Quantcast
Channel: Themes | DestinAsian Indonesia
Viewing all 1032 articles
Browse latest View live

10 Negara Teraman untuk Turis Wanita

$
0
0

Meningkatnya angka kriminalitas belakangan ini membuat momen jalan-jalan terasa kurang menyenangkan, terutama bagi turis wanita yang gemar bepergian sendirian. Namun, data dari International Women’s Travel Center ini setidaknya dapat menjadi referensi Anda dalam memilih destinasi liburan selanjutnya.

Menggabungkan data statistik negara teraman dari World Economic Forum (WEF) dan Global Peace Index, lembaga survei khusus wanita ini merilis daftar negara teraman berdasarkan berdasarkan beberapa indikator yang mencakup pariwisata, rendahnya tindak kejahatan terhadap wanita, hak-hak wanita, hingga kesetaraan gender.

Baca juga: 10 Destinasi Teraman 201820 Negara Teraman di Dunia

Dari daftar tersebut, negara-negara Eropa masih menduduki peringkat atas sebagai negara teraman untuk pelancong wanita. Islandia bertengger di posisi teraman. Negara ini dinilai memiliki tingkat kejahatan terhadap wanita paling rendah di dunia. Urutan kedua disusul Denmark yang terkenal sebagai negara yang aktif membela hak wanita. Peringkat ketiga hingga kelima diisi oleh Selandia Baru, Austria, dan Swiss. Berikut 10 negara teraman untuk turis wanita versi International Women’s Travel Center:

  1. Islandia
  2. Denmark
  3. Selandia Baru
  4. Austria
  5. Swiss
  6. Belanda
  7. Finlandia
  8. Kanada
  9. Swedia
  10. Belgia

Informasi selengkapnya, kunjungi International Women’s Travel Center.


Proyek Dokumenter Umat Katolik

$
0
0
Pastor V. Kirdjito (kiri) meninggalkan tepi sungai Lamat usai misa di desa Tangkil, Magelang, Jawa Tengah, pada April 2003.

Judulnya: Catholicism in Indonesia. Dalam proyek dokumenter yang digarap dari 2000-2005 ini, Ng Swan Ti memotret kehidupan umat Katolik dan perayaan Paskah di sejumlah tempat di Jawa dan Flores. Foto-foto karyanya pernah dipamerkan di tiga ajang bergengsi: Noorderlicht, Jakarta Biennale, dan DongGang Photo Festival. Melalui proyek ini, kita menyaksikan sepenggal wajah Katolik di Indonesia. Tapi bukan itu tujuan utama Ng Swan Ti sebenarnya. Alih-alih, dia beriktikad menjawab makna Katolik dalam dirinya sendiri.

Ng Swan Ti terlahir pada 1972 di keluarga penganut Konghucu di Malang. Atas alasan pragmatis, misalnya mendaftar sekolah dan membuat KTP, dia memilih Katolik. (Kala itu Konghucu belum diakui sebagai agama resmi.) Ng Swan Ti mengikuti kursus agama Katolik, lalu dibaptis saat duduk di bangku kuliah. Di permukaan, dia seorang Katolik tulen. Akan tetapi, berhubung pilihannya dipicu keterpaksaan, imannya tak mantap. Waktu itu, Ng Swan Ti memahami agama dan iman “sebatas ritual dan kewajiban ke gereja setiap Minggu.”

Dari kegelisahan itulah tercetus gagasan Catholicismin Indonesia. Ng Swan Ti, yang waktu itu masih bekerja di perusahaan roti, memakai fotografi untuk mengeksplorasi tema Katolik sebagai elemen identitas, terutama identitasnya sendiri. “Awalnya saya memilih tempat atau acara yang menggabungkan ritual Katolik dengan budaya Jawa,” kenangnya. “Kemudian saya memilih Flores di mana mayoritas penduduknya beragama Katolik.”

Baca juga: Dokumentasi Unik Kantor KedutaanWarna dan Tawa Parade Samanera  

Selama enam tahun menggarap Catholicism in Indonesia, dia memotret dan berziarah, juga bertanya dan mencari makna. Berkat proyek itu, Ng Swan Ti, yang kini menjabat Managing Director PannaFoto Institute, kemudian menyadari fotografi sebenarnya bisa menjalankan fungsi pencerahan, bukan hanya bagi pemirsanya, tapi juga si fotografer. “Saya menemukan fotografi sebagai medium untuk mempelajari hal-hal yang belum saya pahami dalam skala privat.”

Dipublikasikan perdana di majalah DestinAsian Indonesia edisi Oktober/Desember 2018 (“Proyek Walang Hati”).

10 Patung Tertinggi di Dunia

$
0
0
patung tertinggi
Statue of Unity berhasil menjadi patung paling tinggi di dunia saat ini.

Tak hanya berlomba-lomba mendirikan gedung, hotel, hingga restoran tertinggi, namun kian banyak negara yang membangun monumen terjangkung di jagat. Selain menjadi destinasi wisata yang dapat menarik lebih banyak turis, patung-patung tersebut juga menyimpan cerita di balik pembangunannya. Berikut kami rangkum sepuluh patung tertinggi di dunia—tidak termasuk penyangga dan alas penyangganya:

Statue of Unity – India (182 meter)
Resmi dibukap 31 Oktober 2018, patung yang didedikasikan untuk Vallabhbhai “Sardar” Patel, merupakan pemimpin gerakan kemerdekaan sekaligus perdana menteri di India ini resmi menjadi patung terjangkung sejagat. Proyek megah senilai Rp6 triliun tersebut dibangun di tengah Pulau Sadhu, Gujarat yang dikelilingi sungai Narmada. Untuk menunjang amenitas para wisatawan, patung manusia besi ini dilengkapi dengan ruang observasi yang dapat menampung 200 pengunjung, ruang konferensi, fasilitas eskalator, hotel, hingga museum sejarah dunia. statueofunity.in.

patung tertinggi
Tahun ini, Spring Temple Buddha, sang juara bertahan sebagai patung tertinggi terpaksa harus turun di posisi dua.

Spring Temple Buddha – Tiongkok (128 meter)
Setelah satu dekade menjabat sebagai patung tertinggi sejagat, tahun ini, posisi Spring Temple Buddha terpaksa harus lengser ke peringkat dua. Berdiri sejak 2008, patung yang menggambarkan Buddha Vairocana ini terbuat dari 108 kilogram emas, 3.300 ton tembaga, dan 15.000 ton baja. Bersemayam di kawasan terpencil Fodushan Scenic Area, provinsi Henan, Tiongkok, yang berjarak dua jam dari kota Lushan. Setibanya di sana, pengunjung dapat memilih berjalan melewati dua buah tangga besar yang masing-masing memiliki 365 anak tangga, atau menggunakan bus mini berbayar yang siap mengantarkan pengunjung sampai puncak. springtemplebuddha.com.

patung tertinggi
Karena seluruh biaya pembangunan merupakan hasil dari sumbangan penduduk setempat, pembangunan Laykyun Sekkya membutuhkan waktu sekitar 12 tahun. (Foto: 123rf/Aliaksandr Mazurkevich)

Laykyun Sekkya – Myanmar (116 meter)
Dibangun selama kurang lebih 12 tahun, akhirnya pada 2008, Laykyun Sekkya resmi dibuka. Patung yang terletak di desa Khatakan Taung, Monywa ini terinspirasi dari Siddhartha Gautama, sang pendiri agama Buddha. Dicat dengan warna kuning yang memiliki simbol kebijaksanaan, seluruh biaya pembangunan merupakan hasil dari sumbangan penduduk setempat. Patung ini memiliki 27 lantai serta lift khusus. Di depannya terdapat patung Buddha berbaring yang dikelilingi oleh pohon Bodhi, yang dianggap sebagai pohon suci bagi umat Buddha.

patung tertinggi
Ushiku Daibutsu menjadi salah satu obyek wisata religi paling terkenal di Jepang. (Foto: Japan Travel)

Ushiku Daibutsu – Jepang (100 meter)
Dibangun pada 1993 untuk memperingati kelahiran Shinran, biksu yang hidup pada Zaman Kamakura, dan menjadi pendiri sekte Jodo Shinshu di Jepang. Diklaim sebagai patung perunggu tertinggi di dunia, Ushiku Daibutsu juga dikenal sebagai Ushiku ARCADIA (Amida’s Radiance and Compassion Actually Developing and Illuminating Area). Berdiri di Prefektur Ibaraki, patung setinggi 100 meter ini dibagi menjadi lima tingkat. Di sini, pengunjung juga dapat belajar tentang kitab suci sutra hingga khotbah Buddha. Selain itu, mereka juga dapat berkunjung ke dek observasi untuk menikmati pemandangan Tokyo Skytree dan Gunung Fuji dari kejauhan.

Baca juga: Patung Garuda Wisnu Kencana Resmi Dibuka50 Tahun Taman Ismail Marzuki

patung tertinggi
Seluruh badan patung Sendai Daikannon dicat warna putih sebagai simbol kesucian. (Foto: tohokuandtokyo)

Sendai Daikannon – Jepang (100 meter)
Merupakan patung Nyoirin Kannon (dalam Bahasa indonesia disebut Dewi Kwan Im) tertinggi di dunia, dan patung dewi tertinggi di Jepang, Sendai Daikannon berdiri kokoh di Sendai, Prefektur Miyagi. Menjadi salah satu destinasi religi di Negeri Sakura, patung yang selesai dibangun pada 1991 tersebut menggambarkan seorang dewi, dengan tangan kanan memegang permata pengabul permintaan, sedangkan tangan kirinya memegang air kebijaksanaan. Saat memasuki monumen, pengunjung dapat menemukan area kecil untuk berdoa dan membuat permohonan, serta 108 arca Buddha yang tersebar di dalamnya.

Wisata Kuliner: Sehari di Sanur

$
0
0

Video oleh Sadam Dwi Satria

Sarapan: Nasi Bali Made Weti
Inilah salah satu alasan banyak turis di Sanur enggan sarapan di hotel. Nasi Bali Made Weti, warung yang berjarak hanya beberapa langkah dari pantai, menyuguhkan hidangan sederhana yang terdiri dari nasi, sepotong telur rebus, ayam suwir, kacang goreng, urap, kulit ayam goreng, dan irisan cabai. Warung tepi jalan ini beroperasi hingga tengah hari, walau masakannya kerap sudah ludes saat mentari masih miring di timur, terutama di akhir pekan dan musim liburan. Satu yang penting diingat, di sini tak ada nomor antrean, jadi pastikan Anda memiliki kesabaran cukup tebal. Pesan lainnya, jangan berfoto-foto atau kongko setelah makan, sebab kemungkinan besar Anda akan diusir secara halus oleh staf warung. Jl. Segara Ayu.

Brunch: Artotel Beach Club
Kehadirannya telah memberi Sanur magnet segar untuk memikat kaum muda. Artotel Beach Club (ABC), restoran trendi milik jaringan Artotel, menampung antara lain kolam renang berbentuk laguna, sebuah stan DJ yang dinaungi atap berbentuk daun, lahan bermain khusus anak, serta zona drop off yang dipercantik patung Bloom buatan seniman Pintor Sirait. Kompleks atraktif berarsitektur bambu ini dirancang oleh Penjor Bali Mandiri, firma yang pernah menggarap proyek Finns Beach Club. Selain hidangan dan camilan kreasi koki Manuel Effendi, ABC mengoleksi sejumlah koktail inovatif, salah satunya kecombrang martini. Daya tarik lain tempat ini adalah variasi acaranya, mulai dari pesta disko, konser musik, pentas DJ, hingga bazar di taman. Jl. Danau Tamblingan 35; 0361/4491-888; artotelbeachclub.com.

Baca juga: Beach Club Pertama di SanurLika-Liku Wisata di Sanur

Makan Siang: Mak Beng
Hidangannya sudah baku: kombinasi “triumvirat” nasi, sup ikan, dan ikan goreng. Bahan utamanya adalah giant trevally alias ikan cakal. Meski restoran berkonsep serupa telah bermunculan, Mak Beng sepertinya masih berjaya di puncak klasemen. Datang di jam makan siang, kita lazimnya mesti mengantre selama beberapa menit sembari melihat-lihat lebih dari 100 foto tamu selebriti yang melapisi dinding. Khusus di musim liburan, restoran ini biasanya kelewat padat hingga banyak tamu pun tergoda untuk bersikap menyebalkan: berdiri dengan mimik wajah tak sabar di belakang orang yang sedang makan. Kelar menyantap hidangan, kunjungi Museum Le Mayeur yang terpisah hanya tiga menit berjalan kaki. Jl. Hang Tuah 45; 0361/282-633.

Kopi Sore: Simply Brew
Dalam hal desain, kedai-kedai kopi di Sanur relatif kalah trendi dibandingkan pesaingnya di Seminyak dan Ubud. Akan tetapi, dalam urusan rasa, banyak dari mereka punya kualitas yang bisa diandalkan, contohnya Simply Brew, kedai yang diasuh oleh Vivi Sofia, satu dari segelintir wanita dengan sertifikat SCAE Authorized Trainer. Hampir saban hari kita bisa melihatnya sedang memilah biji dengan saksama di atas baki layaknya orang yang menyeleksi butiran berlian. Desain kafe yang nyaman dan stafnya yang ramah adalah alasan lain mengapa banyak warga lokal, termasuk grup musik dan remaja blasteran, rutin mampir di sini. Jl. By Pass Ngurah Rai 127; 0361/4720-186.

Makan Malam: Cafe Batu Jimbar
Sejak didirikan pada 1991 oleh keluarga Wawo-Runtu, Cafe Batu Jimbar terus menjadi bintang kuliner Sanur. Saking terkenalnya, ia kerap dijadikan patokan arah oleh banyak orang saat melacak tempat di Sanur: “Sebelah mana Cafe Batu Jimbar?” Restoran ini menyuguhkan comfort food yang didominasi hidangan Nusantara, contohnya tahu tek, ayam betutu, bakwan jagung, serta martabak tempe. Tiap hidangannya hadir dalam porsi jumbo dengan harga yang bersahabat. Persis di samping restoran terdapat kedai gelato dan minimarket yang menjajakan beragam bahan masak dan camilan produksi Bali. Jl. Danau Tamblingan 75A; 0361/287-374; cafebatujimbar.com.

8 Destinasi Berbahaya Bagi Turis Wanita

$
0
0

Selain merilis daftar negara teraman, International Women’s Travel Center juga rutin menggarisbawahi negara berbahaya bagi turis wanita. Dengan formula yang sama, lembaga survei khusus wanita ini kembali menggabungkan data statistik dari World Economic Forum, Global Peace Index, dan beberapa sumber terpercaya lainnya. Penilaian tersebut berdasarkan isu kesehatan, ekonomi, tradisi, kasus kejahatan, serta kekerasan seksual dan non-seksual yang memengaruhi kaum perempuan.

Namun, meskipun masuk daftar berbahaya, delapan negara tersebut masih menjadi destinasi wisata favorit. Oleh karena itu, pihak International Women’s Travel Center sepakat untuk membagi daftar ini menjadi dua: yakni destinasi berbahaya bagi turis wanita dan Don’t Even Go There List.

Baca juga: 8 Tempat yang Wajib Dikunjungi di India8 Destinasi Favorit di Meksiko

Survei Don’t Even Go There List mencakup negara yang sebaiknya memang tidak dijadikan destinasi wisata. Hanya orang yang berkepentingan, misalnya jurnalis profesional yang diizinkan untuk menginjakkan kaki di sini: Afghanistan; Irak; Libya; Mali; Korea Utara; Pakistan; Somalia; Sudan Selatan; Sudan; Suriah; Venezuela; Yaman.

Sedangkan, destinasi berbahaya masih mengizinkan wanita untuk datang, namun tidak disarankan untuk melakukan solo traveling. Hasilnya, tercatat sejumlah negara di Timur Tengah yang menempati daftar hitam ini. Mesir duduk di peringkat pertama karena maraknya serangan terorisme dan pelecehan seksual terhadap wanita. Posisi dua dihuni Meksiko yang merupakan negara dengan kasus pembunuhan tertinggi, kemudian disusul oleh Lebanon dan Arab Saudi. India berada di posisi lima karena memiliki angka tertinggi dalam kasus kekerasan seksual. Berikut delapan negara paling tidak aman menurut International Women’s Travel Center:

  1. Mesir
  2. Meksiko
  3. Lebanon
  4. Arab Saudi
  5. India
  6. Turki
  7. Israel
  8. Rusia

Info selengkapnya, kunjungi International Women’s Travel Center.

Kiprah Microsoft Indonesia di Sektor Pariwisata

$
0
0

Oleh Cristian Rahadiansyah

Di bawah komando CEO Satya Nadella, Microsoft agresif mengembangkan komputasi awan (cloud computing). Pergeseran itu tak cuma membuat Microsoft lebih luwes melintasi platform, tapi juga lebih memudahkannya dalam meracik beragam solusi di beragam bidang, termasuk di sektor pariwisata. Di industri perhotelan misalnya, cloud Microsoft kerap dipakai untuk meracik terobosan yang membuat hotel lebih cerdas, mulai dari mengelola lahan parkir hingga menganalisis selera tamu.

Kebijakan itu juga terlihat di Indonesia, di mana Microsoft menyediakan solusi cloud untuk membantu instansi pemerintahan dan perusahaan. Mulia Dewi Karnadi, Chief of Partner Officer & Director of Small Medium-Corporate Segments Microsoft Indonesia, menjelaskan progresnya.

Di bawah Satya Nadella, Microsoft mengusung misi “memberdayakan setiap orang dan organisasi untuk mencapai lebih.” Bagaimana menerjemahkannya di Indonesia?
Kami memiliki tiga ambisi besar di 2018, yakni membangun platform cloud yang paling cerdas; meningkatkan produktivitas dan proses bisnis; serta membuat kompu tasi yang lebih personal. Bersama para mitra, kami berkomitmen membantu pelanggan melalui kekuatan inovasi dan teknologi. Strategi kami adalah berfokus pada transformasi digital untuk memungkinkan kesuksesan pelanggan dan mendengarkan kebutuhan mereka.

Sektor pariwisata juga menjadi fokus kerja di Indonesia?
Di Indonesia, kami telah menyentuh hampir semua industri, termasuk sektor publik dan jasa keuangan. Tahun ini, fokus kami adalah sektor pariwisata dan Horeka [hotel, restoran, katering]. Sejalan dengan misi perusahaan, kami memastikan solusi kami terjangkau, tidak peduli seberapa besar atau kecil pelanggan kami. Tahun ini pula, kami akan berfokus pada analitis dan IoT [Internet of Things]. Kami ingin memastikan teknologi kami relevan di seluruh industri, termasuk perhotelan. Tujuan kami demokratisasi komputasi awan, membuatnya mudah dan tersedia secara global.

Apa yang sudah dilakukan untuk mengampanyekan tawaran tersebut kepada pelaku industri pariwisata?
Selama lebih dari 23 tahun Microsoft telah bermitra dengan pemerintah Indonesia, termasuk dalam mencari solusi dan teknologi yang mendorong sektor pariwisata. Microsoft juga telah bekerja sama dengan para mitra untuk memberikan edukasi mengenai teknologi untuk meningkatkan bisnis perhotelan, misalnya solusi smart building dalam mengurangi konsumsi penggunaan energi.

Bagaimana Microsoft menghadirkan teknologi untuk sektor pariwisata bagi pelanggan di Indonesia?
Melalui mitra-mitra kami, beberapa teknologi Microsoft, termasuk solusi cloud kami, Azure, sudah dimanfaatkan oleh hotel-hotel di Indonesia. Salah satu mitra kami, Realta, menggunakan Azure untuk menciptakan beragam solusi, misalnya untuk menganalisis data transaksi secara aktual dan mengelola sistem reservasi yang terintegrasi.

Baca juga: 3 Peran Concierge HotelPusat Open Trip di Indonesia

Kiri-kanan: Mulia Dewi Karnadia; The Phoenix Yogyakarta, hotel yang memakai solusi dari realta, salah satu perusahaan partner Microsoft.

Indonesia hanya memiliki segelintir hotel yang masuk kategori ramah lingkungan. Penyebabnya kurangnya pengetahuan atau harga teknologinya terlampau mahal?
Sebetulnya hotel yang masuk kategori ramah lingkungan di Indonesia sudah cukup banyak. Kriteria penilaian hotel ramah lingkungan meliputi antara lain kebijakan pengelolaan bahan baku dan produk, efisiensi energi dan air, manajemen limbah, dan lain-lain. Kendati begitu kami melihat banyak teknologi saat ini belum terkait langsung dengan prinsip-prinsip ramah lingkungan. Teknologi kerap masih dipakai semata untuk meningkatkan bisnis.

Adakah teknologi yang dikembangkan khusus hotel yang berada di daerah rawan bencana alam?
Teknologi Microsoft untuk hotel semacam itu adalah Azure Site dan Azure Backup Recovery. Keduanya bisa digunakan untuk membantu hotel menyimpan data di Azure cloud.

Untuk perusahaan kecil atau rintisan, adakah solusi untuk mendapatkan teknologi dengan harga yang terjangkau?
Solusi-solusi dari Microsoft seperti Dynamics 365 dirancang untuk memenuhi sistem integrasi industri hospitality, termasuk hotel dan biro perjalanan, dengan harga yang terjangkau. Di Indonesia, solusi perhotelan yang ditawarkan mitra kami, Realta, juga memiliki alternatif yang sangat terjangkau.

 Tahun ini, pemerintah menargetkan 100 kota akan dijadikan smart city. Seberapa sukar sebenarnya mewujudkan ambisi itu?
Kami melihat sejumlah kendala yang mengakibatkan tersendatnya proses realisasi. Misalnya investasi yang besar. Citiasia Center for Smart Nation menyebutkan total nilai investasi kota cerdas di seluruh Indonesia bisa mencapai $400 miliar. Tantangan lainnya adalah infrastruktur yang berlapis. Untuk menciptakan sebuah kota cerdas, tahapannya dimulai dengan pembangunan infrastruktur dasar, salah satunya pembangunan jaringan kabel serat optik untuk penyediaan internet. Tahap berikutnya adalah pembangunan pusat pengolahan data. Setelahnya, pemerintah bisa melanjutkan pengembangan dengan memasukkan dan mengolah data kota yang didapat dari sensor, aplikasi, atau lainnya. Semua itu butuh waktu yang relatif lama dan kesiapan dari berbagai pihak.

Kota mana saja yang sudah menerapkan Microsoft CityNext, dan seperti apa hasilnya?
Microsoft CityNext merupakan sebuah program yang bertujuan memberdayakan kota agar lebih berkelanjutan, makmur, dan inklusif. Di Prancis terdapat program mobil listrik Autolib’ dengan konsep “sharing” yang diterapkan di Paris dan 63 kota sekitarnya demi mengurangi kemacetan dan polusi, serta memberi masyarakat opsi transportasi yang lebih fleksibel. Proyek ini ditangani oleh perusahaan IER dengan memakai sistem berbasis Windows Embedded. Mereka menghubungkan 72 kios registrasi, 850 kios sewa, lebih dari 4.300 stasiun pengisian, dan 2.300 sistem dalam mobil ke infrastruktur back-end berbasis Microsoft SQL Server dan Windows Server. Dengan sistem ini, Paris dapat mengurangi emisi karbon dioksida sebesar 75 metrik ton. Contoh lainnya di Auckland. Lembaga Auckland Transport berencana meningkatkan infrastruktur transportasi kota yang tidak lagi efisien. Untuk mengelola proyek yang kompleks seperti City Rail Link senilai NZD2,4 miliar, pemerintah lokal bermitra dengan penyedia layanan LeapThought untuk mengimplementasikan Fulcrum, solusi berbasis Microsoft SharePoint Server. Dengan ini, Auckland Transport berhasil menghemat NZD3 juta dalam 10 tahun pertama.

Di Indonesia, pengguna internet menembus 140 juta. Di sektor pariwisata, hanya beberapa perusahaan yang benarbenar memanfaatkan solusi teknologi. Apa problemnya?
Saya rasa pernyataan di atas tidaklah tepat. Survei Online Travel Agency 2018 yang dila kukan oleh DailySocial menunjukkan 71,44 persen responden pernah menggunakan layanan OTA untuk keperluan reservasi tiket atau hotel dalam enam bulan terakhir, sementara 83,95 persen responden menggunakan smartphone untuk mengakses layanan OTA. Sebenarnya sudah banyak pemain industri pariwisata di Indonesia yang melihat potensi digital. Kepala Dinas Pariwisata Yogyakarta Aris Riyanta mengatakan, Yogyakarta memiliki banyak lokasi wisata yang bisa dikategorikan sebagai destinasi digital. Desa-desa wisata yang relatif maju di sana juga umumnya sudah mempromosikan produk wisatanya secara digital. Contohnya Desa Wisata Nglanggeran yang sejak 2014 menjual paket wisata perayaan tahun baru lewat media sosial. Dalam dua hari sudah terjual.

Dipublikasikan perdana di majalah DestinAsian Indonesia edisi Oktober/Desember 2018 (“Fokus Kami Adalah Transformasi Digital”)

Reputasi Baru Makau

$
0
0

Oleh Vicky Amin

Makau bukan kata yang lazim terlintas saat kita bicara wisata kuliner. Alih-alih, ia lebih terkenal akan wisata judinya. Makau, kota satu- satunya di Tiongkok yang melegalkan judi, mengoleksi 40 kasino. Dunia menjulukinya Las Vegas dari Timur, Monte Carlo Oriental, kadang Ibu Kota Judi Asia.

Tapi persepsi itu mungkin akan bergeser mulai tahun ini. Setidaknya begitulah harapan pemerintahnya. Berniat membangun reputasi baru sebagai sentra kuliner, kota seukuran Blitar ini giat memetakan kekayaan dapurnya dan meluncurkan tur makan. Demi meningkatkan gaungnya, seluruh program itu ditempatkan di bawah payung Tahun Gastronomi, proyek yang dicanangkan bergulir empat tahun. “Khusus tahun ini, kita fokus pada 2018 Macao Year of Gastronomy,” ujar Gloria Si Tou, staf  Humas Macao Government Tourism Office.

wisata kuliner makau
Kiri-kanan: Mizumi, restoran dua bintang Michelin, menyuguhkan menu sushi dengan bahan yang diimpor dari Pasar Tsukiji (Foto: Sam Sin); crème brûlée ice cream di Taipa Village. (Foto: Vicky Amin)

Kedatangan saya ke Makau juga bagian dari kampanye tersebut. Pemkot mengundang sejumlah penulis asing guna mempromosikan aset kulinernya yang selama ini tenggelam di balik silaunya neon-neon kasino. Pada hari pertama, saya diajak melawat 360° Cafe, salah satu restoran tertinggi sejagat. Bertengger di kepala Macau Tower, tempat ini memadukan antara kelezatan masakan dan keindahan panorama kota. Pada hari berikutnya, varian masakan silih berganti mengisi perut. Saya dibawa ke Cafe Litoral dan Kwun Hoi Heen yang menyuguhkan lusinan dim sum. Di malam yang lain, saya mengunjungi Le Chinois Cantonese untuk berkenalan dengan masakan Kanton.

Makau memiliki lanskap kuliner yang eklektik. Masakan aslinya berakar pada dua kutub utama. Sebagian hidangan menganut tradisi dapur Tiongkok, sementara sisanya merupakan warisan Portugis, bangsa yang pernah menguasai kota ini selama lebih dari empat abad. Skema unik itulah yang memberi Makau tempat spesial di atas peta kuliner. Kita bisa menikmati congee untuk sarapan, minchi untuk makan siang, pastel de nata untuk camilan sore, kemudian sup caldo verde untuk makan malam. Makau sejatinya sebuah kantin besar yang mengoleksi beragam hidangan.

wisata kuliner makau
Kiri-kanan: Nikita Matveev, mixologist Vida Rica; sup kerapu di Jade Dragon. (Foto: David Hartung)

Selain masakan tradisional, destinasi yang memikat 32 juta turis pada 2017 ini juga aktif meracik kreasi kontemporer, contohnya Beer Temple yang berlokasi di distrik St. Lazarus. Interiornya didesain hipster. Lukisan-lukisan nyentrik melapisi dinding, sementara lagu-lagu upbeat menjadi latar celotehan para tamu. Memasuki ruang birnya, saya menyaksikan ratusan botol yang berbaris rapi di rak besar. Sebuah pemandangan yang tak pernah terbayangkan bakal saya temui di Makau.

Pemkot meluncurkan proyek Tahun Gastronomi pada Januari 2018. Pemicunya datang pada Oktober 2017 ketika kota ini ditetapkan sebagai anggota jaringan kota kreatif UNESCO di kategori gastronomi. Bergabung dalam liga elite ini, Makau tak cuma berdiri sejajar dengan kota kuliner lain semacam Jeonju dan Burgos, tapi juga memiliki platform untuk menjadikan kuliner mesin perekonomian kota. Maret 2018, momentum itu mendapat suntikan energi: Makau terpilih sebagai tuan rumah ajang Asia’s 50 Best Restaurants. Selain mengumpulkan koki terbaik dari penjuru benua, pergelaran ini merupakan medium ampuh bagi kota tuan rumah untuk melambungkan pamornya sebagai destinasi kuliner.

Baca juga: Wisata di Makau Rekomendasi Orang LokalPanduan Makan Urban di Hong Kong

wisata kuliner makau
Interior Robuchon au Dôme. (Foto: Gutgu)

Satu yang penting diketahui, proyek Tahun Gastronomi tidaklah berdiri sendiri. Menurut Gloria, kampanye kuliner ini merupakan bagian dari agenda strategis Makau untuk mereposisi citranya di mata dunia. Kota ini telanjur tersohor sebagai pusat judi, dan itu bukan imaji yang mudah diterima oleh pasar turis yang lebih luas, terutama di negara-negara dengan populasi Muslim yang gemuk seperti Indonesia.

Misi itu terdengar masuk akal. Makau punya banyak aset kuliner yang menggiurkan. Sejumlah restoran di sini sukses menuai pengakuan global. Dalam daftar 50 restoran terbaik di Asia misalnya, kota mandiri di selatan Tiongkok ini rutin menempatkan wakilnya, di antaranya Jade Dragon dan The Tasting Room. Membuka Michelin Guides 2018, Macau sukses menyabet total 27 bintang. Di dalamnya kita akan menemukan nama-nama harum sekaliber The Eight, Mizumi, dan Robuchon au Dôme.

wisata kuliner makau
Kiri-kanan: Menu irisan daging sapi di Golden Flower; restoran Vida Rica di Mandarin Oriental.

Melihat tren pertumbuhan ekonomi kota, aset itu sepertinya akan bertambah. Makau, teritori terkaya keempat di dunia, terus memikat pekerja asing, termasuk di sektor kuliner. Restoran dan koki baru bermunculan saban tahunnya. Suatu malam saya singgah di Vida Rica Bar dan menemui Nikita Matveev, ekspat asal Rusia yang menjabat resident mixologist. “Di Saint Petersburg,” kenangnya, “saya sudah bekerja di beberapa bar dan mengikuti kejuaraan bartender kelas dunia. Tapi saya merasa Makau menawarkan sesuatu yang lebih.”

Taipa Village adalah daya tarik lain Makau bagi pencinta wisata lidah. Permukiman yang distempel sebagai objek wisata non judi ini dibelah gang-gang beralaskan batu dan dihuni lebih dari 30 restoran. Saya mampir di Tapas de Portugal, restoran anyar yang dipimpin oleh koki Antonio Coelho. Sesuai namanya, restoran ini menyuguhkan tapas khas Portugal. Interiornya didesain apik untuk menerbangkan imajinasi kita ke kedai-kedai pesisir di Porto.

wisata kuliner makau
Sushi Bar di Mizumi, restoran andalan Wynn Macau.

Kasino akan terus menjadi pilar ekonomi Makau. Pemasukan kota ini sangat bergantung pada permainan dadu dan kartu. Terobosan Tahun Gastronomi tak berniat menggerogoti bisnis lukratif itu, melainkan semata mengirimkan pesan kepada dunia: meja makan di sini tak kalah menarik dari meja judinya.

Panduan:

Rute
Tidak ada penerbangan langsung dari Indonesia ke Makau. Penerbangan ke sini dilayani oleh AirAsia (airasia.com) via Kuala Lumpur. Untuk opsi maskapai yang lebih beragam, pilih penerbangan ke Hong Kong, kemudian teruskan perjalanan menaiki kapal cepat yang dioperasikan oleh Turbo Jet (turbojet.com.hk) atau Cotai Water Jet (cotaiwaterjet.com).

Kuliner
Dua restoran yang pernah masuk daftar Asia’s 50 Best Restaurants adalah Jade Dragon (cityofdreamsmacau.com) dan Robuchon au Dôme (joel-robuchon.com). Dalam Michelin Guides 2018, Makau mengoleksi 27 bintang yang terbagi untuk 18 restoran, di antaranya The Eight (grandlisboahotels.com), Mizumi (wynnmacau.com), dan The Golden Peacock (venetianmacao.com). Jika ingin berjarak dari distrik kasino, kunjungi Taipa Village (taipavillagemacau.com), kompleks tua yang dihuni lebih dari 30 restoran. Untuk informasi lain seputar objek wisata di Makau, kunjungi situs Macao Government Tourism Office.

Dipublikasikan perdana di majalah DestinAsian Indonesia edisi Oktober/Desember 2018 (“Kartu Baru Makau”)

Lautan Wayang di Yogyakarta

$
0
0

Oleh Cristian Rahadiansyah
Video oleh Raden Haryo Suryadi

Pada 7 Oktober 2018, Kota Gudeg berubah menjadi Kota Wayang. Merayakan ulang tahun ke-262, Kota Yogyakarta menggelar Wayang Jogja Night Carnival (WJNC), sebuah pergelaran kolosal yang melibatkan lebih dari 1.400 peserta dalam koreografi dan kostum atraktif yang terinspirasi wayang.

WJNC 2018 bergulir sejak magrib hingga malam hari. Dalam konsep street art, para peserta berparade dari Jembatan Gondolayu di Jalan Sudirman, menuju Tugu Pal Putih, hingga akhirnya finis di Jalan Margo Utomo. Sepanjang rute tersebut terpasang tiga panggung utama di mana peserta mementaskan musik dan tarian guna menghibur puluhan ribu penonton. Turut hadir di tengah lautan manusia antara lain Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X dan Wali Kota Haryadi Suyuti.

Peserta WJNC 2018 berasal dari 14 kecamatan di Kota Yogyakarta. Tiap delegasi diwajibkan menentukan tema atau tokoh wayangnya masing-masing, yang kemudian diterjemahkan dalam kostum, tarian, atau properti seperti kendaraan hias. Kecamatan Kotagede, misalnya, mengusung tema Rama Shinta, sementara Gondomanan membawakan Kunti.

Baca juga: Panduan Wisata di Pulau Jawa6 Kuliner Wajib Coba di Yogyakarta

Selain untuk menciptakan variasi, aturan tematik itu bertujuan memperkaya wawasan masyarakat dan turis akan khazanah wayang Jawa. Guna mengawal proses produksi peserta, panitia menyiapkan tim konsultan kreatif yang beranggotakan tujuh seniman, di antaranya Anon Suneko, Kinanti Sekar Rahina, Ali Nur Sotya Nugraha, dan Hermawan Sinung Nugroho.

WJNC, karnaval wayang terbesar di Indonesia, dirintis pada 2016 sebagian bagian dari pawai budaya peringatan HUT Kota Yogyakarta. Kehadirannya menambah koleksi karnaval jalanan di Indonesia. Selain WJNC, publik telah mengenal antara lain Jember Fashion Carnaval, Solo Batik Carnival, dan Banyuwangi Ethno Carnival.


10 Kota Terbaik untuk Milenial

$
0
0

Ada banyak hal menarik yang menyertai perkembangan tren milenial. Mulai dari kebiasaan, gaya hidup, hingga menjamurnya perusahaan rintisan yang menandakan bahwa generasi ini memiliki tingkat kreativitas tinggi. Tak heran jika dalam beberapa tahun belakangan, generasi yang gemar menjelajah tersebut mulai menguasai pasar. Merujuk pada fakta itu, sebuah situs pencarian apartemen, Nestpick, resmi merilis daftar kota terbaik untuk milenial.

Situs asal Rotterdam ini menilai bahwa milenial biasanya memilih tinggal di kota yang berpotensi dalam pengembangan karier mereka. Bagi mereka yang tengah berada dalam usia produktif, pindah kerja dan pindah tempat tinggal ke negara lain bukanlah menjadi hal yang menakutkan.

Riset yang mencakup 110 kota di dunia tersebut menilai empat kategori utama, yakni ketersediaan lapangan kerja; tingkat toleransi; biaya hidup; dan tempat hiburan. Berlin berhasil menempati peringkat teratas. Alasannya, kota ini memenuhi dua hal yang menjadi kebutuhan milenial: nyaman untuk bekerja namun mereka juga tetap dapat bersenang-senang. Selain itu, Ibu Kota Jerman ini juga ramah terhadap pendatang dan mendukung kesetaraan gender.

Baca juga: 10 Kota Paling Layak Huni 20183 Landmark Ikonis Berlin

Daftar ini disusul oleh Montreal, London, Amsterdam, dan Toronto di peringkat dua hingga lima besar. Selain banyak tempat hiburan dan festival, kota-kota tersebut juga dihuni oleh banyak perusahaan besar di bidang teknologi yang menjadi incaran kaum milenial. Namun sayangnya, kota-kota di Asia dan Australia belum mampu menembus daftar 10 besar. Berikut ini ialah daftar 10 kota terbaik untuk milenial 2018 versi Nestpick:

  1. Berlin – Jerman (7,14)
  2. Montréal – Kanada (7,10)
  3. London – Inggris (6,71)
  4. Amsterdam – Belanda (6,63)
  5. Toronto – Kanada (6,60)
  6. Vancouver – Kanada (6,34)
  7. Barcelona – Spanyol (6,31)
  8. New York City Amerika Serikat (6,25)
  9. Cologne – Jerman (6,17)
  10. Manchester – Inggris (6,12)

Informasi selengkapnya, kunjungi Nestpick.

Tari Purba di Tepi Batur

$
0
0
Para penari bersiap memulai prosesi dengan mengitari halaman luar pura.

Oleh Johannes P. Christo

“Tu… Ratu… Meriki!” Dari balik tembok luar pura, beberapa penonton memanggil-manggil para Brutuk. Penonton menggoda, mendekat, sesekali melompat dan bersembunyi demi menghindari sabetan pecut para penari. Tapi sabetan sang Brutuk sebenarnya bukanlah siksaan. Alih-alih, ia diyakini sebagai penolak bala.

Pertunjukan janggal itu saya saksikan di Desa Terunyan. Hanya di Desa Terunyan. Ratu Brutuk adalah ritus yang terikat lokasi, tanah, juga sejarah. Darinya pula kita melihat sosok Bali yang berbeda.

Terunyan, jika Anda belum pernah mendengarnya, tidak seperti desa-desa Bali yang jamak kita kenal. Permukiman ini didiami Bali Aga, suku yang memandang dirinya sebagai “Bali asli.” Mereka memiliki budayanya sendiri dan berbicara dalam dialeknya sendiri. Ratu Brutuk hanyalah satu contoh dari keunikannya.

Jubah berbahan daun pisang kering dan topeng dari batok kelapa.

Saya datang ke sini dengan mengendarai sepeda motor selama dua jam. Berangkat menjelang subuh, saya menembus kabut dingin yang membekukan jari-jari. Sepanjang rute, mata dipaksa untuk senantiasa waspada. Rute ke Terunyan dipenuhi tikungan tajam, tanjakan dan turunan curam, kadang jurang dan sisa-sisa tanah longsor.

Terunyan, sekitar 70 kilometer di utara Denpasar, bersemayam di tepi Danau Batur. Saya mengunjunginya pada 28 September 2018, yang dalam penanggalan Bali jatuh pada Sukra (Jumat), Kajeng Umanis. Tiba di desa, saya langsung menuju pura dan mengenakan pakaian adat, lengkap dengan kamen, saput, juga udengnya. Pukul 07:00, ritual dimulai. Lewat pukul 12:00, para penari digiring pemangku (pemimpin pura) mengitari halaman luar pura.

Pecutan-pecutan membawa berkah yang diarahkan ke warga dan penonton.

Berbeda dari galibnya tari-tarian Bali, Ratu Brutuk memancarkan kesan purba dan tribal, seperti datang dari periode ketika Hindu belum menyentuh Bali. Kostum para penari dibuat dari bahan natural yang mentah dengan sedikit sentuhan kriya. Jubahnya berbahan keraras (daun pisang kering) yang dirajut kasar. Topengnya tidak berbahan kayu sebagaimana umumnya, melainkan batok kelapa. Warna-warna yang dioleskan pun minim variasi. Hanya ada hitam, putih dan cokelat. Ini tarian rakyat yang tak tersentuh kemilau emas dan perak.

Ratu Brutuk adalah simbol penguasa desa dari alam gaib. Tarian ini dibawakan oleh pria-pria lajang anggota karang taruna desa. Semuanya pria. Harus pria. Sebelum pentas, mereka diwajibkan bersuci, berpuasa, menghindari kenikmatan duniawi, dipingit selama 15 hari. Ratu Brutuk bukanlah hiburan dalam rangkaian upacara Bulan Purnama Kapat Lanang, yang muncul hanya sekali dalam dua tahun Masehi. Ritus ini merupakan pengingat sekaligus penghormatan bagi kehidupan masa lampau.

Warga dan penonton berupaya menghindari pecutan.

Ratu Brutuk juga bukanlah wujud tunggal. Nama ini mewakili sekelompok ningrat: raja, ratu, patih, kesatria, dan anggota kerajaan lainnya. Para penarinya dipecah berdasarkan peran-peran tersebut, walau busana yang dikenakan sebenarnya sama. Mereka hanya bisa dibedakan dari bentuk topengnya.

Ibarat sandiwara istana, karakter raja dan ratu tampil anggun dan royal. Kendati begitu, mereka harus dituntut berakting sangar dan lihai mencambuk. Selama prosesi, mereka membiarkan daun-daun kering dari jubah dicomot penonton, sebab dianggap menyimpan berkah. Atas kemurahan hatinya, sang raja dan ratu dihadiahi minuman, rokok, atau sesaji buah-buahan.

Baca juga: Warna dan Tawa Parade SamaneraSeni Tumpah di Naoshima 

Suasana ritus Ratu Brutuk di Desa Terunyan, sekitar 70 kilometer di utara Denpasar.

Berbeda pula dari kebanyakan tarian Bali, Ratu Brutuk tidak menampilkan gerakan yang gemulai, halus, melebur dalam simfoni. Ritus ini bergulir dari pagi sampai menjelang senja. Selama itu, para penari hanya berjalan mengelilingi pura sembari melepaskan pecutan-pecutan yang mengagetkan telinga, tanpa iringan musik.

Uniknya lagi, Ratu Brutuk “melibatkan” penonton. Pecutan dilayangkan kepada siapa saja. Karena itu, jika ingin aman, jangan berdiri bergerombol. Posisikan diri agak jauh agar punya cukup waktu untuk mengelak atau kabur. Seru memang, walau tak berarti “aman.” Kalung tanda pengenal, seperti yang dikenakan panitia, turut andil meluputkan saya dari pecut.

Para penari menutup ritus dengan berendam di Danau Batur.

Topeng adalah elemen khas dalam tarian ini. Satu fakta yang aneh, jumlahnya tak pasti. Kadang 21, kadang 19, seperti yang saya saksikan hari ini. Sesepuh setempat bahkan mengaku tidak tahu persis berapa jumlahnya dan siapa kreatornya. Yang jelas, kata mereka, topeng-topeng itu sudah ada sebelum Desa Terunyan diciptakan dan dihuni warga Bali Aga.

Petang tiba. Para lakon beristirahat dan bersiap menceburkan tubuh ke air dingin Danau Batur. Mereka berendam sejenak, lalu melepaskan seluruh topeng-topeng sakral. Prosesi ini akan diulang keesokan harinya, dengan jumlah topeng yang berbeda. Saya meninggalkan Terunyan di waktu subuh, kembali menembus kabut dingin yang menyiksa. Dua tahun lagi, saya akan datang untuk menonton dan menghitung kembali jumlah topeng Brutuk, barangkali juga ikut berendam bersama para penari.

Seorang pemeran Ratu Brutuk menyabetkan pecut ke arah para penonton yang berada di luar gerbang Pura Pancering Jagat, di Desa Adat Terunyan, Bangli, Bali, 28 September 2018. Seorang pemeran Ratu Brutuk menyabetkan pecut ke arah para penonton yang berada di luar gerbang Pura Pancering Jagat, di Desa Adat Terunyan, Bangli, Bali, 28 September 2018. Seorang pemeran Ratu Brutuk menyabetkan pecut ke arah para penonton yang berada di luar gerbang Pura Pancering Jagat, di Desa Adat Terunyan, Bangli, Bali, 28 September 2018. Seorang pemeran Ratu Brutuk menyabetkan pecut ke arah para penonton yang berada di luar gerbang Pura Pancering Jagat, di Desa Adat Terunyan, Bangli, Bali, 28 September 2018. Seorang pemeran Ratu Brutuk menyabetkan pecut ke arah para penonton yang berada di luar gerbang Pura Pancering Jagat, di Desa Adat Terunyan, Bangli, Bali, 28 September 2018. Seorang pemeran Ratu Brutuk menyabetkan pecut ke arah para penonton yang berada di luar gerbang Pura Pancering Jagat, di Desa Adat Terunyan, Bangli, Bali, 28 September 2018. Seorang pemeran Ratu Brutuk menyabetkan pecut ke arah para penonton yang berada di luar gerbang Pura Pancering Jagat, di Desa Adat Terunyan, Bangli, Bali, 28 September 2018. Seorang pemeran Ratu Brutuk menyabetkan pecut ke arah para penonton yang berada di luar gerbang Pura Pancering Jagat, di Desa Adat Terunyan, Bangli, Bali, 28 September 2018.
Di sore hari, para penari melepas jubah dan berjalan menuju Danau Batur.

Johannes P. Christo
Fotografer kelahiran Jakarta yang menetap di Bali ini pernah berkontribusi untuk Forbes Indonesia, Tempo, dan Travel & Leisure. Beberapa pameran dan lokakarya fotografi yang pernah diikutinya adalah Singapore Photography Festival, Jakarta Photo Summit, dan Foundry Photojournalism Workshop di Istanbul. jpchristo.net.

5 Fakta Menarik Ikon Baru Bangkok

$
0
0
mahanakhon bangkok
MahaNakhon, gedung tertinggi di Thailand dengan desain memikat.

Pada 2017 silam, Bangkok kedatangan MahaNakhon, gedung tertinggi di Thailand yang akan menjadi ikon baru kota belanja tersebut. Berikut fakta-faktanya:

Tertinggi di Thailand
Dibuka pada awal 2017, MahaNakhon terdiri dari 77 lantai dengan tinggi 314 meter. Ia dinobatkan sebagai gedung tertinggi di Thailand mengalahkan Baiyoke Tower II (304 meter) yang memegang titel tersebut sejak 1997. Dengan status gedung tertinggi, maka tak afdal bila Pace Development sebagai pengembang tak menambahkan rooftop bar dan dek observasi. Lantai 74-77 gedung tersebut akan disulap menjadi dek observasi lengkap dengan bar. Menariknya, dek tersebut salah satu sisinya akan dilengkapi lantai kaca tembus pandang.

Hotel dan hunian mewah
Bangunan dengan fasad menyerupai balok piksel merupakan karya dari arsitek Jerman, Ole Scheeren. Di balik desainnya yang futuristik, Pace Development akan menyematkan satu hotel dan satu hunian. Lantai satu hingga 20 akan diisi oleh Bangkok Edition Hotel dari jaringan Marriott Internasional dengan 154 kamar serta lima lantai ruang publik termasuk bar dan spa. Sementara lantai 23-73 akan dihuni oleh Ritz-Carlton Residences, apartemen luks dengan harga paling mahal di Negeri Gajah Putih.

mahanakhon bangkok
Foto desain dek observasi di MahaNakhon.

Destinasi kuliner premium
Di kaki gedung, berjarak beberapa meter dari bangunan utama, berdiri MahaNakhon Cube, sentra retail dan kuliner enam lantai. Di sini bersarang L’Atelier de Joël Robuchon, restoran milik koki kondang Joël Robuchon, yang sekaligus menjadi cabang pertamanya di Thailand. Restoran-restoran lainnya adalah Dean & Deluca, VOGUE Lounge, Morimoto, dan M Krub.

Baca juga: Mal Terbesar di Thailand Hadir di Bangkok; 4 Tempat Menikmati Craft Beer di Bangkok

Nama spesial
Gedung yang terletak di Narathiwat Road Silom ini namanya diambil dari nama Bangkok dalam bahasa Thailand, Krung Thep Mahanakhon, yang berarti Kota Malaikat. Lokasinya yang strategis, tepat di seberang Stasiun BTS Chong Nongsi, membuatnya mudah diakses dengan menggunakan angkutan umum.

mahanakhon bangkok
Interior L’Atelier de Joël Robuchon di MahaNakhon Cube, sentra retail dan kuliner premium.

Sentra retail
Agustus 2018, operator toko duty free, King Power Group, mengakuisisi sebagian ruang di MahaNakhon. Rencananya, mereka akan membuka toko bebas pajak di sini dan bersaing dengan mal terbesar di Thailand, Iconsiam.

Informasi lebih lanjut, kunjungi MahaNakhon.

48 Jam di Malang

$
0
0
wisata malang
Mencicipi kuliner legendaris di Depot Soto Rampal.

Teks & foto oleh Debbzie Leksono

SABTU

08:00 Depot Soto Rampal
Selain nasi bhuk dan pecel, soto merupakan sarapan favorit bagi warga Malang, dan Depot Soto Rampal (Jl. Panglima Sudirman 71A) adalah salah satu tempat terpopuler untuk menikmatinya. Soto di sini berkuah bening, tapi dengan cita rasa kaldu yang kuat, apalagi jika ditambahkan kucuran sari jeruk nipis, sambal, serta kecap manis. Lauknya meliputi empal dan aneka jeroan sapi seperti babat rawis, paru, dan otak. Kata “kolesterol” tabu rasanya diucapkan di sini.

Kelenteng Eng An Kiong menjadi penanda eksistensi budaya dan masyarakat Tionghoa di Malang sejak ratusan tahun silam.

10:00 Kelenteng Eng An Kiong
Rumah ibadah ini merangkap sentra jajan. Area parkir bawah tanahnya menampung beragam kedai yang menjajakan kuliner khas Malang, contohnya rujak cingur, es kolak, cwie mie, dan kudapan lawas semacam pluntiran dan ote-ote. Kelenteng Eng An Kiong (Jl. Martadinata) konon dikonstruksi pada 1825 atas prakarsa Letnan Kwee Sam Hway, keturunan ketujuh seorang jenderal dari Dinasti Ming. Setiap Imlek, tempat ini menggelar pertunjukan wayang potehi yang terbuka gratis untuk umum—alasan lain untuk mengunjunginya.

wisata malang
Meskipun lokasi Warung Tangkilsari ini cukup jauh dari pusat kota, tempat makan ini tidak pernah sepi pengunjung.

13:00 Warung Tangkilsari
Meski letaknya di pelosok desa, sekitar 20 menit dari pusat kota, Warung Tangkilsari (Desa Tangkilsari, Kecamatan Tajinan) senantiasa dibanjiri penggemar masakan pedas. Tamu diberikan pilihan nasi putih, nasi jagung, atau kombinasi keduanya yang kemudian disandingkan dengan urap. Bintang utamanya tentu saja lauk-pauknya: ayam, bebek, menthog, lele, cumi-cumi, kerang, kepala ikan, serta udang. Semuanya berkubang dalam kuah santan merah sarat rempah dan irisan cabai. Jangan lupa mencicipi menjes goreng, kudapan berbahan dasar kedelai bersalut tepung renyah yang lazim ditemui di Jawa Timur.

wisata malang
Java Dancer Coffee merupakan depot kopi lokal pertama di Malang yang dibuka pada Desember 2008.

16:00 Java Dancer Coffee
Desainnya bergaya Jawa. Tiap tamunya disapa dalam bahasa Jawa. Satu hal lagi yang membuatnya spesial ialah biji kopinya yang dibeli dari pelosok Indonesia. Java Dancer Coffee (Jl. Jakarta 59; javadancer.com), salah satu pelopor depot kopi lokal di Malang, kini telah memiliki beberapa cabang di penjuru kota. Selain kopi, tempat ini menawarkan beragam hidangan Barat dan Indonesia.

wisata malang
Di bagian tengah alun-alun terdapat sebuah tugu yang dikelilingi kolam teratai.

18:00 Alun-Alun Tugu
Lazimnya di kota-kota di Jawa, alun-alun merupakan ruang komunal yang menawarkan kesempatan bertemu warga lokal. Alun-Alun Tugu (Jl. Tugu) terhampar persis di depan Balai Kota Malang. Di sini warga umumnya berkerumun sejak sore hingga malam hari untuk bersantai di bangku-bangku taman seraya menikmati permainan lampu dan air mancur di kolam teratai. Saat lapar kembali mengusik, kunjungi Sentra Kuliner Sriwijaya (Jl. Sriwijaya 3) di sisi timur Alun-Alun Tugu untuk mencicipi nasi campur urap dan ayam panggang di Warung Mbak Sri.

Baca juga: Destinasi Paling Bersinar di Jawa Timur48 Jam di Banyuwangi

wisata malang
Sejak berdiri, Pasar Oro-Oro Dowo sudah menjadi pusat belanja kebutuhan pokok masyarakat sekitar.

MINGGU

07:00 Pasar Oro-Oro Dowo
Dibangun pada 1932, Pasar Oro-Oro Dowo (Jl. Guntur 20) merupakan pasar rakyat pertama di Malang. Usai direvitalisasi, ia menjadi pasar modern yang nyaman. Fasilitas keranjang belanja dorong tersedia, begitu pula monitor yang menampilkan pergerakan harian harga bahan-bahan pokok. Layaknya pasar, tempat ini mengoleksi banyak penganan tradisional, sebut saja nasi bhuk, bubur Madura, dan kue lumpur. Sekitar 500 meter dari sini terbentang Jalan Ijen yang selalu ramai saat Car Free Day bergulir tiap hari Minggu.

wisata malang
Padepokan Topeng Malangan Asmoro Bangun merupakan satu-satunya padepokan Topeng Malangan yang masih giat mempertahankan dan mengembangkan kebudayaan Malang.

09:00 Padepokan Seni Topeng Asmoro Bangun
Seni Topeng Malangan berakar pada masa Kerajaan Majapahit. Sayang, eksistensinya kini terancam dan pelakunya hanya tersisa segelintir. Untuk mempelajarinya, kunjungi Padepokan Seni Topeng Asmoro Bangun (Jl. Prajurit Slamet, Dusun Kedungmonggo) yang kini dikelola oleh Tri Handoyo, cucu dari almarhum maestro seni topeng Mbah Karimun. Selain melihat proses pembuatan topeng, tamu bisa mengikuti kursus gratis Tari Topeng Malangan tiap Minggu pagi, serta menonton pentas Wayang Topeng saban Senin Legi.

wisata malang
Kelezatan Sego Sambel Cak Uut bikin orang rela antre bahkan sebelum warung dibuka.

12:00 Sego Sambel Cak Uut
Kesabaran dibutuhkan untuk menikmati hidangannya. Antrean tamu sudah mengular bahkan sebelum warung dibuka pada pukul sembilan pagi. Dalam interior berkonsep tradisional, Sego Sambel Cak Uut (Jl. Simpang Raya Langsep 41) menyajikan antara lain ayam goreng, lele, ikan asin, udang, dadar jagung, hingga jengkol dan petai. Tomat ranti dan cabainya khusus didatangkan dari Banyuwangi demi menjaga autentisitas rasa sambal tempong yang menjadi magnet utama warung ini. Guna meredakan pedas, pesanlah es dawet beras dengan potongan tape dan nangka yang legit.

wisata malang
Beragam jajanan pasar yang ada di Lai Lai Market.

15:00 Lai Lai Market
Sebenarnya ini toko swalayan yang menjajakan aneka buah dan produk impor. Namun, berkat koleksi jajanannya yang sangat lengkap, ia lebih dikenal sebagai sentra oleh-oleh. Lai Lai Market (Jl. Arjuno 36) menawarkan lebih dari 100 macam hidangan, mulai dari makanan ringan hingga pencuci mulut. Usai memborong, pengunjung bisa rehat sejenak di Illy Café sambil menyesap kopi dengan ditemani panekuk atau pasta panggang.

wisata malang
Inggil Museum Resto merupakan salah satu rumah makan terkenal di Malang yang menggabungkan konsep resto dan museum.

19:00 Inggil Museum Resto
Interiornya seperti mesin waktu yang melemparkan kita ke zaman penjajahan. Di sekitar meja-meja makan terpajang beragam artefak masa silam seperti telepon, mesin ketik, serta kaset kuno. Sensasi lawas kian lengkap berkat alunan musik keroncong dan karawitan yang membuai pengunjung selagi menyantap nasi jagung, pecel terung, trancam, sambal pencit (mangga muda), atau rawon buntut. Pada hari-hari tertentu, Inggil Museum Resto (Jl. Gajahmada 4) menanggap pentas ketoprak, wayang, dan tari topeng.

Rekomendasi Liburan Keluarga

$
0
0
Jade Hameister, manusia termuda yang menorehkan polar hat-trick.

Oleh Cristian Rahadiansyah, Yohanes Sandy, dan Yusni Aziz

Muda Berjaya
Sejumlah remaja menciptakan rekor petualangan yang mencengangkan. Apa yang dibutuhkan untuk mencetak penjelajah cilik?

Atas pertimbangan kedewasaan dan keamanan, miras hanya legal dikonsumsi oleh mereka yang berusia minimum 21 tahun. Untuk mengendarai sepeda motor, batasannya 16 tahun. Untuk membeli rokok, 18 tahun. Anehnya, petualangan, aktivitas yang juga menuntut kedewasaan dan keamanan, tidak mensyaratkan usia.

Pada 2014, Malavath Poorna, gadis 13 tahun asal India, sukses menaklukkan Everest, menjadikannya perempuan termuda yang menggapai puncak tertinggi sejagat itu. Pria belia yang menorehkan catatan serupa adalah Jordan Romero pada 2010, ketika usianya juga 13 tahun.

Selain keduanya, ada Laura Dekker. Pada 2012, saat usianya 14 tahun, gadis Belanda ini menuntaskan pelayaran solo keliling dunia. Dua tahun berselang, Matt Guthmiller, remaja 19 tahun asal Amerika Serikat, menyelesaikan ekspedisi serupa, tapi kali ini dengan menaiki pesawat.

Keberanian adalah topik yang sudah diulas sejak zaman Plato. Isu ini juga memengaruhi “bisnis” banyak lembaga. Setidaknya perusahaan asuransi lebih untung jika populasi penakut berlimpah, dan klinik lebih ramai jika ada banyak orangnekat. Tapi dari mana sebenarnya keberanian seorang anak berasal?

Sains menjawabnya sebagai buah kombinasi antara pola asuh, faktor genetik, serta kualitas kesehatan. Dari kesemuanya, menurut Sianiwati Sunarto, psikolog dari Universitas Kristen Maranatha, kontributor terbesarnya ialah pengalaman hidup anak, termasuk pengamatan, bacaan, serta penghayatannya atas pola asuh orang tua. “Nilai-nilai yang diterapkan orang tua melalui pola asuhnya dapat mendorong anak untuk berani bertualang,” tambahnya.

Mempelajari banyak kisah petualang muda, dukungan orang tua, termasuk dukungan moral dan modal, memang vital. Berkatnya, anak bisa menemukan keyakinan untuk menaklukkan dunia, jauh sebelum memiliki SIM. Ambil contoh Khansa Syahlaa, bocah 11 tahun yang mendaki tujuh puncak tertinggi di Indonesia. Prestasi itu tak lepas dari peran ayahnya, Aulia Ibnu Sina, yang merangkap sebagai pelatih sekaligus sponsornya. Contoh lain: Jade Hameister, manusia termuda yang menorehkan polar hat-trick: ski di Kutub Utara, Kutub Selatan, dan Greenland. Paul, ayahnya, pernah mendaki Seven Summits.

Bagi orang tua yang mendambakan petualang cilik, saran Sianiwati, mereka mesti menempa anak sejak dini, terutama untuk menguasai keterampilan hidup mandiri. Misalnya dengan mengajarkan anak menyeberang jalan, menyiapkan sarapan, serta menaiki kendaraan umum. Muda bisa berjaya, asal tidak dimanja.

5 Tempat Kongko di Ketinggian di Surabaya

$
0
0
Bar ikonis di Citilites.

Oleh Yohanes Sandy

Surabaya tak hanya menawarkan wisata kuliner atau wisata budaya sebagai daya tarik pariwisatanya. Sebagai kota metropolitan kedua di Indonesia, kota ini juga menyimpan wadah-wadah kongko yang bersemayam di gedung-gedung jangkung. Berikut lima rekomendasi kami:

Citilites Skyclub & Bistro
Disebut-sebut sebagai pionir rooftop bar di Kota Pahlawan, Citilites bersarang di lantai 21 Hotel Java Paragon. Wadah kongko ini menaungi sebuah bistro dan bar semi-outdoor  dengan meja bar akrilik berbentuk bulat. Dari sini, pengunjung dapat menyaksikan pemandangan kota secara leluasa. Atmosfernya cocok untuk mengobrol sembari menyesap koktail maupun segelas wine. Untuk mengisi perut, Citilites menawarkan beragam hidangan bintang lima dari bistronya. Menunya fokus pada hidangan internasional dengan pilihan-pilihan seperti steik, pasta, hingga lobster. Agustus 2018, tempat ini merampungkan bedah estetika dan kini tampil dengan wajah baru. Jl. Mayjen. Sungkono No. 101-103, Dukuh Pakis; 031/562-1234; javaparagon.com.

Area terbuka di Skycave yang menyajikan pemandangan gedung-gedung jangkung di Surabaya.

Skycave Bar & Lounge
Lokasinya sedikit berjarak dari pusat kota, namun panorama yang ditawarkan justru memikat: panorama gedung-gedung tinggi di kawasan distrik bisnis Surabaya. Skycave bersarang di lantai 11 Hotel MaxOne Dharmahusada. Selain pemandangan kota, pesona lain dari tempat kongko ini adalah desain langit-langitnya yang dilapisi replika stalaktit. Menunya pun cukup menggugah. Di kolom makanan pengunjung bisa memilih aneka sajian lokal maupun internasional, sementara kolom minumannya didominasi bir dan koktail. Cicipi juga racikan minuman berbahan soju. Jl. Dharmahusada No.189, Gubeng; 0822-4473-6699; maxonehotels.com.

Interior warna-warna Kooffee + Roof Bar.

Kooffee+Roof Bar
Dirilis pada 2015, tempat ini oleh para penulis kuliner lokal disebut sebagai rooftop bar pertama di Surabaya yang mengusung konsep playful. Dinding dihiasi mural, furnitur terbuat dari tong, hingga kolam renang dengan ayunan menegaskan ciri khas restoran dan bar yang didesain untuk tamu milenial ini. Bersarang di lantai 11 Hotel G-Suites, menu makanan yang ditampilkan merupakan racikan koki hotel. Opsi yang ditawarkan pun variatif mulai dari tapas hingga rawon. Didesain untuk tamu muda, koktail absen dari menu—hanya bir yang tersedia di kategori minuman alkohol. Sebagai gantinya, tamu dihadapkan pada pilihan kopi dan mocktail. Jl. Raya Gubeng No. 43, Gubeng; 031/501-1001; gsuiteshotel.com.

5 Warung Pilihan Michelin Guide di Singapura

$
0
0

Teks dan foto oleh Yohanes Sandy
Videografer: Gerry Habir 
Video Editor: Raden Haryo Suryadi

Michelin Guide setiap tahun mengeluarkan daftar Bib Gourmand di beberapa kota dunia. Tidak seperti daftar Michelin Guide yang fokus pada restoran-restoran berbintang dengan harga selangit, Bib Gourmand lebih mendedikasikan daftarnya pada tempat-tempat makan dengan harga yang ramah di kantong. Pada 2018, setidaknya ada 50 warung dan restoran di Singapura yang masuk daftar tersebut. Kami mengunjungi lima di antaranya.

Hidangan di Lian He Ben Ji disajikan di kuali tanah liat panas.

Lian He Ben Ji Claypot
Warung yang menempati dua kios di pujasera ini sudah beroperasi sejak 1973. Buka mulai pukul 18, warungnya selalu padat pengunjung di jam makan malam. Warung ini menyajikan nasi dengan cara memasak mirip bibimbap yang disajikan dengan pilihan topping ayam atau sosis babi.
Lokasi: Chinatown Complex, Lantai 2 Unit 198-199.

wisata kuliner singapura
Harga seporsi nasi hainan dibanderol mulai dari SGD3.

Tiong Bahru Hainanese Boneless Chicken Rice
Ini adalah salah satu warung legendaris di pujasera Tiong Bahru Market. Sesuai namanya, kedai makan ini menyediakan nasi hainan dengan cita rasa gurih yang disajikan dengan potongan ayam. Ayamnya disajikan tanpa tulang dengan metode digoreng atau direbus. Dagingnya lembut dan bumbunya meresap sempurna.
Lokasi: Tiong Bahru Market, Lantai 2 Unit 82.

Hidangan carrot cake yang melegenda. Cita rasanya bikin ketagihan.

Heng Carrot Cake
Sempat tersorot kamera di film Crazy Rich Asians, kedai ini terletak di salah satu pujasera yang cukup populer di kalangan turis. Dioperasikan oleh sepasang suami istri, kedai ini menyajikan hidangan carrot cake khas Singapura dengan pilihan rasa: asin atau gurih-manis. Menariknya, carrott cake dibuat dadakan sebelum kedainya menerima pembeli pukul 18.
Lokasi: Newton Food Center, Unit 28

wisata kuliner singapura
Kwetiau dengan bumbu kecap yang menggugah selera.

Outram Park Fried Kway Teow Mee
Di pujasera tempatnya bernaung, Outram Park merupakan salah satu gerai dengan pengunjung terbanyak. Menunya hanya satu: kwetiau goreng. Di jam-jam makan antreannya bisa mengular dengan durasi menunggu minimum 30 menit.
Lokasi: Hong Lim Food Center, Lantai 2 Unit 17.

wisata kuliner singapura
Porsi paling mahal dari laksa ini disajikan dengan topping daging lobster.

Sungei Road Trishaw Laksa
Penjual laksa ini bersemayam di bawah atap yang sama dengan kedai kwetiau Outram Park. Digemari oleh para pencinta laksa, kedai ini menawarkan laksa mi dengan kuah yang tidak terlalu pekat. Tiap laksa disuguhkan dalam tiga pilihan porsi: kecil, sedang, dan besar. Menu paling mahal disajikan dengan topping daging lobster dan porsi yang royal.
Lokasi: Hong Lim Food Center, Lantai 2 Unit 66.


Tur Kopi di Jogja

$
0
0
Suasana kompetisi menyeduh kopi dengan teknik Aeropress di Kemari Coffee & Space.

Oleh Wiwik Mahdayani
Foto oleh Kurniadi Widodo

Melacak kedai Pak Rohmat yang menyempil di kawasan Menoreh, mobil saya terpaksa berhenti akibat terhadang proyek perbaikan jalan. Saya pun menelepon Pak Rohmat, dan beliau langsung menawarkan diri untuk menjemput saya menaiki sepeda motor, tanpa bertanya saya siapa, dari mana, dan mau beli kopi berapa cangkir. Orang ini mungkin layak diberi gelar barista paling baik hati. Walau kedainya sudah laris manis, dia tak segan memberi layanan ekstra kepada kliennya. Kehangatan sikapnya mendahului kehangatan kopinya.

Namanya Kedai Kopi Menoreh Pak Rohmat, tapi sang pemilik lebih suka menyebutnya “warung.” Alamatnya di Dusun Madigondo, sekitar 40 kilometer dari Bandara Adisutjipto. Perjalanan ke sini membawa saya menyusuri jalan berkelok di pinggang perbukitan dan menembus udara sejuk Kabupaten Kulon Progo.

“Warung saya buka setiap hari. Akhir pekan biasanya ramai. Kalau tidak pesan, kadang tidak dapat tempat,” kata Pak Rohmat. Lelaki paruh baya ini memperlakukan saya dengan santun layaknya kerabat yang sedang bertamu. Saya melihat sekeliling. Interior kedainya dibelah-belah sekat. Sebagian meja menyuguhkan pemandangan hutan dan kebun di sekitar. Tempat ngopi yang nyaman dan fotogenik.

“Ini kebetulan ada grup dari Madiun,” sambung Pak Rohmat seraya menunjuk sekelompok orang yang sedang mengobrol sambil menikmati camilan. “Banyak orang datang ke sini karena media sosial. Termasuk grup itu.”

Kedai sederhana ini lahir dari gagasan yang juga sederhana. Pak Rohmat semata ingin menyediakan wadah ngopi. Cara pandangnya itu baru bergeser usai mendapat bantuan modal dan pendampingan dari seorang pengusaha restoran di Kota Yogyakarta. Pak Rohmat perlahan sadar bahwa yang aset terpenting kedainya bukanlah cairan kafein, melainkan atmosfer pedesaan. “Sejak mendapat pendampingan, mulai dikunjungi oleh komunitas sepeda, rombongan motor gede, dan pengunjung situs religi yang terletak dekat sini,” jelasnya.

Kiri-kanan: Le Mindoni,kedai dengan fasad bergaya Eropa; susunan stoples berisi berbagai biji kopi di meja racik
Wikikopi, institusi pendidikan kopi yang berlokasi di lantai dua Pasar Kranggan.

Konsep menjual suasana guyub juga ditawarkan oleh Warung Kopi Merapi. Lokasinya, sesuai namanya, di kaki Gunung Merapi. Bak penghangat di tengah udara dingin, warung ini populer di kalangan turis. Kendati singgah di hari kerja, saya sulit mendapatkan meja.

Warung ini dirintis pada 2010, tapi bangunannya sempat hancur akibat erupsi hingga peresmiannya tertunda hingga 2012. Jaraknya dari kepundan memang hanya tujuh kilometer, menjadikannya salah satu warung dengan alamat paling berisiko di dunia. Warung Kopi Merapi juga tidak bergerak solo, melainkan bagian dari Desa Wisata Petung. Tur di sini dimulai dengan trekking di lereng, jalan-jalan di kebun kopi, kemudian ngopi di warung. Setidaknya begitu konsepnya. Belakangan, Warung Kopi Merapi justru lebih bersinar ketimbang desa wisatanya. Kecuali saat Gunung Merapi batuk-batuk, warung ini rutin disinggahi turis.

Warung Kopi Merapi dikelola oleh Pak Sumijo, aktor penting dalam bisnis kopi di lereng Merapi. Dia menjabat Ketua Koperasi Kebun Makmur, lembaga yang menaungi sekitar 800 petani dengan lahan tanam seluas 300 hektare. Sejarah tanaman kopi yang mereka budidayakan berakar pada zaman kolonial, tapi baru digarap intensif pada 1984, dimulai dengan varietas robusta, kemudian arabika.

Pak Sumijo dan Pak Rohmat adalah dua sampel sukses dari merekahnya bisnis kopi di Yogyakarta. Lama terkenal akan kampus dan senimannya, provinsi ini perlahan mulai tertera dalam peta kopi nasional. Kedai kopinya makin marak dan variatif. Sejumlah baristanya, sebut saja Qiqie Biant dan Firmansyah, mulai menapaki status selebriti. Iklim bisnis juga kian kondusif seiring meningkatnya apresiasi publik. Oktober tahun lalu misalnya, ajang Malioboro Coffee Night sukses memikat ribuan orang.

Seiring perkembangan itu, biji-biji lokal makin dikenal dan diminati. Selain memikat pelancong lewat warungnya yang fotogenik, Pak Sumijo dan Pak Rohmat rutin memasok kopi ke aneka kedai di kota melalui konsorsium petani. Yogyakarta memang sudah terjangkit demam third wave coffee movement, di mana salah satu cirinya adalah keberpihakan kepada petani lokal. Cobalah kunjungi sembarang kedai, maka hampir pasti kita akan menemukan kopi lokal dalam daftar menunya.

Kiri-kanan: Proses pembuatan kopi joss di Angkringan Lik Man, di mana arang dicemplungkan langsung ke cairan
kopi panas; Kasno, petani di lereng Merapi yang memproduksi kopi bubuk dan memasok banyak kedai di kota Yogyakarta.

Pak Kasno adalah figur sukses lain dari merekahnya budaya ngopi di sini. Petani di lereng Merapi ini sekarang kewalahan memenuhi permintaan pasar, baik dari kedai-kedai di kota maupun pembeli yang datang langsung ke rumahnya. “Saya tidak mau gara-gara orang mau beli, saya ambil dari orang lain,” jelas Pak Kasno tentang prinsip usahanya. “Kalau bukan kopi saya, tidak bisa saya jamin kualitasnya.”

Pak Kasno menanam kopi dengan sistem tumpang sari, praktik yang lumrah di Indonesia sebenarnya. Di tengah gerimis, dia mengajak saya blusukan di kebunnya, menerangkan perbedaan pohon robusta dan arabika, kemudian memasuki sebuah gudang yang dirakit dari bambu. “Ini full washed, itu honey,” katanya sembari menunjuk biji-biji olahan yang terserak di atas tepas.

Petani kopi di Yogyakarta memiliki skala produksi yang kecil, itu sebabnya mereka acap kesulitan memenuhi permintaan pasar. Berbeda dari Toraja atau Gayo yang mengoleksi perkebunan lapang dengan pasar ekspor yang gemuk, mayoritas kebun di Yogyakarta hanya berbentuk kaveling yang menyebar sporadis dan melayani segmen domestik. Menyiasati kondisi tersebut, setiap habis panen, Pak Kasno menyimpan persediaan kopi untuk memenuhi kebutuhan pelanggannya. “Seperti ini saya sudah bahagia. Sudah cukup untuk keluarga.”

Akan tetapi, meski pasokannya terbatas, kualitas kopi Yogyakarta cukup kompetitif. Banyak petani telah memahami proses produksi modern untuk meningkatkan nilai tambah komoditasnya. Beberapa dari mereka tidak lagi menjual biji semata, tapi juga bubuk kemasan siap seduh, termasuk Pak Kasno yang menjajakan bubuk bermerek Kopi Merapi Pak Kasno. “Dulu kopi dihargai murah karena dijual tanpa diproses,” kenangnya. “Sekarang harganya lebih baik karena sudah diolah menjadi siap minum.”

Baca juga: Secangkir Cerita Kopi BaliJogja Lautan Wayang

Kiri-kanan: Sisa-sisa panen padi di kaki Perbukitan Menoreh, kawasan yang mulai marak ditanami pohon kopi; Pak Rohmat, petani sekaligus pemilik Kedai Kopi Menoreh, tempat yang populer di daerah Kulon Progo.

Progres di tingkat hulu itu tidak lepas dari campur tangan para pelaku di hilir. Banyak pengusaha kedai menjalin koneksi langsung dengan produsen, bukan pemasok. Mereka mengutus grader untuk menemui para petani dan memesan biji olahan dengan standar yang spesifik. Dari proses itulah berlangsung transfer pengetahuan tentang proses pengolahan kopi.

Andry Mahardhika adalah contoh pelaku hilir yang menjalin kerja sama dengan para petani, termasuk Pak Kasno. Dia seorang roaster yang mengasuh Barista & Koffie Lovers (BKVR), komunitas penikmat kopi di Yogyakarta. “Tujuannya memajukan kopi di Jogja,” jelasnya tentang alasannya bermitra dengan petani.

Andry sudah 13 tahun menetap di Yogyakarta. Dia primbon yang cukup tebal untuk menggali dunia perkopian lokal. Katanya, per Maret 2017, Provinsi Yogyakarta mengoleksi 1.054 kedai kopi. Kendati demikian, lanjutnya, skena kopi di sini masih terbilang muda. Kedai baru menjamur dalam beberapa tahun terakhir. Sebelumnya, Yogyakarta praktis didominasi budaya minum teh dan wedang.

Sebagaimana yang berlangsung di daerah lain, pertumbuhan kedai kopi di Yogyakarta merupakan buah dari peningkatan daya beli, serta pertumbuhan populasi kaum kaya dan generasi muda yang melek tren. Data ekonomi memang memperlihatkan tingkat konsumsi di sini tumbuh signifikan. Bahkan, menurut BPS, ketimpangan pengeluaran warga Yogyakarta merupakan yang tertinggi di Indonesia pada 2017. Statistik itu pula yang menjelaskan kenapa Starbucks membuka cabangnya di sini. Di tempat di mana kita bisa makan enak bermodalkan Rp20.000, pemilik kedai harus yakin publik punya jatah jajan cukup royal untuk membeli kopi seharga Rp30.000 per cangkir.

Selain peningkatan daya beli, infiltrasi kultur kopi ke Yogyakarta juga diuntungkan oleh lanskap sosial yang kondusif. Kedai-kedai tak menghadapi resistensi. Budaya kongko sambil minum sudah lama dipraktikkan di angkringan atau lesehan. Setidaknya itulah yang saya pahami saat menyambangi SUA Coffee, salah satu tempat ngopi terpopuler di kota. Mengisi bekas garasi, SUA terasa intim. Sela antar-meja sedemikian sempit, sehingga saya bisa dengan mudah berinteraksi dengan tamulainnya. “SUA mengambil konsep dari kata ‘bersua.’ Ini meeting point. Kami ingin tak ada jarak antar-pengunjung,” jelas Woro Agustin, salah seorang pemiliknya.

SUA menyajikan kopi dari beragam daerah, termasuk bubuk asal Jakarta. Kedai ini berhasil menjala banyak pelanggan loyal. Berbagi ruang dengan sebuah distro, SUA juga tampil sebagai ruang kreatif yang atraktif. Bagi Woro, tantangan bisnis berikutnya adalah mengedukasi publik tentang tradisi ngopi yang cerdas. “Sekarang kopi banyak yang bagus dan berkarakter,” jelas Woro yang juga seorang jurnalis.

5 Buku Keluarga Petualang

$
0
0

Oleh Yusni Aziz

Home Grown – Ben Hewitt
Petualangan bisa dimulai di lingkungan terdekat, misalnya di sekitar rumah, tentu dengan syarat rumah Anda dikelilingi alam asri seperti kediaman milik Ben Hewitt. Setelah kedua anaknya lahir, dia menyulap tempat tinggalnya menjadi sekolah terbuka di mana rimba menjadi kelasnya dan alam menjadi gurunya.

One Year Off – David Elliot Cohen
David pernah terlibat di sekitar 70 proyek buku. Suatu hari, di tengah kesibukannya, dia mengambil cuti, melego rumahnya, lalu pergi bersama keluarganya selama 16 bulan. Tapi David sebenarnya cuti setengah hati. Terbukti dia masih menuliskan kisah perjalanannya.

360 Degrees Longitude – John Higham
Selama 52 minggu, John dan keluarganya berkelana melintasi 24 zona waktu. Dia bukan seorang jutawan. Liburan panjang keluarganya dipersiapkan selama lebih dari 10 tahun. Hikmahnya: keliling bumi bisa dilakukan siapa saja, asalkan rajin menabung.

Baca juga: 8 Buku Travel Pilihan PenulisWajah Buku Travel Kuno Buatan Indonesia

At Home in the World – Tsh Oxenreider
Selama sembilan bulan, Tsh dan keluarganya melawat banyak negara, termasuk Tiongkok, Thailand, Uganda, dan Sri Lanka. Dalam proses itu, ketiga anaknya tetap belajar dengan metode “world-schooling”: berkenalan dengan budaya dan manusia asing.

The Art of Free Travel – Patrick Jones & Meg Ulman
Bagi Komisi Perlindungan Anak, tur Patrick dan keluarganya terdengar mencemaskan: bersepeda 6.000 kilometer di timur Australia. Dalam tur itu, mereka mencoba kegiatan yang lazim dilakoni anggota Mapala, termasuk berburu dan menyantap daging satwa hasil tabrak lari.

Dipublikasikan perdana di majalah DestinAsian Indonesia edisi Oktober/Desember 2018 (“Waktunya Keluarga”)

Kota Layak Anak di Indonesia

$
0
0

Oleh Yusni Aziz

Tarif hotel, variasi atraksi wisata, dan kondisi keamanan adalah beberapa faktor yang lazim dipertimbangkan saat memilih destinasi liburan. Khusus orang tua dengan anak, sebenarnya ada satu lagi parameter yang bisa dirujuk: KLA.

Program Kabupaten/Kota Layak Anak (KLA) diluncurkan pada 2006 oleh Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak. Inisiatif ini bertujuan memobilisasi daerah-daerah di Indonesia guna melembagakan sistem yang bertujuan menegakkan hak anak untuk tumbuh, berkembang, serta dilindungi dari kekerasan. Sesuai UUD 1945, pemenuhan hak itu bukanlah tugas orang tua semata, tapi juga negara, termasuk para kepala daerah.

Saat dirintis pada 2006, KLA diuji coba hanya di lima daerah. Pada 2017, program ini telah mencakup 349 kabupaten dan kota, atau 68 persen dari total daerah tingkat II di Indonesia. Untuk mendapatkan stempel layak anak, tiap daerah wajib memenuhi 31 indikator yang meliputi antara lain hak sipil, hak kesehatan, pendidikan, kegiatan budaya, serta perlindungan dari kekerasan.

Tahun lalu, pemerintah memberikan sejumlah penghargaan kepada 126 daerah yang dianggap telah memperlihatkan progres positif dalam penegakan hak anak. Di antara mereka, Surabaya dan Surakarta sukses menyabet penghargaan di kategori tertinggi.

Inisiatif seperti Forum Anak dan Puskesmas Ramah Anak adalah sebagian alasan di balik kesuksesan Surakarta. SD Negeri Mangkubumen Lor No. 15 di kota ini juga diganjar penghargaan Sekolah Ramah Anak Terbaik Tingkat SD. Untuk Surabaya, kota yang rajin membangun sarana publik, penghargaan dilatari kesuksesannya menyediakan fasilitas ramah anak, termasuk 1.400 taman bacaan dan 39 titik Broadband Learning Center. Surabaya juga dipuji atas keberaniannya menutup lokalisasi Dolly demi mengatasi eksploitasi anak.

Baca juga: Destinasi Wisata Keluarga di Indonesia3 Resor Keluarga di Puncak

Sayangnya, di luar prestasi positif sejumlah daerah tadi, upaya penegakan hak anak sebenarnya masih menorehkan catatan suram di tingkat nasional. Pada 2017, Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) membukukan total 3.849 kasus pengaduan terkait pelanggaran hak anak, melonjak hampir 300 kasus dari tahun sebelumnya. Kota layak anak memang bermunculan, tapi pekerjaan rumah masih menumpuk untuk menggapai target Indonesia Layak Anak pada 2030.

Dipublikasikan perdana di majalah DestinAsian Indonesia edisi Oktober/Desember 2018 (“Waktunya Keluarga”)

4 Aktivitas Ramah Anak

$
0
0

Rancang Busana
Dari Lulu Lutfi Labibi hingga Diana Putri, Indonesia menyaksikan kemunculan sejumlah perancang muda dengan reputasi internasional. Bagi orang tua yang berharap putra atau putrinya mengikuti jejak mereka, MKLAV (mklav.id) menawarkan kelas rancang busana berdurasi sebulan khusus anak berusia enam hingga 10 tahun. Dalam empat sesi, peserta akan diajari cara membuat sketsa desain, mewarnai, memilih bahan, menjahit, juga mengenal terminologi dalam industry mode. Tawaran serupa datang dari Esmod Jakarta (esmodjakarta.com) yang membuka kursus untuk remaja berusiaminimum 12 tahun, serta Kids Holiday Program berisi kelas prakarya yang bergulir di pertengahan dan akhir tahun.

Seni
Selain dijejali galeri yang menjajakan karya perupa kondang, kawasan Kemang di Jakarta Selatan memiliki wadah untuk mencetak seniman: Ganara Art (ganara.art). Di sini, partisipan dengan usia termuda 18 bulan bisa mengikuti kelas melukis dan menggambar. Program seni untuk belia juga ditawarkan oleh dua museum di Jakarta. Museum Macan (museummacan.org) melatih tamu cilik menggambar dan merangkai instalasi mini di Children’s Art Space, sementara Museum Ciputra (ciputraartpreneur.com) menawarkan program akhir pekan mewarnai dan membuat boneka untuk anak berumur mulai dari tiga tahun.

Baca juga: Kota Layak Anak di IndonesiaDestinasi Wisata Keluarga di Indonesia

Kiri-kanan: Instalasi di Children’s Art Space Museum Macan; yoga khusus anak di Ubud Yoga Centre.

Yoga
Yoga bukan hanya untuk orang dewasa, tapi juga anak-anak. Saban Sabtu, Ubud Yoga Centre (ubudyogacentre.com) menawarkan kelas yoga untuk si kecil, lengkap dengan sesi meditasi dan pilates. Dalam sesi berdurasi 60 menit ini, buah hati Anda akan diajari postur asana dan dilatih memakai peralatan FlyHighYoga. Banyak hotel di Bali juga memiliki kelas yoga khusus anak. Conrad Bali (conradbali.com) menawarkan kelas gratis di kids club, begitu pula Sofitel Nusa Dua (sofitel.accorhotels.com). Penginapan berkonsep retret seperti Desa Seni (desaseni.com) memiliki paket berbayar untuk anak usia 10-17 tahun.

Selam
Mengoleksi alam bawah laut yang memukau, Indonesia adalah destinasi selam yang disegani di dunia, dan anak Anda bisa berkenalan dengan olahraga selam di banyak tempat. Di Bintan, operator Max’s Dive Centre di Nirwana Gardens Bintan (nirwanagardens.com) menawarkan kelas selam khusus anak. Aktivitas sejenis ditawarkan oleh banyak operator di Lombok, salah satunya Oceans 5 (oceans5dive.com) di Gili Air. Di Bali, kita bisa menemukannya di hampir setiap operator yang memiliki kolam renang, contohnya AquaMarine Diving (aquamarinediving.com) dan Blue Season Bali (baliocean.com). Kelas pemula yang lazim dinamai bubblemaker ini berlangsung dikolam dengan kedalaman dua meter.

Dipublikasikan perdana di majalah DestinAsian Indonesia edisi Oktober/Desember 2018 (“Waktunya Keluarga”).

Pusat Tren Gaya Hidup di Korea

$
0
0
Kerumunan orang di Garosugil, jalur belanja populer di Gangnam.

Oleh Cristian Rahadiansyah
Foto oleh Jun Michael Park

Apa rasanya hidup di kota madya berisi 2.000 klinik operasi plastik? Pertama, selalu ada orang rupawan yang bisa dilihat. Kedua, dan ini terpaut dengan yang pertama, kita mungkin akan sulit merasa cukup. Singgah di sebuah kedai gorengan di utara Gangnam, saya merasakan keduanya sekaligus.

Sembari mengunyah gochu twigim (cabai goreng berisi daging), saya melirik seorang pria di kanan saya. Ganteng, semampai, mulus kulitnya seperti porselen. Betapa tak adilnya dunia. Melirik ke arah kiri, ada seorang wanita yang kelewat cantik wajahnya hingga menyerupai hasil rekayasa Photoshop. Hidungnya seolah dipinjam dari Natalie Portman, sementara matanya dari Emma Stone.

“Itu hidungnya palsu,” celetuk teman saja, Ian Shin, pria asli Korea, usai menyadari saya terlalu khidmat melirik ke kiri. “Orang Korea tidak punya hidung seperti itu.” Saya kembali melirik wanita tadi, tapi kali ini sembari merenung: jangan-jangan hidungnya Natalie Portman sebenarnya dicetak di Gangnam?

Gangnam, satu dari 25 distrik di Seoul, terhampar di selatan Sungai Han. Dibandingkan sentra-sentra wisata utama Seoul, sebut saja Myeong-dong, Gangnam memang masih kalah populer, tapi bukan berarti tidak laris. Tawaran tempat ini rentan mendorong orang untuk datang diam-diam, baik atas alasan privasi ataupun gengsi.

Kiri-kanan: Mireuk Daebul, patung Buddha setinggi 23 meter di Kuil Bongeunsa; satu dari belasan Gangnamdol, patung beruang yang merepresentasikan bintang K-pop.

Di Asia, Gangnam tersohor sebagai pusat wisata medis, eufemisme untuk “bedah estetis.” Banyak gedung di sini dijejali klinik yang berkomitmen menghapus cela dari raga: bedah wajah, permak tubuh, sedot lemak, suntik botoks, juga dokter gigi yang melayani modifikasi rahang ketimbang tambal lubang. Beberapa klinik beroperasi 24 jam, setiap hari, bahkan di hari libur. “Gangnam memang masih kalah populer, tapi bukan berarti tidak laris. Tawaran tempat ini rentan mendorong orang untuk datang diam-diam, baik atas alasan privasi ataupun gengsi.”

Selain menawarkan solusi agar terlihat mirip bintang Korea, Gangnam membuka peluang untuk bertemu mereka. Mayoritas label dan studio K-pop bermarkas di sini. Di kantor-kantor mereka, hampir setiap hari kita bisa menyaksikan kaum remaja pengidap hallyu (“demam Korea”) mangkal berjam-jam demi melihat sang bintang pujaan. Dan Indonesia agaknya pasar yang diperhitungkan bagi kedua mimpi Korea tersebut. Memasuki kantor pusat informasi turis, yang berlokasi di seberang klinik operasi plastik, tamu akan disambut oleh poster boyband BTS dan zona medical tour yang mengusung slogan “we will make every effort to find your hidden beauty.” Tak paham siapa BTS dan prosedur mencari hidden beauty? Jangan khawatir. Penerjemah dan brosur dalam bahasa Indonesia tersedia.

Ini kunjungan perdana saya ke Gangnam. Seperti kebanyakan orang, saya mendengar namanya pertama kali dari Gangnam Style, lagu keluaran 2012 di mana video klipnya sudah diputar lebih dari tiga miliar kali di YouTube. Dalam lagu itu, Psy, penyanyi asal Gangnam, berbicara soal gaya hidup di distriknya yang glamor. Liriknya satir dan menggigit, tapi yang lebih menarik justru kisah di baliknya.

Gangnam sesungguhnya mengidap dua wajah yang kontradiktif. Ini distrik yang paling dibenci sekaligus dipuja di Seoul. Sebagian orang ingin menetap di sini; sebagian yang lain berharap menjauh darinya; sisanya berpura-pura punya rumah di sini. Gangnam jugalah pabrik kreatif dari beragam tren di Seoul. Apa yang dicetuskan di sini, mulai dari potongan rambut hingga desain kafe, lekas menular ke penjuru kota. Kendati begitu, tempat ini juga menjadi simbol masalah sosial. Bertanya tentang Gangnam kepada orang di luar Gangnam, besar kemungkinan mereka akan mengatakan distrik ini dihuni orang “tercantik” sekaligus “terburuk” di Seoul. Gangnam memang bukan cuma soal K-pop dan operasi plastik.

Kiri-kanan: Salah satu hidangan di Joo Ok, restoran kontemporer Korea yang memiliki satu bintang Michelin;
Jeannie Park, gadis lokal yang tampil modis saat berjalan-jalan di jalur belanja Garosugil.

Saya datang akhir Juni silam, persis di minggu pembuka musim hujan. Hotel saya menyempil hanya beberapa langkah di belakang Jalan Teheran. (Seoul dan Teheran berstatus sister cities.) Jalan raya ini lebar, panjang, lempeng seperti laser. Sejauh mata memandang, pencakar langit menjulang dan berbaris rapi bagaikan buku-buku di rak perpustakaan. Dari sini, Gangnam terlihat seperti kota vertikal yang dirangkai dari baja dan kaca.

Semua itu terasa kontras jika kita membuka riwayatnya. Gangnam sejatinya lahir dari masalah. Terlepas dari sosoknya yang menyilaukan, distrik berpopulasi setengah juta jiwa ini dirintis sebagai jawaban atas problem urbanisasi yang kian mendesak. Akhir 1970-an, Seoul, kota yang didiami separuh warga Korea, sudah kelewat padat, sesak, karena itu terpaksa melebar, termasuk ke sisi selatan Sungai Han. (Gangnam secara harfiah berarti “selatan sungai.”)

Bisa dibilang, Gangnam adalah permukiman besar dengan sejarah yang pendek. Kecuali makam raja dan Kuil Bongeunsa, semua yang berdiri di sini berusia kurang dari separuh abad. “Awalnya ini cuma kampung berisi sawah dan ladang,” kenang Ian, yang pernah menetap di Gangnam selama tujuh tahun dan memiliki sebuah flat di dekat hotel saya. “Saya pernah datang ke sini pada 1982 dan menemukan hanya jalan-jalan lebar dan beberapa apartemen.”

Baca juga: 8 Destinasi Wisata Favorit di Korea Selatan4 Restoran Korea Autentik di JakartaPusat Kuliner Lokal di Korea

Kiri-kanan: Starfield Library, perpustakaan berisi lebih dari 50.000 buku dan majalah di COEX Mall; Hwa-jeong Lee dan pacarnya di Garosugil.

Pertumbuhan distrik ini juga buah dari rekayasa urban. Di masa-masa awal, Gangnam tak dilirik. Guna mendorong orang sudi pindah ke sini, pemerintah memakai strategi “koersif.” Sejumlah sekolah, termasuk dua SMA terfavorit di Seoul, direlokasi ke Gangnam. Keputusan itu membuat banyak orang tua terpaksa ikut pindah. Sebab, sesuai regulasi pemerintah, domisili siswa dan sekolahnya haruslah sama. Di etape kedua, giliran sektor bisnis yang dirayu. Pada 1990-an, banyak perusahaan menancapkan kantornya di Gangnam. Bukan cuma label K-pop dan klinik bedah plastik, tak juga korporasi kakap sekaliber Samsung dan Google. Harga properti pun meroket, bahkan jauh melampaui harga Seoul belahan utara sungai. Satu unit Tower Palace, apartemen yang dilengkapi basement parkir sembilan lantai, dibanderol $3 juta. Dan itu bukan yang termahal. Merujuk laporan surat kabar Chosun Ilbo pada 2011, harga seluruh real estat di Gangnam dan sekitarnya setara 10 persen harga real estat di seantero Korea.

Mulanya diabaikan, Gangnam berubah jadi lahan yang diburu investor. Seiring itu, populasi orang sugih makin dominan, sampai-sampai tempat ini kerap disejajarkan dengan Beverly Hills. Dan sebagaimana Beverly Hills, ia kian tak terjangkau bagi banyak orang, walau di saat bersamaan justru memikat bagi turis. Didiami golongan kaya yang punya banyak waktu untuk diluangkan dan uang untuk dihamburkan, Gangnam giat melahirkan inovasi segar dan tren anyar—sebuah fenomena yang pernah dirangkum Psy dengan sempurna. Seoul adalah Ibu Kota Korea, sementara Gangnam, menurut Psy, “adalah Ibu Kota Seoul.”

Belanja adalah salah satu tawaran andalan Gangnam. Banyak rumah mode memiliki cabangnya di sini, termasuk Karl Lagerfeld yang membuka pop-up store di jalur belanja Garosugil. Satu pengalaman belanja yang atraktif saya temukan di Pierrot, toserba yang menganut aliran “dekonstruktif” dalam penataan barang. Interiornya seolah baru diguncang gempa. Beragam dagangan mulai dari tas Prada, celana Marvel, hingga kembang api disebar serampangan. Tak usah bertanya kepada staf toko saat melacak barang. Seperti tertulis di punggung seragam mereka: “Kami juga tidak tahu di mana lokasinya.”

Berwisata di Gangnam kadang berarti menikmati banyak hal yang tak ada di bagian lain Seoul, bahkan bisa jadi di negara lain. Kita bisa membaca di perpustakaan terbesar di Korea atau kongko di kafe-kafe tempat syuting film. Bergeser ke arah timur, kita bisa menyantap macaroon berhiaskan lukisan Van Gogh dan mendaki gedung terjangkung di Negeri Ginseng.

Kiri-kanan: Koki Joo Ok, Shin Chang-ho, di muka restorannya; patung goyang Gangnam yang ditujukan untuk menghormati Psy, penyanyi asli lokal yang membuat distrik ini terkenal di panggung dunia.

Kendati begitu, seperti sudah saya singgung di awal, Gangnam punya sisi gelapnya sendiri. Contohnya prostitusi. Di Seoul, ini mungkin daerah yang paling mendekati istilah “red light district,” walau patut dicatat di sini tidak ada zona rumah bordil seperti di Amsterdam. “Ini kiblatnya prostitusi di Seoul,” jelas seorang sopir taksi, sembari menunjukkan sebuah gedung penuh neon berisi ruang karaoke mesum, persis di samping kedai Starbucks.

Problem prostitusi sudah lama memusingkan aparat, juga tentu saja kaum istri. Bisnis ini sulit diberantas, mungkin karena pasarnya sangat gemuk. Merujuk hasil survei pemerintah pada tahun lalu, setengah pria di Korea pernah membayar jasa PSK. Dan bisnis ini agaknya mulai merambah segmen asing. Dulu, PSK hanya melayani orang lokal. Mungkin akibat tekanan ekonomi, mereka terpaksa memperluas basis konsumen. Suatu malam, saat saya berjalan kembali ke hotel, seorang germo menawarkan jasa pijat “happy ending.”

Masalah lain Gangnam adalah kemiskinan. Meski sosoknya bakir, Beverly Hills versi Korea ini ternyata menyimpan permukiman kumuh. Menaiki bus menuju selatan distrik, saya singgah di Desa Guryong. Di gerbangnya terbentang spanduk-spanduk protes bertuliskan antara lain “menolak pindah” dan “penuhi tuntutan kompensasi.” Merujuk info di internet, Guryong dihuni lebih dari 2.000 jiwa. Mereka mendiami bedeng-bedeng reyot di kaki bukit, terpisah hanya beberapa puluh meter dari apartemen-apartemen ultra-mahal. Di peta wisata resmi, permukiman ini disamarkan dengan nama “Real Estate of Guryong Village.” Di media asing, ia dijuluki “the last shanty town in Gangnam.”

Memasuki Guryong, saya mula-mulanya melewati instalasi daur ulang sampah. Menembus kampung lebih jauh, kabel dan pipa gas berseliweran. Banyak bedeng dilengkapi antena parabola, sebagian memiliki halaman parkir berisi antara lain Toyota Camry dan BMW seri lima. Ini kampung kumuh versi negara maju. Jangan bandingkan dengan standar Jakarta.

Viewing all 1032 articles
Browse latest View live