanfaatkan untuk ruang rapat maupun kenduri. Seperti properti Artotel lainnya, de Braga juga dilengkapi dengan galeri Artspace yang digunakan untuk memajang karya-karya seniman atau sebagai tempat pameran.

Kunst Bistro, restoran utama yang buka 24 jam setiap hari.

Kuliner
Hotel dengan interior artistik ini menawarkan dua gerai makan dan minum. Kunst Bistro berstatus sebagai restoran utama menyuguhkan beragam hidangan Nusantara dan internasional. Hidangan Nusantara cukup menggoda lidah. Salah satu yang harus dicoba adalah iga rica-rica. Kunst Bistro beroperasi 24 jam dan terbuka untuk tamu luar hotel. Sementara itu, bagi Anda yang mendambakan wadah kongko menarik, Terrace Café yang terletak di sebelah lobi bisa menjadi pilihan. Kafe dengan akses langsung ke Jalan Braga ini menawarkan beragam minuman dan kopi artisanal. Cocok untuk kongko di sore hari sebelum melanjutkan makan malam.

Jl. Braga No. 10, Bandung, Jawa Barat; 022/8601-6100; debragahotel.com; doubles mulai dari Rp555.000.


Aset Baru Beidaihe

$
0
0
Area pamer di UCCA DuneAart Museum, kompleks berbentuk gua di rahim bukit pasir di Distrik Beidaihe, Tiongkok. (Foto: Foto: WU Qingshan/Open Architecture)

Oleh Cristian Rahadiansyah

Beidaihe, 290 kilometer di timur Beijing, merupakan destinasi liburan yang populer di kalangan pejabat politbiro. Akhir tahun lalu, distrik tepi pantai ini memiliki aset baru untuk menjala segmen yang sepenuhnya berbeda: pencinta seni.

UCCA Dune Art Museum (ucca.org.cn), museum milik lembaga UCCA, membuka pintunya lewat pameran After Nature, sebuah eksplorasi atas hubungan manusia dan alam dengan latar pembangunan agresif di Tiongkok. Museum ini menampung sebuah kafe, ruang baca, serta 10 galeri yang ditata menghadap Laut Bohai. Tak ada yang spesial dari fasilitasnya, kecuali bahwa hampir semuanya dikubur pasir. Bagaikan kompleks gua, museum seluas 930 meter persegi ini ditempatkan di rahim bukit dan dibelah-belah jaringan lorong. Perancangnya, firma OPEN Architecture, memang ingin membawa tamu mengenang gua sebagai “rumah” awal manusia sekaligus ruang lahirnya lukisan pertama.

Baca juga: Ikon Arsitektur Kultural; 6 Museum Buatan Merek Premium Dunia

Kehadiran museum rubanah ini sekaligus menambah koleksi bangunan unik di Beidaihe. Tak jauh dari UCCA Dune terdapat Seashore Chapel dan Seashore Library yang kerap dijuluki perpustakaan paling kesepian di dunia. “Saya percaya UCCA Dune akan memberi pengunjung pengalaman yang bersumber dari fantasi,” jelas Ma Yin, pendiri Aranya, lembaga yang turut mendanai museum ini. Untuk pameran keduanya, dari 23 April-1 September, UCCA Dune mengusung tema Land of the Lustrous  dan melibatkan sembilan artis.

Dipublikasikan perdana di majalah DestinAsian Indonesia edisi April/Juni 2019 (“Good to Go: Langgam Liang”).

Ikon Arsitektur Kultural

$
0
0
tavros Niarchos Foundation Cultural Center Azkuna Zentroa Heydar Aliyev Center Mulhouse Cultural Center The Shed Tjibaou Cultural Center Tonghua Science & Cultural Center KKL Luzern Fondazione Prada
Azkuna Zentroa merupakan tempat serbaguna rancangan Philippe Starck dan Thibaut Mathieu yang terletak di Bilbao, Spanyol. (Foto: Markel Redondo)

Oleh Cristian Rahadiansyah

Pada hakikatnya, kebudayaan mustahil dipusatkan. Pusat kebudayaan sepertinya—tak ada data valid siapa yang memulainya—sebuah inovasi urban yang lahir dari tuntutan zaman modern. Kota-kota tak punya banyak waktu luang untuk menangkap kebudayaan yang terus bergerak, karena itu mesti ada lembaga di mana budaya diramu dan dikemas di bawah satu atap. Dulu, “pusat” itu dikuasai kerajaan. Selepas era monarki, perannya berpindah ke banyak tangan. Dalam konteks hubungan internasional misalnya, pusat kebudayaan difungsikan layaknya alat diplomasi: membentuk jembatan kultural dengan para mitra asing. Goethe-Institut dan Erasmus Huis adalah contohnya. Tapi ada pula pusat kebudayaan yang murni inisiatif partikelir. Fondazione Prada menyalurkan minat seni Miuccia Prada, sementara Stavros Niarchos Foundation Cultural Center mewakili kontribusi sosial sang miliuner Yunani. Bagi banyak kota, pusat kebudayaan juga kian vital sebagai asset wisata. Memilikinya jadi syarat untuk menyandang reputasi “kota yang berbudaya.” Setidaknya di Eropa, pusat kebudayaan turut diperhitungkan dalam seleksi gelar European Capital of Culture.

Dipublikasikan perdana di majalah DestinAsian Indonesia edisi April/Juni 2019 (“Good to Go: Arsitektural Kultural”).

48 Jam di Bengkulu

$
0
0
Di bagian depan Pasar Panorama terdapat banyak penjual buah segar.

Oleh Harry Siswoyo
Foto oleh Muhammad Ikhsan

SABTU

05:00 Pasar Panorama
Pasar tradisional ini beroperasi nyaris 24 jam saban harinya, tapi waktu tersibuknya bergulir sejak dini hari hingga pukul 09:00. Macet, becek, dan negosiasi riuh antara pedagang dan tauke adalah pemandangan unik di sini. Menyusuri Pasar Panorama (Jl. Semangka Raya, Singaran Pati), Anda akan menemukan sayur yang baru dipanen, ikan yang baru sejenak meninggalkan laut, hingga daging segar dan barang bekas. Di antara dagangan itu, nikmati keramaian yang seru, kacau balau yang mengesalkan, serta suara harapan dari para pedagang.

Masjid Jamik merupakan cagar budaya karya arsitektural Bung Karno selama masa pengasingan beliau di Bengkulu.

10:00 Masjid Jamik
Rumah ibadah ini beralamat di jantung kota, persis di tengah-tengah delta yang diapit dua jalan raya. Atapnya berbentuk limas kerucut tumpang tiga yang dilapisi seng merah dan ditopang oleh empat pilar bermotif flora. Masjid yang berdiri sejak abad ke-18 ini dulu bernama Surau Gedang. Usai direnovasi, namanya direvisi jadi Masjid Jamik (Jl. Letjen Suprapto, Tengah Padang) oleh Presiden Sukarno saat beliau diasingkan di Bengkulu.  

Tungku Pendap Cik Timah yang berbentuk unik ini yang diyakini dapat menambah kelezatan pendap.

12:00 Pendap Cik Timah
Lebih dari 20 tahun Cik Timah meracik pendap, penganan berisi ikan, kelapa muda parut, kunyit, cabai, dan rempah. Sekilas mirip pepes memang. Bedanya, pendap Bengkulu dibebat 30 helai daun keladi yang direbus selama delapan jam. Pendap Cik Timah (Jl. Enggano 25, Pasar Bengkulu) memproduksi hanya 150 pendap setiap sepekan sekali dan menjajakannya Rp15 ribu per porsi. Untuk mencicipinya, Anda kerap harus bersabar menunggu antrean. Jika rela sedikit “curang,” mampir saja ke rumah Cik Timah yang terkoneksi dengan kedainya. Pintunya selalu terbuka dengan segala keramahannya.

Fajri Craft merupakan salah satu tempat penjualan kerajinan kulit lantung khas Bengkulu yang terletak di Sentra Penjualan Oleh-Oleh, Anggut Atas, Bengkulu.

14:00 Fajri Craft
Dulu, berkat tubuhnya yang lentur dan teksturnya yang lembut, kulit kayu lantung lazim dipakai sebagai bahan pakaian. Kini, kulit kayu berwarna kecokelatan ini diracik menjadi beragam produk kriya, seperti yang terlihat di Fajri Craft (Jl. Soekarno-Hatta, Ratu Samban). Bengkel kreatif ini menjajakan antara lain tas, kotak tisu, pigura, hingga lembaran lantung untuk dimodifikasi dengan harga Rp35 ribu untuk ukuran 1 x 1 meter. Dagangan yang terakhir ini biasanya digemari orang Papua sebagai bahan pembuat noken. 

Aswin, seorang perajin dol yang sedang mencungkil bonggol pohon kelapa yang akan dijadikan bahan dasar pembuatan alat musik tradisional Bengkulu tersebut.

16:00 Perajin Dol
Dol, alat musik pukul yang terbuat dari bonggol kelapa, rutin dimainkan dalam Festival Tabot atau pentas tarian tradisional. Beduk versi Bengkulu ini konon diciptakan oleh orang-orang Madras yang dibawa Inggris untuk membangun Benteng Marlborough. Tak mudah membuatnya, mungkin karena itu perajinnya hanya segelintir, salah satunya Aswin (Jl. KH Ahmad Dahlan 12, Teluk Segara). Selama belasan tahun berkarya, Aswin sudah memproduksi ribuan dol, beberapa tersimpan di luar negeri. Dol buatannya juga bisa dibeli sebagai suvenir di galerinya. Versi kecilnya, sekitar 250.000 per buah, dirangkai dari plastik yang dibalut kulit hewan.

Es Krim Durian tradisional yang disajikan meriah dan menggiurkan.

18:00 Pondok Durian Bengkulu
Dalam peta produsen durian, Bengkulu punya tempat yang dihormati. Durian dari sini sukses menembus pasar yang luas. Tahun lalu, namanya kembali melambung usai sebuah pesawat ketahuan mengangkut dua ton durian Bengkulu ke Jakarta, hingga diprotes penumpang yang tak tahan dengan baunya. Di Pondok Durian Bengkulu (Jl. Meranti Raya 03 A-B, Ratu Agung), durian khas lokal dihidangkan dengan cara yang meriah dan menggiurkan: bersama es krim puter, ketan putih, potongan avokad, serta agar-agar merah. Pondok Durian melayani tamu dari pukul 10:00 hingga 20:00

Ekspansi Hakkasan di Jakarta

$
0
0

Wawancara oleh Yohanes Sandy

Sejarah Hakkasan?
Restoran ini lahir pada 2001 di London. Idenya bukan untuk membuat restoran Tiongkok biasa. Restoran perdana kami terselip di gang cupet, tanpa pelang. Desain, makanan, pelayanan, semuanya dirancang sedemikian rupa demi menghadirkan pengalaman yang berbeda.

Kenapa Jakarta?
Kota ini punya potensi. Pertumbuhan ekonominya luar biasa dan reputasinya mengilap di tingkat dunia. Alasan lain dari kehadiran kami: saat mengecek buku tamu restoran kami di penjuru bumi, banyak tamu berasal dari Jakarta.

Konsep Hakkasan Jakarta?
Selain berkonsep restoran premium yang menyajikan kuliner Kanton, Hakkasan Jakarta melebur konsep destinasi kuliner dan hiburan. Oleh karena itu, pemilihan musik, koktail, dan atmosfer kami pikirkan dengan matang. Akhir tahun ini, kami akan membuka area rooftop—pertama kalinya dalam portofolio Hakkasan.

Daftar menu di Jakarta?
Sekitar 90 persen hidangan bisa ditemukan di ca- bang lain. Sisanya adalah enam menu yang diciptakan khusus untuk Jakarta. Favorit saya ialah crispy quail egg puff, double boiled chicken soup in coconut, dan es teler.

Baca juga: Restoran Hakkasan Buka Cabang di Jakarta; Restoran Burger Trendi Baru di Jakarta

Menu crispy duck salad dengan pomelo, pine nut dan shallot.

Agenda reduksi plastik akan dibawa?
Tahun lalu kami menggandeng DJ Calvin Harris untuk kampanye reduksi plastik. Di beberapa cabang, sedotan plastik sudah diganti. Di Jakarta, kami memakai sedotan bambu dari Bali. Rencananya, sedotan bambu akan dipakai di seluruh cabang Hakkasan.

Skena kuliner Jakarta dan Bali?
Menarik sekali. Terutama di Bali. Banyak restoran bagus yang bertahan di sana. Di Jakarta juga banyak restoran konvensional yang mampu bertahan sejak saya hengkang dari kota ini 15 tahun silam. Tapi, tentu saja, yang paling menarik di Jakarta adalah makanan kaki limanya. Begitu banyak opsi yang ditawarkan dan rasanya begitu lezat.

Dipublikasikan perdana di majalah DestinAsian Indonesia edisi April/Juni 2019 (“Ekspansi Jakarta”).

The World in Pictures: April 2019

$
0
0

BANJAR
Seorang ibu menjajakan dagangan kepada para turis di pasar apung Lok Baintan, Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan. Pasar pagi yang beroperasi di Sungai Martapura ini telah lama terkenal sebagai objek wisata.

Foto oleh Rizki Dwi Putra (rizkidwiputra.com).

LOMBOK TENGAH
Seekor anjing di kawasan perbukitan Merese, sekitar 80 menit berkendara dari pusat kota Mataram. Dari bukit yang bergulung di pesisir selatan Lombok ini, pengunjung bisa menikmati panorama matahari terbit dan terbenam.

Foto oleh Irawan Suharto (@irawansuh91).

PALU
Melayang di kawasan Bukit Salena dengan latar teluk dan kota Palu. Bukit yang berlokasi di sisi barat kota ini sedang dikembangkan sebagai destinasi bagi pencinta dirgantara.

Foto oleh Yusuf Wahil (@yusufwahil).

TIMOR TENGAH UTARA
Tangga batu menuju Gua Santa Maria Siti Bitauni, sekitar 25 kilometer dari kota Kefamenanu, Kabupaten Timor Tengah Utara. Situs ziarah ini menyimpan kisah penyebaran agama Katolik oleh misionaris Portugis.

Foto oleh Frengki Lollo (frengkilollo23.wordpress.com). 

YOGYAKARTA
Karya bertajuk Ong Bak Raja Babi buatan Hermanu dalam Pameran Seni Rupa Imlek “KOSEN” di Bentara Budaya Yogyakarta. Pameran ini merespons tantangan merajut tali persaudaraan di tengah kemajemukan Indonesia.

Foto oleh Anggertimur Lanang Tinarbuko (@anggertimur).

Untuk melihat koleksi foto lainnya, klik di sini.

Viewing all 1032 articles
Browse latest View live