Mengunjungi dan mendokumentasikan candi-candi di Jawa Tengah dan Yogyakarta.
Oleh Putu Sayoga
Layaknya sebuah artefak, candi memang telah membeku dan membatu. Tapi sebagai sebuah topik dokumentasi, ia sejatinya masih mendedahkan cerita. Candi berbicara tentang masa lalu, tentang peradaban yang lampau, tentang khazanah arsitektur, juga timbul-tenggelamnya kekuasaan.
Dan candi-candi baru masih “bermunculan.” Pada 2009, Véronique Degroot, peneliti dari Universitas Leiden, pernah mencatat 289 situs yang (pernah atau masih) dihuni candi di Jawa Tengah dan Yogyakarta. Tak lama setelah penelitiannya rampung, sebuah candi secara tak sengaja ditemukan di Magelang oleh seorang pekerja kebun salak saat tengah menggali parit. Dari peristiwa itu, kita pun disuguhkan cerita baru. Candi bagaikan buku sejarah yang belum tuntas kita baca.
Dokumentasi saya atas beberapa candi di Jawa Tengah dan Yogyakarta ini berlangsung sejak awal Oktober 2015. Untuk tahap awal, fokus saya adalah kawasan Sleman dan Klaten. Proyek ini saya beri tajuk The Land of Ancient Temples. Terinspirasi laporan-laporan arkeologi di zaman penjajahan Belanda, saya memotret memakai aplikasi Hipstamatic di iPhone dengan harapan bisa memberikan presentasi visual yang terkesan “lawas” dan “historis.”
Dua candi yang paling masyhur di Jawa Tengah dan Yogyakarta tentu saja Borobudur dan Prambanan. Keduanya sudah ditetapkan sebagai Situs Warisan Dunia oleh UNESCO. Namun di luar keduanya sebenarnya ada banyak candi lain yang kurang dikenal publik dan tak kalah menarik untuk dikunjungi.
Ekspedisi saya dimulai dengan mengunjungi Candi Sari yang bersemayam di Dusun Bendan. Candi Sari, yang lazim dikenal dengan nama Candi Bendan, merupakan candi Buddha yang dirakit pada abad ke-8 sebagai asrama biksu. Saat saya datang, hanya ada dua turis asing yang berkunjung.
Dari Candi Sari, saya meluncur selama 10 menit menuju Candi Kalasan yang juga dikenal dengan Candi Kalibening karena letaknya di Desa Kalibening. Candi ini tidak sulit dilacak berhubung lokasinya sangat dekat dari jalan raya yang menghubungkan Yogyakarta dan Solo. Candi Buddha ini diperkirakan dibangun pada abad ke-8 oleh Wangsa Sailendra sebagai tempat pemujaan untuk Dewi Tara. >>>